Dua Waktu Mustajab Berdoa 5X Sehari – Syaikh Abdurrazzaq al-Badr #NasehatUlama

Waktu-waktu mustajab merupakan hal yang sangat penting agar doa kita lebih mudah untuk dikabulkan. Kapan waktu mustajab untuk berdoa? Ada banyak waktu mustajab yang dapat kita manfaatkan untuk berdoa. Sayangnya banyak di antara manusia yang tidak mengetahui waktu-waktu penting tersebut.

Dan beliau berkata, “Dan ketika azan, dan ketika azan.”
Ketika azan maksudnya selepas azan langsung,
dan ini adalah waktu yang tepat untuk sungguh-sungguh dalam berdoa.
Dan setelah itu beliau menyebutkan waktu ketiga, yaitu waktu antara azan dan iqamah.
Beliau menyebutkan dua waktu yaitu: (1) Langsung seketika setelah azan. (2) Antara azan dan iqamah.
Dan keduanya merupakan waktu yang sangat agung untuk terkabulnya doa.
Adapun waktu setelah azan langsung, berdasarkan hadis Abdullah bin Amr dalam Sunan Abu Dawud,
bahwa ada seseorang berkata kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
Wahai Rasulullah, para muazin telah mengungguli kami.
Mereka mengalahkan kami dalam amal kebaikan.
Mereka mengumpulkan pahala yang teramat banyak, “Para muazin telah mengungguli kami.”
Ini adalah bentuk berlomba dalam kebaikan dan kesungguhan dan keseriusan mereka terhadap kebaikan.
Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Ketika kau mendengarkan muazin mengumandangkan azan, …
… maka ucapkanlah sebagaimana yang muazin ucapkan, …
… dan apabila sudah selesai, mintalah niscaya akan diberi.”
Jika telah selesai, ucapkan seperti apa yang diucapkan muazin dan jika Anda telah selesai,
mintalah niscaya akan diberi, maka perhatikanlah keterkaitan ini:
Mendengar azan, sembari mengucapkan seperti apa yang diucapkan muazin,
kemudian melakukan apa yang dianjurkan dalam sunah,
bershalawat atas Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
lalu memohonkan kedudukan yang mulia kepada Allah untuk beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam
seketika setelah itu terbuka bagi Anda pintu untuk berdoa, terbuka bagi Anda pintu untuk berdoa,
yang waktu itu merupakan waktu yang mulia dan sangat tepat agar doa Anda dikabulkan.
Anda telah mendengar azan, inilah perantara menuju doa Anda, kemudian Anda bershalawat atas Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu Anda memohon kepada Allah untuk beliau ‘alaihis shalatu was salam
kedudukan yang mulia, setelah itu jangan berhenti!
(Kemudian langsung setelah itu) berdoalah kepada Allah dan bersungguh-sungguhlah dalam berdoa untuk meminta kepada Allah apa saja yang Anda mau
karena doa pada waktu itu mustajab.
Waktu ketiga adalah waktu antara azan dan iqamah, terdapat hadis dalam kitab Sunan,
dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwasanya beliau bersabda
Doa antara azan dan iqamah tidak akan tertolak. (HR. Abu Dawud)
Oleh sebab itu, waktu antara azan dan iqamah inilah seharusnya memperbanyak doa.
Inilah waktu untuk memperbanyak doa dan seorang hamba harus menyempatkan diri bermunajat
kepada Allah yang Maha Suci lagi Maha Tinggi dan meminta kepada-Nya yang Maha Mulia ketinggian-Nya.

***

قَالَ وَعِنْدَ الْأَذَانِ وَعِنْدَ الْأَذَانِ
عِنْدَ الْأَذَانِ أَيْ بُعَيدَ الْأَذَانِ مُبَاشَرَةً
وَهَذَا وَقْتٌ عَظِيمٌ فِي تَحَرِّي الدُّعَاءِ
وَذَكَرَ بَعْدَهُ الْمَوْضِعَ الثَّالِثَ بَيْنَ الْأَذَانِ وَالْإِقَامَةِ
ذَكَرَهُمَا مَوْضِعَيْنِ بَعْدَ الْأَذَانِ مُبَاشِرَةً وَبَيْنَ الْأَذَانِ وَالْإِقَامَةِ
وَكِلَاهُمَا وَقْتَانِ عَظِيمَانِ لِإِجَابَةِ الدُّعَاءِ
أَمَّا الَّذِي بَعْدَ الأَدَانِ مُبَاشَرَةً فَهَذَا دَلَّ عَلَيْهِ حَدِيثُ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو فِي سُنَنِ أَبِي دَاوُدَ
أَنَّ رَجُلًا قَالَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيه وَسَلَّمَ
يَا رَسُولَ اللهِ إِنَّ الْمُؤَذِّنِينَ يَفْضُلُونَنَا
سَبَقُونَا بِالْفَضْلِ
حَازُوا فَضِيلَةً عَظِيمَةً إِنَّ الْمُؤَذِّنِينَ يَفْضُلُونَنَا
هَذَا مِنَ التَّنَافُسِ فِي الْخَيْرِ وَحِرْصِهِمْ وَحِرْصُهُمْ عَلَى الْخَيْرِ
فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
إِذَا سَمِعْتَ الْمُؤَذِّنَ
فَقُلْ مِثْلَ مَا يَقُولُ
فَإِذَا انْتَهَيْتَ سَلْ تُعْطَهُ
إِذَا انْتَهَيْتَ قُلْ مِثْلَ مَا يَقُولُ إِذَا انْتَهَيْتَ
سَلْ تُعْطَهُ فَلَاحِظْ هَذَا الْاِرْتِبَاطَ
بِسَمَاعِ الْأَذَانِ وَأَنْ تَقُولَ مِثْلَ مَا يَقُولُ الْمُؤَذِّنُ
ثُمَّ تَأْتِي مَا جَاءَتْ بِهِ السُّنَّةُ
الصَّلاَةُ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيه وَسَلَّمُ
ثُمَّ سُؤَالَ اللهَ الْوَسِيلَةَ لَهُ عَلَيْهِ الصَّلاَةُ وَالسَّلَامُ
ثُمَّ انْفَتَحَ لَكَ بَابُ الدُّعَاءِ انْفَتَحَ لَكَ بَابُ الدُّعَاءِ
وَهُوَ وَقْتٌ عَظِيمٌ حَرِيٌّ بِأَنْ يُجَابَ دُعَائُكَ فِيهِ
سَمِعْتَ الْأَذَانَ هَذِهِ وَسَائِلُ بَيْنَ يَدَيْ دُعَائِكَ صَلَّيْتَ عَلَى النَّبِيِّ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَأَلْتَ اللهَ لَهُ عَلَيْهِ الصَّلاَةُ وَالسّلامُ
الْوَسِيلَةَ بَعْدَ هَذَا لَا تَقِفْ
اُدْعُ اللهَ وَتَحَرَّ مِنَ الدُّعَاءِ مَا شِئْتَ
لِاَنَّ الدُّعَاءَ حِينَئِذٍ مُسْتَجَابٌ
الْمَوْطِنُ الثَّالِثُ بَيْنَ الْأَذَانِ وَالْإِقَامَةِ جَاءَ فِي السُّنَنِ
عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ
لَا يُرَدُّ الدُّعَاءُ بَيْنَ الْأَذَانِ وَالْإِقَامَةِ – رَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ
وَلِهَذَا هَذَا الْوَقْتُ الَّذِي هُوَ بَيْنَ الْأَذَانِ وَالْإِقَامَةِ وَقْتٌ يَنْبَغِي أَنْ يُسْتَكْثَرَ فِيهِ مِنَ الدُّعَاءِ
أَنْ يُسْتَكْثَرَ فِيهِ مِنَ الدُّعَاءِ وَأَنْ يَجْعَلَ الْعَبْدُ لِنَفْسِهِ فِيه نَصِيبًا مِنْ دُعَاءِ
اللهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى وَسُؤَالِهِ جَلَّ فِي عُلَاهُ