Siapa Rabbmu ? – Ustadz Abuz Zubair Hawaary, Lc

Mengenal Allah SWT (Subhanahu wa Ta’ala) bukan sekedar pengakuan melainkan butuh pembuktian. Ada suatu pertanyaan yang populer, “Man Rabbuka.” Man Rabbuka artinya siapakah penciptamu atau singkatnya siapa Rabbmu ? Cara mengenal Allah lebih dekat dapat dilakukan dengan dua cara; melalui ayat syar’iyah (yakni mentadaburi Al-Qur’an) dan melalui ayat kauniyah (memikirkan penciptaan gunung, laut, bumi, dan alam seisinya). Tentunya kesemuanya tidak datang dengan sendirinya, akan tetapi ada yang menciptakannya dari ketiadaan. Inilah cara mengenal Allah dalam Islam yang masyhur dalam tulisan para ulama. Ilmu mengenal Allah Ta’ala didapat dengan belajar agama. Siapakah Allah SWT menurut Alquran ? Anda bisa mengetahuinya dari Surat yang pertama atau yang biasa disebut Ummul Kitab. Yang mana surat tersebut mengandungi tauhid Rububiyah, tauhid Uluhiyah, dan tauhid Asma wa Shifat. Tujuan Allah menciptakan manusia adalah untuk mengibadahinya semata dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatupun. Man Rabbuka adalah pertanyaan populer yang termuat dalam hadits pertanyaan tentang kubur dan perihal yang menentukan; apakah ia mendapat nikmat kubur atau sebaliknya berupa siksa kubur. Hanya kepada Allah kita berlindung dari kejelekan. Suasana dalam kubur dapat kita rasakan kengeriannya dari hadits yang kita simak (hadits Barra bin Azib radhiyallahu ‘anhu). Sekali lagi, hadits tersebut menunjukkan bahwa cara mengenal Allah SWT (Subhanahu wa Ta’ala) atau mengenal Allah SWT lebih dekat dilakukan saat di dunia, dan bukan saat mayit telah membujur kaku di dalam kubur. Kemudian datang seseorang dari atas kuburnya mentalqin, “Wahai Fulan, jika engkau ditanya siapa Rabbmu maka jawablah, dan seterusnya …” Maka bagaimana bisa orang yang hidup berkomunikasi dengan orang yang telah mati? Mengenal Allah lewat akal dapat melalui penjelasan dari para Ulama, di antaranya kitab yang bermanfaat dalam hal ini ialah Al Qawa’idul Mutsla karya Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah. Ilmu Makrifat (ilmu mengenal Allah) ialah dengan mempelajari bab akidah dan memperkuatnya. Adapun istilah ilmu makrifat yang tersebar di kalangan sebagian masyarakat bahwa yang telah mencapai ilmu makrifat maka ia setingkat lebih tinggi daripada orang yang masih mendalami syari’at. Maka ia telah salah paham terhadap agama ini. Kunci menuju makrifat hanya dengan bertauhid dan menjauhi kesyirikan. Apa pandangan Anda terhadap orang yang mengaku mendapat ilmu makrifat, lantas meninggalkan syariat, kemanakah perginya tauhid orang itu? Rahasia mengenal diri ada dalam belajar agama, bukan dengan menyendiri dan menunggu bisikan-bisikan ghaib yang tidak jelas juntrungnya. Salah satu cara mengenal Allah ialah dengan mengenal asmaul husna (nama-nama Allah yang indah) dan mengenal agama Islam seutuhnya tanpa ditambah dan dikurangi syariatnya.