Berdiri dalam shalat adalah salah satu rukun yang harus dilaksanakan. Seseorang tidak dibenarkan menunaikan shalat fardhu dengan cara duduk kecuali ada uzur yang dibenarkan syariat. Beberapa halangan yang menyebabkan bolehnya shalat sambil duduk misalnya fisik yang lemah hingga tak mampu atau sangat berat untuk berdiri, sedang sakit yang jika dipaksakan berdiri dapat membuat sakitnya semakin parah, dan pemulihan pasca tindakan medis yang jika dipaksakan dikhawatirkan dapat membahayakan atau penyembuhannya menjadi lambat (misalnya pasca operasi tertentu).

Syekh kami –semoga Allah membalas Anda dengan kebaikan– mohon Anda berkenan menasihati orang yang meremehkan berdiri ketika shalat dan langsung shalat di atas kursi tanpa alasan yang jelas.
Ini juga termasuk sikap bermudah-mudah. Sebagian orang terlalu bermudah-mudah, sehingga shalat sambil duduk.
Padahal dia mampu berdiri. Ini tidak boleh.
Buktinya (kalau dia mampu berdiri), dalam urusan duniawi, dia bisa melakukannya dengan berdiri.
Bisa jadi ketika ada pertunjukan –masya Allah–
kamu melihatnya bersama penonton dengan penuh semangat.
Wanita juga begitu, dia menari sambil berdiri, tapi ketika shalat, dia shalat sambil duduk.
Kamu dapat temui sebagian orang dalam urusan duniawi, mereka orang yang paling energik.
Namun saat mendatangi shalat, mereka melaksanakan shalat sambil duduk dan berkata, “Kami capek dan susah berdiri.”
Baik, kenapa tidak susah bagimu dalam urusan duniawimu?!
Fenomena ini telah terjadi sejak dulu. Imam asy-Syafi’i menceritakan, “Aku pernah melihat lelaki yang sudah berumur 90 tahun…
Dia mengajar menyanyi anak-anak perempuan sambil berdiri. Namun, jika datang ke masjid, dia shalat sambil duduk.”
Jadi, ini sudah ada dari zaman Imam asy-Syafi’i
Sebagian orang terlalu bermudah-mudah dalam urusan ibadah.
Terlalu bermudah-mudah dalam urusan shalat, dan ibadah lainnya.
Padahal dalam urusan duniawi, dia melakukannya sendiri,
dia melakukannya dengan energik dan penuh semangat.
Namun, jika saatnya beribadah, dia bermalas-malasan.
Shalat sambil berdiri ketika mampu adalah rukun shalat?
Ya, itu rukun Shalat Fardhu. Adapun dalam Shalat Sunnah, itu tidak wajib.

***

شَيْخَنَا لَوْ نَبَّهْتُمْ أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكُمْ أَيْضًا لِهَؤُلَاءِ الَّذِينَ يَتَسَاهَلُونَ بِالْقِيَامِ فِي الصَّلَاةِ وَيُصَلِّي عَلَى الْكُرْسِيِّ مُبَاشَرَةً
أَيْضًا هَذَا مِنْ دُرُوبِ التَّسَاهُلِ بَعْضُ النَّاسِ يَتَسَاهَلُ وَيُصَلِّي جَالِسًا
مَعَ قُدْرَتِهِ عَلَى الْقِيَامِ وَهَذَا لَا يَجُوزُ
بِدَلِيلٍ أَنَّ أُمُورَهُ الدُّنْيَوِيَّةَ يُزَاوِلُهَا وَهُوَ قَائِمٌ
وَرُبَّمَا إِذَا أَتَى فِيهِ عَرَضَةٌ مَا شَاءَ اللَّهُ
تَجِدُ أَنَّهُ مَعَ هَؤُلَاءِ بِنَشَاطٍ وَهِمَّةٍ
وَالْمَرْأَةُ أَيْضًا تُرَقِّصُ وَهِيَ قَائِمَةٌ إِذَا أَتَتْ تُصَلِّي تُصَلِّي وَهِيَ جَالِسَةٌ
فَتَجِدُهُ يَعْنِي بَعْضَ النَّاسِ فِي أُمُورِهِمْ الدُّنْيَوِيَّةِ وَلَا أَنْشَطَ مِنْهُمْ
إِذَا أَتَوْا الصَّلَاةَ صَلَّوْا وَهُمْ جَالِسُونَ وَيَقُولُ نَحْنُ نَتْعَبُ وَنَحْنُ يَصْعُبُ عَلَيْنَا
طَيِّبٌ لِمَاذَا لَمْ يَصْعُبْ عَلَيْكَ فِي أُمُورِكَ الدُّنْيَوِيَّةِ؟
وَهَذَا مِنْ قَدِيمِ الزَّمَانِ الْإِمَامُ الشَّافِعِيُّ قَالَ رَأَيْتُ رَجُلًا قَدْ جَاوَزَ التِّسْعِيْنَ مِنْ عُمُرِهِ
كَانَ يُعَلِّمُ الْجَوَارِي الْغِنَاءَ قَائِمًا فَإِذَا أَتَى الْمَسْجِدَ صَلَّى جَالِسًا
مِنْ زَمَنِ الْإِمَامِ الشَّافِعِيِّ
فَهَذَا يَعْنِي بَعْضُ النَّاسِ يَتَسَاهَلُ فِيمَا يَتَعَلَّقُ بِأُمُورِ الْعِبَادَةِ
يَتَسَاهَلُ فِيمَا يَتَعَلَّقُ بِأُمُورِ الصَّلَاةِ بِأُمُورِ الْعِبَادَةِ
وَمَعَ أَنَّهُ فِي أُمُورِ دُنْيَاهُ تَجِدُ أَنَّهُ يُزَاوِلُهَا
يُزَاوِلُهَا بِنَشَاطٍ وَقُوَّةٍ
لَكِنْ إِذَا أَتَتْ أُمُورُ الْعِبَادَةِ يَتَكَاسَلُ عَنْهَا
نَعَمْ وَالْقِيَامُ مَعَ الْقُدْرَةِ رُكْنٌ مِنْ أَرْكَانِ الصَّلَاةِ
رُكْنٌ مِنْ أَرْكَانِ صَلَاةِ الْفَرِيضَةِ أَمَّا النَّافِلَةُ فَلَيْسَ وَاجِبًا