5 Obat Hati yang Lalai – Syaikh Abdurrazzaq al-Badr #NasehatUlama

Menjaga kebersihan hati merupakan perkara yang sangat penting. Sebab hati menjadi penentu baik buruknya anggota badan lainnya. Salah satu penyakit hati yang kerap menghinggapi seorang hamba yaitu hati yang lalai. Apa obat untuk hati yang lalai?

Penanya ini berkata: Ahsanallahu ilaikum,
bagaimana seseorang dapat terbebas dari kelalaian…
yang menimpa hatinya?
Kelalaian merupakan penyakit berbahaya,
Jika seseorang tertimpa kelalaian, maka akan menghalanginya dari…
banyak kebaikan, dan menenggelamkannya ke dalam perbuatan tercela.
Hal ini karena kelalaian merupakan salah satu penyakit…
yang dapat menimpa manusia.
Dan untuk menyingkirkan kelalaian dan selamat darinya…
seorang hamba harus memperhatikan banyak perkara.
PERTAMA:
Di antaranya adalah dengan mengusahakan diri untuk memperbanyak zikir kepada Allah.
Memperbanyak zikir kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala,
karena berzikir kepada Allah Jalla wa ‘Ala merupakan obat bagi hati…
dari penyakit ini dan penyakit lainnya,
serta obat bagi jiwa.
Maka hendaklah ia memperbanyak zikir kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala,
dan mengusahakan diri untuk memperbanyak zikir kepada Allah.
KEDUA:
Kemudian dia juga harus memberi perhatian besar pada doa,
serta benar-benar tunduk dan menghadap kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala,
agar Allah menghilangkan kelalaian dari hatinya,
dan menyelamatkan hatinya dari penyakit ini,
atau dari penyakit dan musibah ini.
KETIGA:
Dan yang ketiga,
hendaklah ia memberi perhatian besar pada ilmu yang bermanfaat,
karena ilmu yang bermanfaat yang bersumber…
dari kitabullah dan sunnah nabi-Nya shallallahu ‘alaihi wasallam, mengandung manfaat besar…
bagi hati, dan obat bagi sanubari.
KEEMPAT:
Kemudian yang ketiga; oh yang keempat;
hendaklah ia bersahabat dengan orang-orang baik,
serta yang cerdas hati dan shaleh.
Hendaklah ia menekan dan mengharuskan hawa nafsunya untuk bersahabat dengan mereka.
Hal ini karena seseorang akan mempengaruhi sahabatnya. Dan ini pasti.
KETIGA:
Lalu yang kelima dan terakhir; hendaklah ia menutup celah-celah…
yang dapat menjerumuskan seseorang ke dalam kelalaian.
Dan betapa banyaknya celah tersebut; terlebih lagi di zaman ini.
Celah-celah yang dapat mengantarkan seseorang ke dalam kelalaian…
harus ia tutup.
Dan janganlah ia menjadikan pintu-pintunya terbuka untuknya…
sehingga ia dapat tertimpa kerusakan ini dan terkena penyakit ini.
Dan jalan-jalan kelalaian di zaman kita…
sangatlah banyak.
Dan yang menimpa banyak orang…
seperti sibuk di depan channel siaran,
di depan jaringan internet,
dan menonton situs-situs yang penuh dengan fitnah,
syubhat-syubhat,
dan syahwat serta perkara yang membangkitkan nafsu yang haram,
dan perbuatan-perbuatan keji.
Jika seseorang duduk dan menyaksikan tontonan itu dengan matanya,
dan mendengar dengan telinganya hal-hal hina itu…
maka yang akan hinggap ke dalam hatinya adalah kelalaian,
yang akan sampai ke dalam hati adalah kelalaian.
Maka hendaklah ia menutup celah-celah itu…
agar ia dapat selamat…
dengan izin Allah Tabaraka wa Ta’ala. Demikian.

