Mengerjakan shalat malam menjadi kebiasaan orang-orang shaleh. Ibadah yang sering disebut sebagai shalat qiyamul lail ini termasuk amalan sunah yang utama. Ada banyak pahala dan manfaat di balik shalat malam. Oleh sebab itu, hendaknya kita mulai membiasakan diri untuk menunaikannya. Shalat malam ada banyak macamnya, misal shalat witir.

Salat Witir yang paling sempurna adalah sebelas rakaat.
Salat Witir yang paling sempurna dalam mazhab Hambali
adalah sebelas rakaat.
[CARA PERTAMA]
Dianjurkan baginya untuk mengerjakan
salat tersebut dua rakaat dua rakaat,
dengan salam di setiap dua rakaat tersebut,
lalu menutupnya dengan rakaat kesebelas,
lalu menutupnya dengan rakaat kesebelas.
[CARA KEDUA]
Dia juga boleh mengerjakan sepuluh rakaat sekaligus,
lalu duduk tasyahud,
kemudian berdiri untuk mengerjakan rakaat terakhir,
lalu duduk tasyahud,
kemudian salam.
[CARA KETIGA]
Dia juga boleh mengerjakan semuanya sekaligus 11 rakaat.
Dia juga boleh mengerjakan semuanya sekaligus 11 rakaat,
tanpa duduk tasyahud kecuali di rakaat terakhir.
Jadi, Salat Witir yang paling sempurna adalah sebelas rakaat
yang memiliki tiga cara berbeda.
Jadi, Salat Witir sebelas rakaat
bisa dikerjakan dengan tiga cara:
Pertama, dengan salam di setiap dua rakaat
hingga menyelesaikan sepuluh rakaat,
kemudian salat satu rakaat lagi.
Kedua, dengan mengerjakannya sepuluh rakaat,
lalu duduk tasyahud lalu berdiri,
kemudian mengerjakan satu rakaat lalu tasyahud
kemudian salam.
Ketiga, dengan mengerjakan sebelas rakaat sekaligus
tanpa duduk tasyahud kecuali di akhir rakaat
untuk tasyahud, lalu salam.
Cara pertama lebih utama
karena sesuai dengan sunah.
Adapun cara kedua dan ketiga hukumnya boleh.

***

وَأَعْلَى الْكَمَالِ فِي الْوِتْرِ إِحْدَى عَشْرَةَ
وَأَعْلَى الْكَمَالِ فِي الْوِتْرِ عِنْدَ الْحَنَابِلَةِ
إِحْدَى عَشْرَةَ رَكْعَةً
وَيُسْتَحَبُّ لَهُ إِذَا صَلَّاهَا
أَنْ يُصَلِّيَ مَثْنَى مَثْنَى
فَيُسَلِّمَ مِنْ كُلِّ رَكْعَتَيْنِ
ثُمَّ يَخْتِمُ بِالرَّكْعَةِ الْحَادِيَةَ عَشْرَةَ
ثُمَّ يَخْتِمُ بِالرَّكْعَةِ الْحَادِيَةَ عَشْرَةَ
وَلَهُ أَنْ يَسْرُدَ عَشْرًا
ثُمَّ يَجْلِسُ فَيَتَشَهَّدُ
ثُمَّ يَقُومُ فَيُصَلِّي الرَّكْعَةَ الْأَخِيرَةَ
ثُمَّ يَجْلِسُ وَيَتَشَهَّدُ
ثُمَّ يُسَلِّمُ
وَلَهُ أَنْ يُصَلِّيَهَا سَرْدًا
وَلَهُ أَنْ يُصَلِّيَهَا سَرْدًا
وَلَا يَجْلِسُ إِلَّا فِي آخِرِهِ
فَأَكْمَلُ صَلَاةِ الْوِتْرِ الْإِحْدَى عَشْرَةَ
لَهَا ثَلَاثُ صِفَاتٍ
فَالصَّلَاةُ الْإِحْدَى عَشْرَةَ رَكْعَةً وِتْرًا
لَهَا ثَلَاثُ صِفَاتٍ
الْأُوْلَى أَنْ يُسَلِّمَ مِنْ كُلِّ رَكَعَتَيْنِ
حَتَّى تَتِمَّ عَشْرًا
ثُمَّ يُصَلِّي رَكْعَةً وَاحِدَةً
وَالثَّانِيَةُ أَنْ يُصَلِّيَ عَشْرًا
ثُمَّ يَتَشَهَّدَ ثُمَّ يَقُومَ
فَيُصَلِّيَ رَكْعَةً ثُمَّ يَتَشَهَّدَ
فَيُسَلِّمَ
وَالثَّالِثَةُ أَنْ يُصَلِّيَ إِحْدَى عَشْرَةَ رَكْعَةً سَرْدًا
لَا يَجْلِسُ إِلَّا فِي آخِرِهَا
فَيَتَشَهَّدَ وَيُسَلِّمَ
وَالْأُوْلَى أَفْضَلُهَا
لِمُوَافَقَتِهَا السُّنَّةَ
وَالثَّانِيَةُ وَالثَّالِثَةُ جَائِزَتَانِ