Sekedar berucap memiliki cita-cita masuk surga tentu siapa saja bisa mengatakannya. Bahkan setiap orang ingin menjadi penghuni surga. Namun untuk meraih surga bukan perkara yang mudah. Karena surga adalah tempat yang mulia dan di dalamnya terdapat kenikmatan-kenikmatan tiada tara

Diriwayatkan dari Anas radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Surga dikelilingi dengan berbagai hal yang tidak disukai, dan neraka dikelilingi dengan syahwat.”
Diriwayatkan oleh Imam Muslim.
Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Muslim, tapi tidak diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari, sehingga hadis ini termasuk riwayat Imam Muslim di luar riwayat Imam al-Bukhari.
Dalam hadis ini disebutkan bahwa surga dikelilingi oleh hal-hal yang tidak disukai,
sedangkan neraka dikelilingi oleh syahwat-syahwat.
Yang dimaksud dengan (الحَفّ) “dikelilingi” yakni dirintangi.
Yang dimaksud dengan (الحَفّ) “dikelilingi” yakni dirintangi olehnya.
Sebagaimana hal ini disebutkan dengan jelas dalam hadis Abu Hurairah dari riwayat Imam al-Bukhari:
“Surga dirintangi oleh hal-hal yang tidak disukai
dan neraka ditutupi oleh syahwat-syahwat.”
Yang dimaksud juga dengan (الحَفّ) “dikelilingi” yakni diliputi.
Yang dimaksud juga dengan (الحَفّ) “dikelilingi”
adalah diliputi.
Sehingga surga dan neraka dirintangi dan diliputi dengan berbagai hal, sebagaimana disebutkan dalam hadis ini.
Adapun surga dirintangi dengan berbagai hal yang tidak disukai, yakni hal-hal yang tidak disukai dan tidak cocok dengan hawa nafsu.
Yakni hal-hal yang tidak disukai dan tidak cocok dengan hawa nafsu.
Yaitu berupa kesulitan dalam menjalankan ketaatan.
Karena kesulitan dalam menjalankan ketaatan tidak cocok dengan kehendak hawa nafsu.
Sedangkan neraka diliputi oleh syahwat-syahwat.
Yakni hal-hal yang cocok dan dinikmati oleh hawa nafsu.
Yakni hal-hal yang cocok dan dinikmati oleh hawa nafsu.
Karena kata syahwat mengandung makna kenikmatan.

***

عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَيْضًا قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
حُفَّتِ الْجَنَّةُ بِالْمَـكَارِهِ وَحُفَّتِ النَّارُ بِالشَّهَوَاتِ
رَوَاهُ مُسْلِمٌ
هَذَا الْحَدِيثُ رَوَاهُ مُسْلِمٌ أَيْضًا دُونَ الْبُخَارِيِّ فَهُوَ مِنْ زَوَائِدِهِ عَلَيْهِ
وَفِيهِ أَنَّ الْجَنَّةَ مَحْفُوفَةٌ بِالْمَكَارِهِ
وَأَنَّ النَّارَ مَحْفُوفَةٌ بِالشَّهَوَاتِ
وَالْمُرَادُ بِالْحَفِّ حَجْبُهَا بِهَا
وَالْمُرَادُ بِالْحَفِّ حَجْبُهَا بِهَا
كَمَا وَقَعَ التَّصْرِيحُ بِهَذَا فِي حَدِيثِ أَبِي هُرَيْرَةَ عِنْدَ الْبُخَارِيِّ
حُجِبَتِ الْجَنَّةُ بِالْمَكَارِهِ
وَحُجِبَتِ النَّارُ بِالشَّهَوَاتِ
وَالْمُرَادُ بِالْحَفِّ الإِحَاطَةُ
وَالْمُرَادُ بِالْحَفِّ
الإِحَاطَةُ
فَتَكُوْنُ الْجَنَّةُ وَالنَّارُ مُحَاطَتَانِ حَجْبًا بِمَا ذُكِرَ فِي الْحَدِيثِ
فَالْجَنَّةُ مَحْفُوفَةٌ بِالْمَكَارِهِ أَيْ مَا تَكْرَهُهُ النُّفُوسُ وَلَا يُلَائِمُهَا
أَيْ مَا تَكْرَهُهُ النُّفُوسُ وَلَا يُلَائِمُهَا
وَهِيَ مَشَاقُّ الطَّاعَاتِ
فَإِنَّ مَشَقَّةَ الطَّاعَةِ لَا تُلاَئِمُ مُرَادَ النَّفْسِ
أَمَّا النَّارُ فَهِيَ مَحْفُوفَةٌ بِالشَّهَوَاتِ
أَيْ مَا يُلَائِمُ النُّفُوْسَ وَتَجِدُ فِيهِ اللَّذَّةَ
أَيْ مَا يُلَائِمُ النُّفُوْسَ وَتَجِدُ فِيهِ اللَّذَّةَ
فَاسْمُ الشَّهْوَةِ مُشْتَمِلٌ عَلَى اللَّذَّةِ