Kalimat tauhid (لا إله إلا الله) adalah kalimat yang paling mulia. Manusia diperintahkan supaya mentauhidkan Allah subhanahu wata’alaa. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan para nabi sebelumnya menyampaikan dakwah tauhid kepada umatnya. Demikian pula al-Qur’an telah menjelaskan keagungan tauhid, kemuliaan orang-orang yang menegakkannya, dan kesengsaraan orang-orang yang tidak mengindahkannya.

Inilah kenapa banyak yang keliru
dalam menafsirkan kalimat ‘Lā ilāha illallāh’,
bahwa artinya tidak ada pencipta kecuali Allah
dan tidak ada pemberi rezeki kecuali Allah.
Ironisnya, sebagian orang jika Anda temui, lalu bertanya kepadanya,
“Apa makna Lā ilāha illallāh?”
Dia akan menjawab dengan cepat,
“Maknanya tidak ada pencipta kecuali Allah
dan tidak ada pemberi rezeki kecuali Allah.”
Makna ini tidak pernah diperselisihkan
oleh Abu Jahal maupun Abu Lahab,
sehingga Lā ilāha illallāh memiliki makna lain
yang lebih tinggi dari itu, lebih jauh dari itu,
yaitu bahwa tidak ada sesembahan yang benar kecuali Allah.
Lā ilāha illallāh secara Dilālah al-Muṯābaqah menunjukkan
makna Tauẖīd al-Ulūhiyyah
dan secara Dilālah al-Luzūm menunjukkan makna Tauẖīd ar-Rubūbiyyah.
Jadi, makna yang terkandung dalam kalimat tauhid
adalah mengesakan Allah dalam ibadah kepada-Nya,
yakni dengan berlepas diri dari peribadatan kepada selain-Nya
dan mengikhlaskan ibadah hanya kepada-Nya tanpa mempersekutukan-Nya.
“Sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kalian sembah,
kecuali kepada Zat Yang Menciptakanku.” (QS. Az-Zukhruf: 26-27)
Inilah kalimat tauhid.
Demikian.

***

وَلِذَا يُخْطِئُ كَثِيرًا
مَنْ يُفَسِّرُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ
بِأَنَّهُ لَا خَالِقَ إِلَّا اللهُ
وَلَا رَازِقَ إِلَّا اللهُ
مَعَ الْأَسَفِ بَعْضُ النَّاسِ إِذَا جِئْتَهُ وَقُلْتَ لَهُ
مَا مَعْنَى لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ؟
أَجَابَكَ مُسْرِعًا
يَعْنِي لَا خَالِقَ إِلَّا اللهُ
وَلَا رَازِقَ إِلَّا اللهُ
هَذَا الْقَدْرُ مَا كَانَ يُخَالِفُ فِيهِ
أَبُو جَهْلٍ وَأَبُو لَهَبٍ
إِنَّمَا لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ تَعْنِي شَيْئًا
فَوْقَ ذَلِكَ وَرَاءَ ذَلِكَ
هُوَ أَنَّهُ لَا مَعْبُودَ حَقٌّ إِلَّا اللهُ
لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ تَدُلُّ بِدِلَالَةِ الْمُطَابَقَةِ
عَلَى تَوْحِيدِ الْأُلُوهِيَّةِ
وَتَدُلُّ بِدِلَالَةِ اللُّزُومِ عَلَى تَوْحِيدِ الرُّبُوبِيَّةِ
إِذَنِ الْمَعْنَى الَّذِي دَلَّتْ عَلَيْهِ
هُوَ تَوْحِيدُ اللهِ فِي عِبَادَتِهِ
يَعْنِي الْبَرَاءَةُ مِنْ عِبَادَةِ كُلِّ مَا سِوَاهُ
وَإِخْلَاصُ الْعِبَادَةِ لَهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ
إِنَّنِيْ بَرَاۤءٌ مِّمَّا تَعْبُدُوْنَ
إِلَّا الَّذِيْ فَطَرَنِيْ
هَذِهِ هِيَ كَلِمَةُ التَّوْحِيدِ
نَعَمْ