Manusia adalah makhluk sosial sehingga perlu bersosialisasi dengan sesama. Mengobrol merupakan salah satu bentuk komunikasi yang dapat mempererat hubungan baik dengan orang lain, mencari solusi dari suatu permasalahan, dan sebagainya. Namun hendaknya kita memperhatikan adab-adab dalam mengobrol sebab tidak semua perbincangan itu baik menurut Islam.

“Belajarlah mendengar dengan baik
sebagaimana engkau belajar berbicara dengan baik.”
Di antara bentuk mendengar dengan baik
adalah: (1) membiarkan si pembicara hingga menyelesaikan ucapannya,
(2) menghadapkan wajah kepadanya,
(3) memandangnya,
dan (4) memperhatikan apa yang diucapkannya.
Saat berbicara, (5) janganlah Anda menggeneralisir dalam menilai masyarakat suatu negara,
desa, atau suku dengan suatu celaan,
karena Anda tidak tahu mungkin Anda menyinggung
sebagian teman ngobrol dengan celaan Anda
tanpa Anda sadari.
(6) Jika ada orang lain ditanya,
jangan sampai Anda yang menjawabnya,
seolah-olah itu adalah ganimah (harta rampasan perang) yang Anda perebutkan.
Itu adalah kebodohan dan adab yang buruk.
Ibnu Abdil Barr Raẖimahullāh berkata,
“Enam perkara jika diremehkan oleh orang-orang,
maka jangan salahkan siapa pun kecuali mereka sendiri:
(1) Pergi ke jamuan padahal tidak diundang,
(2) mencari kemuliaan dari orang yang tercela,
(3) masuk dalam pembicaraan dua orang
padahal mereka tidak mengajaknya,
(4) menghina penguasa,
(5) duduk di suatu majelis padahal dia bukan bagian darinya,
(6) dan terus berbicara
kepada orang yang tidak mendengar dan memperhatikannya.”

***

تَعَلَّمْ حُسْنَ الْاِسْتِمَاعِ
كَمَا تَتَعَلَّمُ حُسْنَ الْكَلَامِ
وَمِنْ حُسْنِ الْاِسْتِمَاعِ
إِمْهَالُ الْمُتَكَلِّمِ حَتَّى يَقْضِيَ حَدِيثَهُ
وَالْإِقْبَالُ بِالْوَجْهِ عَلَيْهِ
وَالنَّظَرُ إِلَيْهِ
وَالْوَعْيُ لِمَا يَقُولُ
إِيَّاكَ فِي حَدِيثِكَ أَنْ تَعُمَّ قَوْمًا مِنْ أَهْلِ بَلَدٍ
أَوْ قَرْيَةٍ أَوْ قَبِيلَةٍ بِذَمٍّ
فَإِنَّكَ لَا تَدْرِي لَعَلَّكَ تَتَنَاوَلُ
بَعْضَ جُلَسَائِكَ بِشَتْمٍ
وَأَنْتَ لَا تَشْعُرُ
إِذَا سُئِلَ غَيْرُكَ
فَإِيَّاكَ أَنْ تَكُونَ أَنْتَ الْمُجِيبُ
كَأَنَّهَا غَنِيمَةٌ تَطْلُبُهَا
فَإِنَّ هَذَا مِنَ السَّفَهِ وَسُوءِ الْأَدَبِ
قَالَ ابْنُ عَبْدِ الْبَرِّ رَحِمَهُ اللهُ
سِتَّةٌ إِذَا أُهِينُوا
فَلَا يَلُومُوا إِلَّا أَنْفُسَهُمْ
(1) الذَّاهِبُ إِلَى مَائِدَةٍ لَمْ يُدْعَ إِلَيْهَا
(2) وَطَالِبُ الْفَضْلِ مِنَ اللِّئَامِ
(3) وَالدَّاخِلُ بَيْنَ اثْنَينِ فِي حَدِيثِهِمَا
مِنْ غَيْرِ أَنْ يُدْخِلَاهُ فِيهِ
(4) وَالْمُسْتَخِفُّ بِالسُّلْطَانِ
(5) وَالْجَالِسُ مَجْلِسًا لَيْسَ لَهُ مِنْ أَهْلِهِ
(6) وَالْمُقْبِلُ بِحَدِيثِهِ
عَلَى مَنْ لَا يَسْمَعُ مِنْهُ وَلَا يُصْغِي إِلَيْهِ