Cara Agar Tetap Istiqomah – Syaikh Ibrahim Ar-Ruhaily #NasehatUlama

Kita diperintahkan untuk beribadah kepada Allah subhanahu wata’alaa bukan hanya sehari atau dua hari. Akan tetapi perintah tersebut berlaku sepanjang waktu. Oleh karena itu, seorang muslim harus istiqomah di dalam menjalankan amalan-amalan ketakwaan. Bagaimana cara agar bisa istiqomah?

Dan tidak ada jalan keselamatan dari perkara ini,
kecuali dengan (1) BERUPAYA UNTUK SELALU TAAT kepada Allah ‘azza wa jalla,
dan (2) menghadap Allah dengan BERDOA SAAT KAMU BERSENDIRIAN,
juga (3) BERDOA DI SETIAP KESEMPATAN, dengan doa yang selalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam panjatkan
dalam sabda beliau,
YAA MUQOLLIBAL QULUUB TSAB-BIT QOLBII ‘ALAA DIINIK
Wahai Zat yang membolak-balikkan hati, teguhkan hatiku di atas agama-Mu. (HR. Tirmizi),
dibarengi TERUS BERUPAYA UNTUK SELALU TAAT kepada-Nya, sebagaimana terdapat dalam sebuah hadis qudsi
yang dikomentari oleh Syeikhul Islam Ibnu Taimiyah sebagai hadis yang paling agung tentang wali Allah.
Allah ‘azza wa jalla berfirman, “Barang siapa yang memusuhi wali-Ku, maka Aku umumkan perang kepadanya, …
… jika hamba-Ku terus mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan sunah, …
… tidak ada amalan yang dengannya hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku …
… yang lebih Aku cintai daripada amalan yang Aku wajibkan kepadanya, …
… dan tidaklah hamba-Ku mendekatkan diri kepadaku dengan sesuatu. …
… Dan jika hamba-Ku terus menerus mendekatkan diri kepada-Ku …
… dengan amalan-amalan sunah hingga Aku mencintainya. …
… Apabila aku telah mencintainya, Aku akan menjadi pendengarannya yang dengannya dia mendengar, …
… menjadi penglihatannya yang dengannya dia melihat, …
… menjadi tangannya yang dengannya dia menyentuh, …
… dan menjadi kakinya yang dengannya dia berjalan, …
… dan jika dia meminta kepada-Ku, niscaya Aku beri, …
… dan apabila dia meminta perlindungan kepada-Ku pasti aku lindungi. …
… Dan Aku tidak pernah ragu-ragu terhadap sesuatu yang Aku kerjakan, …
… seperti keragu-raguan-Ku terhadap pencabutan nyawa seorang hamba yang beriman …
… ketika dia tidak menyukai kematian dan Aku tidak ingin menyusahkannya.” (HR. Bukhari)
Wahai saudara-saudara, ini bukanlah fatwa seorang ulama ataupun pendapat seorang imam,
melainkan firman Tuhan kalian yang berbicara kepada kita semua.
Inilah cara agar teguh beragama: (4) MENDEKATKAN DIRI KEPADA ALLAH DENGAN AMALAN WAJIB,
kemudian (5) BERSEGERA MENGERJAKAN AMALAN SUNAH, hingga mencapai derajat ini.
Allah ‘azza wa jalla berfirman, “Dan hamba-Ku terus menerus mendekatkan diri kepada-Ku …
… … dengan amalan-amalan sunah hingga Aku mencintainya.”
Ketika Allah mencintainya, maka kebaikan pasti didapat.
Kemudian Allah berfirman, “Aku akan menjadi pendengarannya yang dengannya dia mendengar, …”
… menjadi penglihatannya yang dengannya dia melihat, …
… menjadi tangannya yang dengannya dia menyentuh, …
… dan menjadi kakinya yang dengannya dia berjalan.”
Dengar! Seolah-olah hamba ini terjaga dari segala dosa.
Pendengarannya tunduk dalam ketaatan kepada Allah,
jiwanya benci dengan kemaksiatan dan condong kepada ketaatan.
