Menang Debat Belum Tentu Benar! – Syaikh Abdurrazzaq Al-Badr #NasehatUlama

Suka debat adalah perkara yang harus kita hindari. Sebab ilmu agama bukan berdasarkan hasil debat. Ilmu agama adalah yang berasal dari al-Qur’an dan as-sunnah. Maka tidak dibenarkan bagi seorang muslim menjalankan agama dengan dasar hasil perdebatan.

Sebagian orang, menjadikan rujukannya dalam agama
adalah kritik, debat, dan perselisihan.
Padahal para salaf—semoga Allah merahmati mereka—dahulu telah berkata,
Barang siapa menjadikan agamanya sebagai bahan perdebatan, akan sering berubah-ubah.
Maksudnya, orang yang membangun agamanya di atas kritik dan perdebatan,
Anda dapati dia sering berubah, dari perkataan satu ke yang lainnya,
pendapat satu ke lainnya, dan pemikiran satu ke yang lainnya,
sehingga tidak ada konsistensi dalam dirinya.
Oleh sebab itu, imam Malik—semoga Allah merahmatinya—berkata,
“Apakah setiap kali datang kepada kita orang yang lebih lihai berdebat dari orang lain,
—yakni yang lebih pandai dalam berdebat daripada yang lain— kemudian kita tinggalkan Alquran dan Sunah karena kelihaian debatnya?”
“Apakah setiap kali datang kepada kita orang yang lebih lihai berdebat dari orang lain,
kemudian kita tinggalkan Alquran dan Sunah karena kelihaian debatnya itu?”
Suatu ketika, ada seseorang mendatangi imam Malik,
ia berkata, “Aku ingin berdebat dengan Anda.”
Imam Malik—semoga Allah merahmatinya—berkata kepadanya,
Jika kamu mengalahkanku?
Dia jawab: “Kamu ikuti aku.”
Beliau berkata, “Jika aku kalahkan kamu?”
Dia jawab: “Aku mengikutimu.”
Beliau berkata, “Jika datang orang ketiga mengalahkan kita?”
Dia jawab: “Kita ikuti dia.”
Beliau berkata, “Wahai saudara, agama Islam bukanlah menurut siapa yang menang.”
Agama bukan milik orang yang menang, agama bukan perdebatan dan perselisihan,
sehingga yang bisa mengalahkan orang lain, dialah yang benar,
itu bukanlah agama! Agama Islam adalah Alquran dan Sunah rasul-Nya ‘Alaihiṣ ṣalātu was salām.
Terkadang, ada dua pihak berdebat untuk membela satu pendapat,
padahal keduanya jauh dari kebenaran!
Salah satunya mengalahkan yang lain, padahal keduanya jauh dari kebenaran!
Jadi, agama Islam bukanlah mengikuti siapa yang menang, tapi mengikuti firman Allah dan sabda Rasul-Nya ṣallāhu ‘alaihi wa sallam.

***

مِنَ النَّاسِ مَنْ يَجْعَلُ مَصْدَرَهُ فِي هَذَا الْبَابِ
الْكَلَامَ وَالْجَدَلَ وَالْخُصُومَاتِ
وَقَدْ قَالَ السَّلَفُ رَحِمَهُمُ الله قَدِيْمًا
مَنْ جَعَلَ دِينَهُ عُرْضَةً لِلْخُصُومَاتِ أَكْثَرَ التَّنَقُّل
أَيْ الَّذِي يَبْنِي دِينَهُ عَلَى الْجَدَلِ وَالْكَلَامِ
تَجِدُهُ يَتَنَقَّلُ مِنْ قَوْلٍ إِلَى قَوْلٍ
مِنْ رَأْيٍ إِلَى رَأْيٍ وَمِنْ فِكْرٍ إِلَى فِكْرٍ
لَا يَقِرُّ لَهُ قَرَارٌ
وَلِهَذَا الْإِمَامُ مَالِكٌ رَحِمَهُ اللهُ تَعَالَى قَالَ
أَوَكُلَّمَا جَاءَنَا رَجُلٌ أَجْدَلُ مِن رَجُلٍ
يَعْنِي أَقْوَى جَدَلًا مِنَ الْآخَرِ تَرَكْنَا الْكِتَابَ وَالسُّنَةَ لِجَدَلِهِ؟
أَوَكُلَّمَا جَاءَنَا رَجُلٌ أَجْدَلُ مِن رَجُلٍ
تَرَكْنَا الْكِتَابَ وَالسُّنَةَ لِجَدَلِهِ؟
مَرَّةً جَاءَ إِلَيْهِ رَجُلٌ إِلَى الْإِمَامِ مَالِكٍ
وَقَالَ أُرِيدُ أَنْ أَتَنَاظَرَ مَعَكَ
فَقَالَ لَهُ مَالِكٌ رَحِمَهُ اللهُ
فَإِنْ غَلَبْتَنِي؟
قَالَ: تَتَّبِعُنِي
قَالَ: فَإِنْ غَلَبْتُكَ؟
قَالَ:أَتَّبِعُكَ
قَالَ: فَإِنْ جَاءَ شَخْصٌ ثَالِثٌ غَلَبَنَا؟
قَالَ: نَتَّبِعُهُ
قَالَ: يَا هَذَا دِيْنُ اللهِ لَيْسَ لِمَنْ غَلَبَ
الدِّينُ لَيْسَ لِمَنْ غَلَبَ الدِّينُ لَيْسَ الخُصُومَاتِ وَالْجَدَلَ
وَالَّذِي يُسْقِطُ الْآخَرَ هُوَ صَاحِبُ الْحَقِّ
لَيْسَ هَذَا الدِّينَ الدِّينُ كِتَابُ اللهِ وَسُنَّةُ رَسُولِهِ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ
قَدْ يَخْتَصِمُ اثْنَانِ فِي… لِلْاِنْتِصَارِ لِقَوْلٍ مُعَيَّنٍ
وَيَكُونُ كِلَاهُمَا بَعِيدًا عَنِ الْحَقِّ
وَيُسْقِطُ أَحَدُهُمَا الْآخَرَ وَكِلَاهُمَا أَصْلًا بَعِيدًا عَنِ الْحَقِّ
فَالدِّينُ لَيْسَ لِمَنْ غَلَبَ الدِّينُ قَالَ اللهُ قَالَ رَسُولُهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