Pelaku Dosa Besar Jadi Ulama, Apa Bisa? – Syaikh Shalih al-Ushoimi #NasehatUlama

Setiap manusia tentu pernah berbuat kesalahan. Oleh sebab itu kita diperintahkan untuk bertaubat kepada Allah subhanahu wata’alaa. Apabila ada pelaku dosa besar yang telah bertaubat, adakah kesempatan baginya menjadi seorang Ulama? Yuk simak nasihat Syaikh Shalih al-Ushoimi berikut ini.

Pertanyaan: Apakah mungkin seorang menjadi ulama alim rabbani padahal dulu dia pelaku dosa besar, jika ia bertaubat?
Jawabnya: Telah ada orang-orang yang menjadi alim rabbani padahal dahulu mereka terjatuh dalam kekafiran, yaitu para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Imam Bukhari berkata, “Para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam baru belajar ketika mereka sudah tua.”
Apabila taubat seorang hamba telah sah, dia jujur, lalu dia bersungguh-sungguh dalam mencari kesempurnaan imannya, niscaya Allah subhanahu wa ta’ala akan memberinya hidayah.
Oleh sebab itu, Ibnu Taimiyah al-Hafid berkata, “Yang dinilai itu adalah kesempurnaan di akhir dan bukan pada kekurangan di awal.”
Karena tidak ada seorangpun dari kita kecuali datang dengan serba kekurangan, Allah ta’ala berfirman:
Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan kamu tidak mengetahui sesuatupun. (QS. an-Nahl: 78)

***

يَقُولُ هَلْ مِنَ الْمُمْكِنِ أَنْ يَكُونَ عَالِماً رَبَّانِيًّا مَنْ كَانَ يَرْتَكِبُ الْكَبَائِرَ إِذَا تَابَ؟
الْجَوَابُ قَدْ صَارَ عَالِمًا رَبَّانِيًّا مَنْ كَانَ فِي الْكُفْرِ وَهُمْ أَصْحَابُ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
قَالَ الْبُخَارِيُّ وَتَعَلَّمَ أَصْحَابُ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كِبَارًا
فَإِذَا صَحَّتِ التَّوْبَةُ وَصَدَقَ الْعَبْدُ وَاجْتَهَدَ فِي… وَاجْتَهَدَ فِي طِلَابِ الْكَمَالَاتِ هَدَاهُ اللهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى إِلَيْهَا
وَمِنْ هُنَا قَالَ ابْنُ تَيمِيَّةَ الْحَفِيدُ الْعِبْرَةُ بِكَمَالِ النِّهَايَةِ لَا بِنَقْصِ الْبِدَايَةِ
فَمَا مِنَّا أَحَدٌ إِلَّا جَاءَ نَاقِصًا قَالَ تَعَالَى
وَاللهُ أَخْرَجَكُم مِّن بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ لَا تَعْلَمُونَ شَيْئًا
النَّحْلُ – الْآيَةُ 78