Oleh sebab itulah, Anda akan dapati sebagian muslim, dan ini nyata adanya,
mereka kuat menahan cambukan, namun tidak tahan mendengar suara musik,
dan ketika sebagian musuh-musuh Islam mengetahui perkara ini,
mereka kemudian menyiksa sebagian ulama dengan ini.
Ketika Ibrahim Pasha memasuki negeri ini dan menyerang para ulama,
dan kala itu, di antara ulama yang ditawan adalah syeikh Sulaiman bin Abdullah,
pengarang kitab Taisir al-Aziz al-Hamid, disebutkan dalam biografi beliau,
bahwa mereka ketika menawan beliau, mereka memperdengarkan alat-alat musik kepada beliau,
karena mereka tahu bahwa beliau tersakiti dengan yang demikian itu,
mereka mengerti bahwa beliau tersakiti dengan suara alat-alat musik.
Dan ini salah satu bukti bahwa orang-orang sesat mengerti
bahwa seorang mukmin tersakiti dengan perkara-perkara semacam ini.
Dan sebaliknya, sebagian putra-putri Islam zaman sekarang,
mereka tidak tidur kecuali sambil mendengar musik!
Perhatikan bedanya, ada orang yang tersakiti dengan musik walaupun hanya terdengar dari jalan,
namun rasanya seperti dicambuk di punggungnya, Maha Suci Allah!
Yang ini manusia dan yang itu juga manusia!
Bagaimana bisa demikian, yang ini tersakiti karena lantunan musik,
dan yang itu hampir-hampir tidak bisa tidur jika tidak mendengar musik?
Inilah bedanya dan inilah buahnya, inilah buah dari ibadah,
dan buah dari kesungguhan, dia tunduk dalam ketaatan kepada Allah,
sehingga telinganya hanya tunduk kepada apa yang Allah ridhai.

***

هَذَا الْأَمْرُ لَا نَجَاةَ مِنْهُ
إِلَّا بِلُزُومِ طَاعَةِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ
وَالتَّوَجُّهِ إِلَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ بِالدُّعَاءِ فِي الْخَلَوَاتِ
وَفِي كُلِّ لَحْظَةٍ بِمَا كَانَ يَدْعُو بِهِ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
فِي قَوْلِهِ: يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ – رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ
مَعَ مُلَازَمَةِ الطَّاعَةِ جَاءَ فِي الْحَدِيثِ الْقُدْسِيِّ
الَّذِي يَقُولُ شَيْخُ الْإِسْلَامِ ابْنُ تَيْمِيَّةَ هُوَ أَعْظَمُ حَدِيثٍ فِي الْأَوْلِيَاءِ
يَقُولُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ: مَنْ عَادَى لِي وَلِيًّا فَقَدْ آذَنْتُهُ بِالْحَرْبِ
وَلَا يَزَالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ
وَمَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِي
بِمِثْلِ أَدَاءِ مَا افْتَرَضْتُهُ عَلَيْهِ
وَمَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِي بِشَيْءٍ بَعْدَ
وَلَا يَزَالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ
بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ
فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِي يَسْمَعُ بِهِ
وَبَصَرَهُ الَّذِي يُبْصِرُ بِهِ
وَيَدَهُ الَّتِي يَبْطِشُ بِهَا
وَرِجْلَهُ الَّتِي يَمْشِي بِهَا
وَإِنْ سَأَلَنِيْ لَأُعْطِيَنَّهُ
وَلَئِنِ اسْتَعَاذَنِـيْ لَأُعِيْذَنَّهُ
وَمَا تَرَدَّدْتُ عَنْ شَيْءٍ أَنَا فَاعِلُهُ
تَرَدُّدِيْ عَنْ قَبْضِي نَفْسِ عَبْدِيَ الْمُؤْمِنِ
يَكْرَهُ الْمَوْتَ وَأَنَا أَكْرَهُ مَسَاءَتَهُ – رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ
هَذَا أَيُّهَا الْإِخْوَةُ لَيْسَتْ فَتْوَى عَالِمٍ وَلَا اجْتِهَادَ إِمَامٍ
وَإِنَّمَا كَلَامُ رَبِّكُمْ يُخَاطِبُنَا بِهِ
وَهُوَ طَرِيقُ الثَّبَاتِ التَّقَرُّبُ إِلَى اللهِ بِالْفَرَائِضِ
ثُمَّ الْمُسَارَعَةُ إِلَى النَّوَافِلِ حَتَّى تَحْصُلَ هَذِهِ الْمَنْزِلَةُ
يَقُولُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ: وَلَا يَزَالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ
بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ
إِذَا أَحَبَّهُ اللهُ حَصَلَ الْخَيْرُ
ثُمَّ يَقُولُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ: كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِي يَسْمَعُ بِهِ
وَبَصَرَهُ الَّذِي يُبْصِرُ بِهِ
وَيَدَهُ الَّتِي يَبْطِشُ بِهَا
وَرِجْلَهُ الَّتِي يَمْشِي بِهَا
اِسْمَعْ! كَأَنَّ هَذَا الْعَبْدَ عُصِمَ مِنَ الذُّنُوبِ
سَمْعُهُ مُنْقَادٌ لِطَاعَةِ اللهِ
فَاشْمَئَزَّتْ نَفْسُهُ مِنَ الْمَعَاصِي وَتُقْبِلُ عَلَى الطَّاعَةِ
وَلِهَذَا تَجِدُ بَعْضَ الْمُؤْمِنِينَ وَهَذَا مَوْجُودٌ
لَرُبَّمَا يَتَحَمَّلُ السِّيَاطَ وَلَا يَتَحَمَّلُ الْمُوسِيقَى
وَلَمَّا عَرَفَ بَعْضُ أَعْدَاءِ الْإِسْلَامِ هَذَا الْأَمْرَ
كَادُوا لِبَعْضِ الْعُلَمَاءِ بِهَذَا الْأَمْرِ
لَمَّا دَخَلَ إِبْرَاهِيمُ بَاشَا هَذِهِ الْبِلَادَ وَقَاتَلَ الْأَئِمَّةَ
وَكَانَ مِنْ مِمَّنْ أُسِرَ الشَّيْخُ سُلَيْمَانُ بْنُ عَبْدِ اللهِ
صَاحِبُ تَيْسِيرِ الْعَزِيزِ الْحَمِيدِ ذَكَرُوا فِي تَرْجَمَتِهِ
أَنَّهُمْ لَمَّا قَبَضُوا عَلَى الشَّيْخِ أَتَوْا بِالْمَعَازِفِ عِنْدَ الشَّيْخِ
لِأَنَّهُمْ يَعْلَمُونَ أَنَّهُ يَتَأَذَّى بِهَا
يَعْلَمُونَ أَنَّهُ يَتَأَذَّى بِالْمَعَازِفِ
وَهَذَا مِمَّا يَدُلُّ عَلَى أَنَّ هَؤُلَاءِ الضُّلَّالُ يَعْلَمُونَ
تَأَذِّيَ الْمُؤْمِنِينَ بِهَذِهِ الْأُمُورِ
فِي مُقَابِلٍ بَعْضُ أَبْنَاءِ الْمُسْلِمِينَ الْآنَ
مَا يَنَامُ إِلَّا عَلَى الْمُوسِيقَى
يَعْنِي انْظُرُوْا إِلَى الْفَرْقِ رَجُلٌ يَتَأَذَّى بِالْمُوسِيقَى وَلَوْ كَانَتْ فِي الطَّرِيقِ
وَكَأَنَّهَا سِيَاطٌ فِي ظَهْرِهِ سُبْحَانَ اللهِ
هَذَا بَشَرٌ وَهَذَا بَشَرٌ
كَيْفَ أَصْبَحَ يَعْنِي هَذِهِ يَتَأَذَّى بِمُوسِيقَى
وَهَذَا لَا يَكَادُ يَنَامُ إِلَّا عَلَيْهَا؟
هَذَا الْفَرْقُ هَذِهِ الثَّمَرَةُ هَذِهِ ثَمَرَةُ الْعِبَادَةِ
وَثَمَرَةُ الْجُهْدِ انْقَادَ لِطَاعَةِ اللهِ
فَانْقَادَ سَمْعُهُ بِمَا يُرْضِيَ اللهَ