Salah satu hal yang sering dipikirkan oleh seorang manusia adalah rezekinya. Ia berharap agar rezekinya melimpah dan lancar. Sesungguhnya rezeki sudah diatur oleh Allah subhanahu wata’alaa. Namun kita tetap harus berusaha menjemputnya sebagai bentuk ikhtiar.
Kesimpulan yang aku ingin kita semua mengambil pelajaran darinya:
keimanan seorang hamba bahwa rezeki sudah ada yang menanggung,
yaitu Allah ʿAzza wa Jalla Yang Mengaturnya.
Hal ini membuat seseorang merasa tenang
dan menjadikan jiwanya tenteram,
tanpa ada rasa takut atau dibayang-bayangi kekhawatiran,
melainkan merasa tenang dan lapang dada,
karena ia mengetahui bahwa rezeki yang telah disediakan oleh Allah
dan telah ditakdirkan-Nya Subẖānahu wa Taʿālā untuknya,
pasti akan datang kepadanya.
Demi Allah! Demi Allah, jika semua orang di muka bumi ini berusaha
mencegah Anda dari satu suapan
yang telah Allah ʿAzza wa Jalla Kehendaki untuk menjadi rezeki Anda
dan telah ditulis untuk Anda,
demi Allah, mereka tidak akan bisa mencegahnya.
Rezeki Anda akan mendatangi Anda,
mereka mau atau tidak,
Anda mau atau tidak.
Maka dari itu, seseorang harus tenang dan ayem pikirannya,
sebagaimana dia harus bertawakal kepada Allah,
bergantung kepada-Nya, dan menyerahkan urusannya
kepada-Nya Subẖānahu wa Taʿālā.
Belumkah kita mendengar sabda Ṣallallāhu ʿAlaihi wa Sallam:
“Seandainya kalian bertawakal kepada Allah
dengan sebenar-benarnya tawakal,
sungguh, Allah akan Memberikan kalian rezeki
sebagaimana Dia Memberi rezeki kepada burung;
ia pergi pada pagi hari dalam keadaan lapar
dan kembali pada sore hari dalam keadaan kenyang.” (HR. Ahmad)
Perutnya sudah penuh.
Jadi, seorang hamba harus meyakini hal itu
dan mengetahui bahwa segala urusan
adalah dari Allah Subẖānahu wa Taʿālā dan kembali kepada-Nya.
“Dan di langit terdapat (sebab-sebab) rezeki kalian
dan apa yang dijanjikan kepada kalian.” (QS. Adz-Dzariyat: 22)
Jadi, mintalah rezeki kepada Allah,
dan bergantunglah kepada-Nya dalam mendapatkannya.
Jangan hanya mengandalkan diri Anda sendiri!
Jangan hanya bergantung kepada kemampuan Anda!
Jangan pula hati Anda berpaling kepada makhluk!
Namun, jadikan perhatian dan hati Anda
bergantung kepada Allah Subẖānahu wa Taʿālā.
Ketahuilah bahwa itu adalah salah satu sebab terbesar
untuk mendapatkan rezeki,
jika Anda bertakwa kepada Allah.
Salah satu bentuk ketakwaan yang paling agung
adalah bertawakal kepada Allah Subẖānahu wa Taʿālā.
Ini termasuk pintu terluas
yang darinya rezeki mendatangi Anda.
“Barang siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan Memberi jalan keluar baginya…” (QS. At-Talaq: 2)
dan apa?
“…dan Memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.” (QS. At-Talaq: 3)
Demi Allah, ini adalah pintu rezeki yang luas!
Orang-orang berpaling ke sana kemari mencari rezeki,
tetapi kebanyakan mereka mungkin melupakan
pintu yang agung dan sebab yang mudah ini
dalam mendapatkan rezeki.
Bertakwalah kepada Allah,
dan bergembiralah dengan rezeki dari-Nya,
yang akan datang kepada Anda dari arah yang tidak Anda sangka-sangka.
Jangan pikir bahwa Allah kesulitan melakukan sesuatu,
karena Allah Maha Agung lagi Maha Kuasa,
perbendaharaan-Nya penuh.
