Di zaman serba digital seperti sekarang, godaan untuk memamerkan ibadah sangat besar, bahkan dalam ibadah suci seperti haji. Salah satu gangguan paling nyata adalah penggunaan handphone secara tidak bijak selama pelaksanaan haji. Banyak jamaah haji yang justru lebih sibuk mengabadikan momen melalui foto dan video, daripada benar-benar menunaikan ibadah dengan khusyuk. Fenomena ini menjadi ancaman serius bagi haji mabrur, karena telah mengalihkan fokus utama dari ibadah kepada pencitraan diri.
Tragisnya, di tempat-tempat suci seperti Arafah, Muzdalifah, hingga di hadapan Ka’bah, banyak jamaah yang justru lebih fokus berswafoto daripada berzikir atau berdoa. Ada yang mengangkat tangan seolah sedang berdoa, padahal hanya untuk keperluan difoto, bukan karena ingin bermunajat kepada Allah. Ini adalah contoh nyata dari bahaya riya saat haji, yang merusak nilai spiritual ibadah. Bahkan, sebagian langsung membagikan foto tersebut melalui media sosial, menambah potensi sum’ah dan ujub.
Padahal, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri telah mencontohkan doa yang luar biasa sebelum berhaji: “Ya Allah, jadikanlah hajiku ini tidak mengandung riya dan tidak pula sum’ah.” Doa ini menunjukkan betapa pentingnya ikhlas karena Allah dalam menunaikan ibadah haji. Allah memerintahkan dalam Al-Qur’an, “Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah.” (QS. Al-Baqarah: 196). Tanpa keikhlasan, semua amal bisa tertolak dan tidak bernilai di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Bahaya riya bukan hanya sekadar hilangnya pahala, tapi juga bisa membuat amalan ditolak sepenuhnya. Dalam hadis Qudsi, Allah berfirman, “Aku adalah Zat yang paling tidak membutuhkan sekutu-sekutu dalam kesyirikan…” Maka, jika seseorang melakukan amal karena selain Allah, Dia akan menolak amal tersebut. Inilah peringatan keras bagi siapa pun yang hendak berhaji: jagalah keikhlasan saat haji, dan jangan biarkan amalan ternoda hanya demi penilaian manusia.
Fenomena ini sangat menyakitkan hati bagi mereka yang mencintai agama dan ingin melihat kemurnian ibadah. Banyak jamaah yang secara sadar atau tidak, terjerumus dalam jebakan syahwat media sosial, memburu pujian dan sanjungan. Maka dari itu, penting bagi setiap muslim untuk memahami dan menerapkan tips menjaga keikhlasan saat berhaji, dengan menjauhkan diri dari hal-hal yang memicu riya dan sum’ah, serta menata niat hanya untuk mencari rida Allah.
Mari kita renungkan, pada hari kiamat kelak, akan dikatakan kepada orang-orang yang beribadah dengan riya, “Pergilah kepada orang-orang yang kalian tampakkan amalan kalian kepada mereka, lalu mintalah pahala dari mereka!” Apa yang akan mereka dapat dari pujian dan sanjungan itu? Tidak ada. Oleh karena itu, jika kita menginginkan haji mabrur, mulailah dari niat yang tulus, jauh dari riya, sum’ah, dan ujub. Semoga Allah menjaga niat kita tetap ikhlas dan menerima amal kita sebagai ibadah yang bersih karena-Nya semata.
*
MASIH CARI ARTIKEL ISLAM DI GOOGLE?
Yuk, cari di Yufid.com (Islamic Search Engine) saja. Insya Allah LEBIH menenangkan hati!
INFO LENGKAP TENTANG PRODUKTIVITAS TIM YUFID:
Profil Yufid:
https://yufid.org/profil-yufid-network/
Donasi Dakwah untuk Operasional Yufid:
https://yufid.org/donasi-untuk-yufid/
(https://yufid.org/donasi-untuk-yufid/)
DONASI UNTUK VIDEO DAKWAH DAPAT DISALURKAN KE:
BANK SYARIAH INDONESIA
7086882242
a.n. YAYASAN YUFID NETWORK
Kode BSI: 451
Paypal: [email protected]
NB:
Rekening di atas adalah rekening khusus donasi Yufid Network, jadi Anda tidak perlu konfirmasi setelah mengirimkan donasi. Cukup tuliskan keterangan donasi pada saat Anda transfer.
3 CHANNEL YUFID DI YOUTUBE:
YUFID.TV:
/ @yufid
( / @yufid )
YUFID EDU:
/ @yufidedu
( / @yufidedu )
YUFID KIDS:
/ @yufidkids
YUK, FOLLOW SOSIAL MEDIA YUFID.TV LAINNYA UNTUK MENDAPATKAN UPDATE VIDEO TERBARU!
Fabebook: / yufid.tv
Instagram: / yufid.tv
Telegram: https://telegram.me/yufidtv
AUDIO KAJIAN
Website: https://kajian.net
Soundcloud: / kajiannet
YUK, DUKUNG YUFID.TV!
Yuk, dukung dengan belanja di Yufid Store: http://yufidstore.com
(Seluruh keuntungan YufidStore.com digunakan untuk operasional dakwah Yufid)