***

يَقُولُ هَذَا السَّائِلُ أَحْسَنَ اللهُ إِلَيْكُمْ
كَيْفَ يَسْتَطِيعُ الْإِنْسَانُ التَّخَلُّصَ مِنَ الْغَفْلَةِ
الَّتِي تَعْتَرِي الْقَلْبَ؟
الْغَفْلَةُ دَاءٌ خَطِيْرٌ
إِذَا ابْتُلِيَ بِهِ الْإِنْسَانُ حَجَزَتْهُ عَنْ
الْخَيْرَاتِ وَغَمَسَتْهُ فِي الرَّذَائِلِ
فَالْغَفْلَةُ آفَةٌ مِنَ الْآفَاتِ
الَّتِي يُصَابُ بِهَا الْإِنْسَانُ
وَزَوَالُ الْغَفْلَةِ وَالسَّلَامَةُ مِنْهَا
يَحْتَاجُ مِنَ الْعَبْدِ أَنْ يَعْتَنِيَ بِأُمُورٍ عَدِيدَةٍ
مِنْ هَذِهِ الْأُمُورِ أَنْ يُجَاهِدَ نَفْسَهُ عَلَى الْإِكْثَارِ مِنْ ذِكْرِ اللهِ
عَلَى الْإِكْثَارِ مِنْ ذِكْرِ اللهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى
فَإِنَّ ذِكْرَ اللهِ جَلَّ وَعَلَا شِفَاءُ الْقُلُوبِ
مِنْ هَذَا السَّقَمِ وَغَيْرِهِ مِنَ الْأَسْقَامِ
وَدَوَاءٌ لِلنُّفُوسِ
فَلْيُكْثِرْ مِنْ ذِكْرِ اللهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى
وَلْيُجَاهِدْ نَفْسَهُ عَلَى الْإِكْثَارِ مِنْ ذِكْرِ اللهِ
ثُمَّ عَلَيْهِ أَنْ يَعْتَنِيَ بِالدُّعَاءِ
وَحُسْنِ الضَّرَاعَةِ وَالتَّوَجُّهِ إِلَى اللهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى
بِأَنْ يُزِيحَ عَنْ قَلْبِهِ غَفْلَتَهُ
وَأَنْ يُسَلِّمَ قَلْبَهُ مِنْ هَذَا الْوَبَاءِ
أَوْ هَذَا الدَّاءِ وَالْبَلَاءِ
ثُمَّ ثَالِثًا
لِيَعْتَنِيَ بِالْعِلْمِ النَّافِعِ
فَإِنَّ الْعُلُومَ النَّافِعَةَ الْمُسْتَمَدَّةَ
مِنْ كِتَابِ اللهِ وَسُنَّةِ نَبِيِّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِيهَا نَفْعٌ عَظِيْمٌ
لِلْقُلُوبِ وَشِفَاءٌ لِلصُّدُوْرِ
ثُمَّ ثَالِثًا أَوْ رَابِعًا
عَلَيْهِ بِمُجَالَسَةِ أَهْلِ الْخَيْرِ
وَالنُّبْلِ وَالصَّلَاحِ
وَلْيَحْبِسْ نَفْسَهُ وَيُلْزِمْهَا بِمُجَالَسَتِهِمْ
فَإِنَّ الْجَلِيسَ مُؤَثِّرٌ فِي جَلِيسِهِ وَلَا بُدَّ
ثُمّ خَامِسًا وَأَخِيْرًا لِيُغْلِقْ الْمَنَافِذَ
الَّتِي تُوْصِلُ بِالْإِنْسَانِ إِلَى الْغَفْلَةِ
وَمَا أَكْثَرَهَا وَلَا سِيَّمَا فِي هَذَا الزَّمَانِ
فَالْمَنَافِذُ الَّتِي تَصِلُ بِالْإِنْسَانِ إِلَى الْغَفْلَةِ
عَلَيْهِ أَنْ يُغْلِقَهَا
وَلَا يَجْعَلُ أَبْوَابَهَا مَفْتُوْحَةً عَلَيْهِ
فَيُصَابُ بِهَذَا الْعَطَبِ وَيُبْتَلَى بِهَذَا الدَّاءِ
وَمَنَافِذُ الْغَفْلَةِ فِي زَمَانِنَا
كَثِيرَةٌ جِدًّا
وَمَا يُبْتَلَى بِهِ كَثِيْرٌ مِنَ النَّاسِ
بِالْجُلُوسِ أَمَامَ الْقَنَوَاتِ الْفَضَائِيَّةِ
وَأَمَامَ الشَّبَكَةِ الْعَنْكَبُوْتِيَّةِ
وَمُشَاهَدَةِ الْمَوَاقِعِ الْمَوْبُوْءَةِ الْمَلِيْئَةِ بِالْفِتَنِ
وَالشُّبُهَاتِ
وَالشَّهَوَاتِ وَالْمُثِيرَةِ لِلْغَرَائِزِ الْمُحَرَّمَةِ
وَالْفَوَاحِشِ
إِذَا جَلَسَ الْإِنْسَانُ يُشَاهِدُ بِعَيْنِهِ تِلْكَ الْمَنَاظِرَ
وَيَسْمَعُ بِأُذُنِهِ تِلْكَ الْمَخَازِيَ
الَّذِي يَصِلُ إِلَى الْقَلْبِ هُوَ الْغَفْلَةُ
الَّذِي يَصِلُ إِلَى الْقَلْبِ هُوَ الْغَفْلَةُ
فَعَلَيْهِ أَنْ يُغْلِقَ الْمَنَافِذَ
حَتَّى يَسْلَمَ
بِإِذْنِ اللهِ تَبَارَكَ وَتَعَالَى . نَعَم