Apa yang Allah Subẖānahu wa Taʿālā Berikan sejak Menciptakan langit dan bumi,
padahal semua yang ada di semesta ini, yang melata dan berjalan,
makan dari rezeki Allah ʿAzza wa Jalla,
tetapi semua itu tidak sedikit pun mengurangi perbendaharaan-Nya.
Perbendaharaan Allah penuh.
Bagaimana menurut Anda jika ada salah seorang raja dunia ini,
apabila dia berkata, dia realisasikan ucapannya,
sementara dia kaya dan perbendaharaan negara ada di tangannya.
Raja itu berkata kepada Anda, “Tenang saja,
semua “rezeki”, kebutuhan, dan gaji yang Anda perlukan
saya yang menanggungnya, tidak perlu khawatir.”
Demi Allah, bagaimana Anda akan melewati pagi dan sore hari Anda?
Tidakkah Anda tenang dan bahagia?
Bahkan jika ada sedikit keterlambatan
dari “rezeki” yang akan diberikan kepada Anda ini,
—“rezeki” ini, tentu, “rezeki” di sini
maksudnya pemberian (si raja tadi)—
adapun rezeki itu (sebenarnya) dari Allah Subẖānahu wa Taʿālā,
maka Anda akan merasa tenang, tenteram dan ayem,
karena Anda mengetahui bahwa raja yang berjanji kepada Anda ini mampu.
Lantas bagaimana dengan Zat Yang Maha Memberi Rezeki dan Maha Agung,
yaitu Allah, Yang Maha Dermawan,
Yang Maha Luas, Maha Besar, dan Maha Mampu Subẖānahu wa Taʿālā,
Menjanjikan kepada Anda bahwa Anda akan diberi
dan mendapatkan karunia yang telah Dia Tuliskan bagi Anda,
maka tenanglah dan perbaguslah usaha Anda dalam mencarinya.
Apakah perkataan ini maksudnya
bahwa seseorang kemudian bermalas-malasan, berdiam diri,
dan tidak mencari rezeki?
Jawabannya: tentu tidak sama sekali!
Pelajaran dari perkataan ini bukan demikian.
Tidakkah Anda mendengar sabda Ṣallallāhu ʿAlaihi wa Sallam yang tadi,
“Seandainya kalian bertawakal kepada Allah
dengan sebenar-benarnya tawakal,
sungguh Allah akan Memberikan kalian rezeki
sebagaimana Dia Memberi rezeki kepada burung…”
Apa yang burung itu lakukan?
Duduk dan tidur saja?
Ataukah disebutkan, “…ia pergi pada pagi hari…”?
Jadi, tetap harus ada usaha!
Maksud dari perkataan ini
bahwa usaha haruslah dibarengi
dengan tawakal, yakin,
bergantung, dan menyerahkan segalanya kepada Allah Subẖānahu wa Taʿālā.
Demikianlah seseorang mengumpulkan
dua kebaikan sekaligus;
yakni mengupayakan sebab
yang diperintahkan syariat
dan tawakal
yang diperintahkan oleh Allah Subẖānahu wa Taʿālā.
