Banyaknya jenis ibadah yang dapat dikerjakan merupakan keuntungan yang besar. Sebab kita dapat mengumpulkan pahala dan meraih berbagai macam keutamaan. Namun terkadang kita melupakan satu perkara yang esensial dalam ibadah yaitu kurangnya pengagungan terhadap nama-nama dan sifat-sifat Allah subhanahu wata’alaa. Padahal ibadah hakikatnya mengerjakan hal-hal yang Allah cintai dan ridhai dengan penuh ketundukan.
Nama As-Sayyid disebutkan dalam hadits dari sahabat abdullah ibnu assyikhir. Beliau berkata,
Pada suatu hari akh ikut delegasi dari kabilah bani ‘amir ikut menemui Rasulullah
Di antaranya adalah hadits dari Mutharrif sebagai berikut.
قَالَ أَبِي: انْطَلَقْتُ فِى وَفْدِ بَنِي عَامِرٍ إِلَى رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقُلْنَا: أَنْتَ سَيِّدُنَا. فَقَالَ: السَّيِّدُ اللهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى. قُلْنَا: وَأَفْضَلُنَا فَضْلاً وَأَعْظَمُنَا طَوْلاً. فَقَالَ: قُولُوا بِقَوْلِكُمْ أَوْ بَعْضِ قَوْلِكُمْ، وَلاَ يَسْتَجْرِيَنَّكُمُ الشَّيْطَانُ.
Ayahku berkata, “Aku pergi bersama utusan Bani Amir menghadap Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Kami lantas mengatakan, ‘Anda adalah sayyid (pembesar) kami.’
Beliau berkata, “As-Sayyid adalah Allah, tabaraka wa ta’ala.”
Kami juga mengatakan, “(Anda adalah orang) yang paling utama dan yang paling besar pemberiannya.”
Beliau mengatakan lagi, “Ucapkan kata-kata kalian itu atau sebagiannya saja, dan jangan kalian terseret oleh setan.” (Sahih, HR. Abu Dawud dan yang lain. Syaikh al-Albani menilainya sahih dalam Shahih Sunan Abu Dawud)
penjelasan:
Rasulullah menangkap gelagat berlebihan dari dialog yang dikatakan delegasi tersebut, mengarah kepada pengkultusan.Maka beliau menegur dengan mengatakan “As-Sayyid adalah Allah, tabaraka wa ta’ala.”.
Rasulullah mengatakan jika ingin memuji maka gunakan ucapakan yang biasa dikatakan yaitu, Muhammad Abduhu wa Rasuluhu.
Makna As-Sayyid
Dari imam Al-Ashari, ketika Allah dinamai dan disifati As-Sayyid maka maknanya ada penguasa mutlak seluruh makhluk. (Allah yang menciptakan, menguasai, mengatur dan memiliki).
Maka seluruh makhluk adalah hambanya Allah.
As-Sayyid adalah yang menguasai seluruh urusan manusia (makhluk). Kita tidak bisa lepas dari ketergantungan kepada Allah. Maka kita harus mengikuti ketetapan Allah.