Nikah Dulu Atau Kuliah? – Ustadz Maududi Abdullah, Lc. – Konsultasi Syariah
Nikah dulu atau kuliah? Dua pertanyaan yang sulit dijawab oleh sebagian para pemuda. Seorang penuntut ilmu ialah yang memadukan antara ilmu dan amal. Tentu, seorang yang menginjak usia pra nikah mempunyai gejolak yang berlebih saat membahas tentang cinta. Ia terus berpikir dalam benaknya: antara mengejar asa atau cinta? Ilmu dan amal dalam Islam tidak pernah saling bertentangan, ia selalu bergandengan tangan. Seiring sejalan. Hmm … Seorang yang mengetahui fiqh munakahat, tentu tidak ingin melewatkan fiqih ini begitu saja. Pun, ilmu yang bermanfaat ini harus segera direalisasikan dengan argumen hadits ilmu yang bermanfaat akan berguna saat diamalkan. Nah ini …
Semangat belajar agama boleh boleh saja, bahkan dianjurkan. Tapi prakteknya harus melihat fiqih prioritas, apalagi kasus yang ditanyakan ini terlalu sensitif bagi orang tua. Dalam pelajaran agama pun dibahas keutamaan berbakti kepada orang tua. Ridha Allah bersama ridha orang tua. Dan sekian dalil berbakti kepada orang tua yang telah populer penyebutannya. Dari video ini, Anda mengenal contoh berbakti kepada orang tua saat genting menyapa: saat hati bergejolak asmara dan tuntutan untuk membahagiakan orang tua dengan wisuda. Kali ini biarkanlah Ustadz Maududi Abdullah hafizahullah bercerita panjang lebar tentang bab ini. Beliau mulai menjelaskan tujuan pernikahan dalam Islam itu untuk apa? Tentu, tujuan menikah tidak hanya bahagia satu hari atau dua hari saja, merasakan sakinah saat pengantin baru saja, melainkan selama-lamanya.
Menikah dalam Islam menempati posisi yang mulia, sebab ia menjaga keturunan dan menjaga kehormatan bani Adam. Sisi lain, yang harus Anda cermati ialah akibat durhaka kepada orang tua: tentu hati mereka remuk redam saat mendapati pembangkangan anak semata wayangnya atau anak kesayangannya … Sungguh, memuliakan orang tua saat mereka hidup, bukan saat mereka tiada meninggalkan kita hingga hal tersebut menimbulkan luka hingga dikecam oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan sabdanya, “Sungguh celaka orang yang mendapati kedua orang tuanya masih hidup, tapi tidak mampu memasukkannya ke dalam Surga.” Dalam soal yang diajukan ini terdapat contoh birrul walidain yang nyata. Dan sebagai bentuk berbakti yang hakiki. Salah satu manfaat berbakti kepada orang tua ialah seseorang akan dimudahkan segala urusannya. Bakti anak kepada orang tua akan bermanfaat untuk dirinya, maka pantaslah jika ada pepatah menyatakan, “Kasih ibu sepanjang masa dan kasih anak sepanjang jalan.” Dan prakteknya tentu harus lebih dari itu, seorang berilmu ialah yang memuliakan orang tuanya.