***
الْخُلَاصَةُ الَّتِي أَوَدُّ أَنْ نَسْتَفِيدَهَا
هِي أَنَّ إِيمَانَ الْعَبْدِ بِأَنَّ الرِّزْقَ لَهُ مَكْفُولٌ
وَاللهُ عَزَّ وَجَلَّ قَدْ تَوَلَّى ذَلِكَ
هَذَا يَدْعُوهُ إِلَى أَنْ يَكُونَ مُطْمَئِنًّا
وَيَدْعُوهُ إِلَى أَنْ يَكُونَ سَاكِنَ النَّفْسِ
لَا وَجِلًا وَلَا مُصَابًا بِالْهَلَعِ
إِنَّمَا يَكُونُ مُطْمَئِنًّا وَرَاضِيًا
لِأَنَّهُ يَعْلَمُ أَنَّ الرِّزْقَ الَّذِي سَاقَهُ اللهُ
أَنَّ الرِّزْقَ الَّذِي قَدَّرَهُ اللهُ سُبْحَانَهُ لَهُ
فَإِنَّهُ لَا بُدَّ أَنْ يَأْتِيهِ
وَاللهِ وَبِاللهِ لَوْ سَعَى كُلُّ مَنْ عَلَى وَجْهِ الْأَرْضِ
أَنْ يَمْنَعُوكَ لُقْمَةً
شَاءَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ أَنْ يَرْزُقَهَا إِيَّاكَ
وَقَدْ كَتَبَهَا لَكَ
وَاللهِ إِنَّهُمْ لَا يَسْتَطِيعُونَ
رِزْقُكَ آتِيكَ
شَاءَوْا أَمْ أَبَوْا
شِئْتَ أَمْ أَبَيتَ
فَعَلَى الْإِنْسَانِ أَنْ يَكُونَ مُطْمَئِنًّا هَادِىءَ الْبَالِ
كَمَا أَنَّ عَلَيْهِ أَنْ يَكُونَ مُتَوَكِّلًا عَلَى اللهِ
مُعْتَمَدًا عَلَيْهِ مُفَوِّضًا الْأَمْرَ
لَهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى
أَلَمْ نَسْمَعْ إِلَى قَوْلِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
لَوْ أَنَّكُمْ تَوَكَّلُونَ عَلَى اللهِ
حَقَّ تَوَكُّلِهِ
لَرَزَقَكُمْ
كَمَا يَرْزُقُ الطَّيْرَ
تَغْدُو خِمَاصاً – يَعْنِي جَائِعًا
وَتَرُوحُ بِطَانًا – يَعْنِي شَبِعًا – رَوَاهُ أَحْمَدُ
بُطُونُهَا مَلْأَةٌ
إِذَنْ عَلَى الْعَبْدِ أَنْ يَسْتَيقِنَ بِذَلِكَ
وَأَنْ يَعْلَمَ أَنَّ الْأُمُورَ
مِنَ اللهِ سُبْحَانَهُ وَإِلَيْهِ
وَفِى السَّمَاۤءِ رِزْقُكُمْ
وَمَا تُوْعَدُوْنَ
إِذَن اطْلُبِ الرِّزْقَ مِنَ اللهِ
وَاعْتَمِدْ فِي تَحْصِيلِهِ عَلَيْهِ
وَلَا تَثِقْ فِي نَفْسِكَ
وَلَا تَعْتَمِدْ عَلَى حَوْلِكَ
وَلَا يَلْتَفِتُ قَلْبُكَ إِلَى مَخْلُوقٍ
إِنَّمَا اجْعَلْ هِمَّتَكَ وَاجْعَلْ قَلْبَكَ
مُعَلَّقًا بِاللهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى
وَاعْلَمْ أَنَّ ذَلِكَ مِنْ أَعْظَمِ أَسْبَابِ
تَحْصِيلِ الرِّزْقِ
إِنِ اتَّقَيْتَ اللهَ
وَمِنْ أَعْظَمِ التَّقْوَى
التَّوَكُّلُ عَلَى اللهِ سُبْحَانَهُ
هَذَا مِنْ أَوْسَعِ الْأَبْوَابِ
الَّتِي يَأْتِيكَ الرِّزْقُ مِنْ خِلَالِهَا
وَمَنْ يَّتَّقِ اللهَ يَجْعَلْ لَّهُ مَخْرَجًا
وَمَاذَا؟
وَّيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ
وَاللهِ إِنَّ هَذَا بَابٌ عَظِيمٌ لِلرِّزْقِ
وَالنَّاسُ تَلْتَفِتُ يَمْنَةً وَيَسْرَةً تَبْحَثُ عَنِ الرِّزْقِ
وَرُبَّمَا يَغْفَلُ كَثِيرٌ مِنْهُمْ
عَنْ هَذَا الْبَابِ الْعَظِيمِ وَعَنْ هَذَا السَّبَبِ الْيَسِيرِ
لِتَحْصِيلَ الرِّزْقِ
