Materi: Menjadi Pengusaha Muslim Sejati (Bagian 12): Asas Suka Sama Suka
Narasumber: Ustadz Dr. Muhammad Arifin Badri, M.A.

Video ini adalah materi lanjutan dari seminar dengan tema Menjadi Pengusaha Muslim Sejati dan disampaikan oleh Dr. Muhammad Arifin Badri, M.A., beliau adalah pakar ekonomi syariah lulusan S3 Universitas Islam Madinah, dan kini aktif sebagai Dewan Pembina Komunitas Pengusaha Muslim Indonesia (KPMI) dan Staf Ahli Syariah Majalah Pengusaha Muslim.

Asas suka sama suka

Islam adalah syariat yang menghormati hak kepemilikan umatnya. Oleh karena itu, tidak dibenarkan bagi siapapun untuk memakan atau menggunakan harta saudaranya kecuali atas kerelaan sudaranya, baik melalui perniagaan atau lainnya.

Allah Ta’ala berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تَأْكُلُوا أَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ إِلاَّ أَنْ تَكُونَ تِجَارَةً عَنْ تَرَاضٍ مِنْكُمْ

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka diantara kamu.” (An Nisa’ 29).

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لاَ يَأْخُذَنَّ أَحَدُكُمْ مَتَاعَ أَخِيهِ لاَعِبًا وَلاَ جَادًّا، وَمَنْ أَخَذَ عَصَا أَخِيهِ فَلْيَرُدَّهَا

“Janganlah sekali-kali engkau mengambil harta saudaranya, tidak dengan pura-pura dan tidak pula  sungguh-sungguh. Barang siapa yang terlanjur mengambil –sebagai contoh- tongkat saudaranya, hendaknya ia segera mengembalikannya.” Riwayat Ahmad, Abu Dawud, At Tirmizy dan dinyatakan sebagai hadits hasan oleh Al Albani.

Pada hadits lain, beliau juga bersabda:

(لاَ يَحِلُّ مَالُ امْرِئٍ مُسْلِمٍ إِلاَّ بِطِيبِ نَفْسٍ مِنْهُ) رواه أحمد والدارقطني والبيهقي، وصححه الحافظ والألباني

“Tidaklah halal harta seorang muslim kecuali dengan  dasar kerelaan darinya”. Riwayat Ahmad, Ad Daraquthny, Al Baihaqy dam dinyatakan sebagai hadits shahih oleh Al Hafizh Ibnu Hajar dan Al Albany. Dan dalam hadits lain beliau e bersabda secara khusus tentang perniagaan:

إِنَّمَا البَيْعُ عَنْ تَرَاضٍ

“Sesungguhnya perniagaan itu hanyalah perniagaan yang didasari oleh asas suka sama suka.” Riwayat Ibnu Majah, Ibnu Hibban dan oleh Al Albany dinyatakan sebagai hadits shahihkan.

Bagaimana penjelasan selengkapnya? Silakan simak video yang disampaikan oleh Ustadz Dr. Muhammad Arifin Badri berikut ini. Semoga bermanfaat.

YUFID TV

Homepage Newspaper