Inspirasi dari Laki-laki Indonesia yang Tak Terlupakan – Syaikh Abdurrazzaq al-Badr

Bagi seorang muslim, shalat merupakan kewajiban yang sangat penting. Dalam perkara ibadah, shalat merupakan amalan yang pertama kali dihisab pada hari Kiamat kelak. Dan orang yang shalatnya baik akan memetik hasilnya yang baik pula. Sedangkan orang yang shalatnya rusak, ia akan merugi. Maka seberapa besar perhatian kita terhadap shalat?

Satu faedah yang aku dapatkan di masjid ini, dari seorang lelaki Indonesia.
Dia belum pernah berbicara denganku dan aku juga belum berbicara dengannya,
namun dia memberikan aku sebuah faedah yang sudah dua puluh lima tahun lebih
belum aku lupakan dalam hidupku.
Dan ini adalah faedah yang sangat berharga, dahulu ketika salat didirikan di masjid ini,
di sepuluh hari terakhir bulan Ramadan, ketika orang-orang salat tahajud di sepertiga malam yang terakhir.
Orang-orang salat dengan lima kali salam.
Sebelum salam pertama, sang imam membaca satu juz penuh;
rakaat pertama setengah juz dan rakaat kedua juga setengah juz.
Dan sebelum salam kedua, sang imam juga membaca satu juz penuh;
rakaat pertama setengah juz dan rakaat kedua juga setengah juz.
Dan pada tiga salam yang tersisa, setiap sebelum salam membaca setengah juz;
yang masing-masing rakaat seperempat juz, seperempat kemudian seperempat.
Jadi dalam semalam membaca tiga setengah juz, membaca tiga setengah juz
dikerjakan dalam salat tahajud, di penghujung malam.
Dan lelaki Indonesia ini, salah satu kakinya buntung.
Aku tidak ingat apakah yang kiri atau yang kanan, tapi kakinya buntung dari lutut.
Jadi dia datang ke masjid dengan menggunakan apa yang kita sebut dengan tongkat siku,
semacam tongkat yang dikaitkan di siku sebagai alat bantu jalan dengan satu kaki.
Dan kala itu dia salat di depanku, tepat dia berdiri di depanku.
Dan dia ikut tahajud secara sempurna dari awal hingga selesai.
Aku lihat dengan mata kepalaku sendiri, aku melihat sendiri secara langsung,
dia berdiri dengan satu kaki tanpa tongkatnya, tidak pakai tongkatnya.
Aku tidak berkata bahwa seseorang bercerita kepadaku, ini kalian dengarkan dariku, aku melihatnya sendiri
tepat di depanku, langsung, tidak ada seorangpun di antara aku dan dia.
Dia menyempurnakan salatnya, tiga setengah juz dengan satu kaki.
Dan dia bangkit dengan sangat hati-hati hingga bisa berdiri dan menegakkan badannya dengan satu kaki,
dan terus berdiri menunaikan salat dengan satu kaki.
Sedangkan di jalan, ada banyak orang yang memiliki dua kaki dan kaki-kaki mereka sehat dan kuat,
namun tidak mampu melakukan amalan ini.

***

فَائِدَةٌ اسْتَفَدْتُهَا فِي هَذَا الْمَسْجِدِ مِنْ رَجُلٍ أَنْدَنُوسِيٍّ
لَمْ يُكَلِّمْنِي وَلَمْ أَتَكَلَّمْ مَعَهُ
لَكِنَّهُ أَفَادَنِي فَائِدَةً لَهَا أَكْثَرُ مِنْ خَمْسٍ وَعِشْرِينَ سَنَةً
لَا أَنَسَاهَا مَا أَحْيَيْتُ
وَهِي فَائِدَةٌ مِنْ أَنْفَسِ الْفَوَائِدِ وَكَانَتِ الصَّلَاةُ فِي هَذَا الْمَسْجِدِ
فِي الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضانَ عِنْدَمَا يَتَهَجَّدُونَ فِي الثُّلُثِ الأَخِيرِ مِنَ اللَّيْلِ
كَانُوا يُصَلُّونَ خَمْسَ تَسْلِيمَاتٍ
التَّسْلِيمَةُ الْأُوْلَى يَقْرَأُ فِيهَا الْإِمَامُ جُزْءً كَامِلاً
الرَّكْعَةُ الْأُوْلَى نِصْفُ الْجُزْءِ وَالرَّكْعَةُ الثَّانِيَةُ نِصْفُ الْجُزْءِ
ثُمَّ التَّسْلِيمَةُ الثَّانِيَةُ يَقْرَأُ الْإِمَامُ جُزْءً كَامِلًا
الرَّكْعَةُ الْأُوْلَى نِصْفُ الْجُزْءِ وَالرَّكْعَةُ الثَّانِيَةُ نِصْفُ الْجُزْءِ
ثُمَّ تَسْلِيمَاتُ الثَلَاثَةُ الْبَوَاقِي فِي كُلِّ تَسْلِيمَةٍ نِصْفُ الْجُزْءِ
مَقْسُومَةٌ رُبُعَيْنِ رُبُعٌ وَرُبُعٌ
فَيَكُونُ فِي اللَّيْلَةِ ثَلَاثَةُ أَجْزَاءٍ وَالنِّصْفُ ثَلَاثَةُ أَجْزَاءٍ وَالنِّصْفُ
يُصَلَّى فِي التَّهَجُّدِ فِي آخِرِ اللَّيْلِ
فَكَانَ هَذَا الرَّجُلُ الْأَنْدَنُوسِيِّ إِحْدَى رِجْلَيْهِ مَقْطُوعَةً
لَا اَذْكُرُ الْيُمْنَى أَوِ الْيُسْرَى مَقْطُوعَةٌ مِنْ عِنْدِ الرُّكْبَةِ
وَكَانَ يَأْتِي إِلَى الْمَسْجِدِ بِ….نُسَمِّيهَا المَغَازِلَ
الْعُصِيُّ الَّتِي تُوضَعُ فِي الْعَضُدِ وَيَمْشِي عَلَيْهَا بِرِجْلٍ وَاحِدَةٍ
وَمَرَّةً صَلَّى أَمَامِيْ تَمَامًا كَانَ أَمَامِيْ تَمَامًا
فَصَلَّى التَّهَجُّدَ كُلَّهُ كَامِلًا مِنْ أَوَّلِهِ إِلَى آخِرِهِ
رَأْيَ الْعَيْنِ أَنَا بِنَفْسِيْ رَأَيْتُهُ
عَلَى قَدَمٍ وَاحِدَةٍ بِدُونِ الْعُصِيِّ بِدُونِ الْعُصِيِّ
لَا أَقُولُ أَحَدٌ حَدَّثَنِيْ هَذَا تَرْوُونَ عَنِّيْ أَنَا عَيْنِيْ رَأَتْهُ
أَمَامِيْ مُبَاشَرَةً لَمْ يَكُنْ بَيْنِيْ وَبَيْنَهُ أَحَدٌ
فَصَّلَاهَا كَامِلَةً ثَلَاثَةَ أَجْزَاءٍ وَالنِّصْفَ عَلَى قَدَمٍ وَاحِدَةٍ
وَكَانَ يَعْنِي يَنْهَضُ بِحَذَرٍ حَتَّى يَقُومَ وَيُثَبِّتَ نَفْسَهُ عَلَى قَدَمٍ وَاحِدَةٍ
وَيَقِفُ مُسْتَمِرًّا عَلَى قَدَمٍ وَاحِدَةٍ يُصَلِّي
وَفِي الشَّارِعِ مَنْ لَهُمْ قَدَمَيْنِ كَثِيرُونَ وَأَقْدَامٌ صَحِيحَةٌ وَنَشِيطَةٌ
وَمَحْرُومِيْنَ مِنْهَا