اتَّقِ اللهَ
وَأَبْشِرْ بِأَرْزَاقِ اللهِ
سَتَأْتِيكَ مِنْ حَيْثُ لَا تَحْتَسِبُ
وَلَا تَسْتَعْظِمْ عَلَى اللهِ شَيْئًا
فَاللهُ عَظِيمٌ قَدِيرٌ
وَخَزَائِنُ اللهِ مَلْأَةٌ
مَا أَنْفَقَ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى مُنْذُ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ
كُلُّ مَا فِي الْكَونِ وَكُلُّ مَا يَدُبُّ وَيَدْرُجُ فِيهِ
يَأْكُلُ مِنْ رِزْقِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ
وَمَعَ ذَلِكَ مَا نَقَصَ شَيْءٌ مِنْ خَزَائِنِ اللهِ
خَزَائِنُ اللهِ مَلْأَةٌ
أَرَأَيْتَ لَوْ أَنَّ مَلِكًا مِنْ مُلُوكِ الدُّنْيَا
إِذَا قَالَ فَعَلَ
غَنِيٌّ وَبِيَدِهِ خَزَائِنُ بَلَدِهِ
يَقُولُ لَكَ: اطْمَئِنَّ
مَا تُعْطَاهُ مِنَ الْأَرْزَاقِ وَالْمُكَافَآتِ وَالرَّوَاتِبِ
مِنْ عِنْدِيْ لَا تَحْمِلْ هَمًّا
بِاللهِ عَلَيْكَ كَيْفَ تُصْبِحُ وَكَيْفَ تُمْسِي ؟
أَلَسْتَ بِطُمَأْنِينَةٍ وَسَعَادَةٍ
وَحَتَّى لَوْ تَأَخَّرَ بَعْضَ الشَّيْءِ
مَا تُعْطَاهُ مِنْ هَذَا الرِّزْقِ
فَإِنَّكَ… مِنْ هَذَا الرِّزْقِ نَعَمْ الرِّزْقُ
هُوَ الْعَطَاءُ
وَالرِّزْقُ مِنَ اللهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى
فَإِنَّكَ تَكُونُ مُطْمَئِنًّا سَاكِنًا هَادِئًا
لِأَنَّكَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الَّذِي وَعَدَكَ قَادِرٌ
فَمَا بَالُكَ بِالرَّزَّاقِ الْعَظِيمِ
وَهُوَ اللهُ الْكَرِيمُ
الْوَاسِعُ الْكَبِيرُ الْقَدِيرُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى
وَعَدَكَ بِأَنَّهُ يُعْطِيكَ
وَأَنَّهُ يَنَالُكَ مِنْ فَضْلِهِ مَا كَتَبَ لَكَ
فَاطْمَئِنَّ وَاجْمِلْ فِي الطَّلَبِ
وَهَلْ هَذَا الْكَلَامُ يَعْنِي
أَنَّ يَمِيلَ الْإِنْسَانُ إِلَى الْكَسَلِ وَالدَّعَى
وَيَدَعُ طَلَبَ الرِّزْقِ
الْجَوَابُ لَا أَبَدًا
هَذَا لَا يُسْتَفَادُ مِنْ هَذَا الْكَلَامِ
أَلَمْ تَسْمَعْ إِلَى قَوْلِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ السَّابِقَ
لَوْ أَنَّكُمْ تَوَكَّلُونَ عَلَى اللهِ
حَقَّ تَوَكُّلِهِ
لَرَزَقَكُمْ
كَمَا يَرْزُقُ الطَّيْرَ
مَاذَا تَصْنَعُ؟
تَجْلِسُ وَتَنَامُ
أَوْ قَالَ: تَغْدُو؟
إِذَن الْعَمَلُ لَا بُدَّ مِنْهُ
إِنَّمَا مَقْصُودُ هَذَا الْكَلَامِ
أَنَّهُ لَا بُدَّ أَنْ يَصْحَبَ الْعَمَلَ
تَوَكُّلٌ وَثِقَةٌ
وَتَفْوِيضٌ واعْتِمَادٌ عَلَى اللهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى
وَبِهَذَا يَجْمَعُ الْإِنْسَانُ
بَيْنَ الْحُسْنَيَيْنِ
بَيْنَ فِعْلِ الْأَسْبَابِ
الَّتِي أَمَرَ الشَّرْعُ بِهَا
وَبَيْنَ التَّوَكُّلِ
الَّذِي أَمَرَ اللهُ بِهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى