Materi: Idola Keluarga Muslim (05)
Pemateri: Ustadz Abdullah Taslim, Lc., M.A. hafizhahullah

 

Salah satu watak bawaan manusia sejak diciptakan Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah kecenderungan untuk selalu meniru dan mengikuti orang lain yang dikaguminya, baik dalam kebaikan maupun keburukan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

 

الأرواح جنود مجندة، فما تعارف منها ائتلف وما تناكر اختلف

 

Ruh-ruh manusia adalah kelompok yang selalu bersama, maka yang saling bersesuaian di antara mereka akan saling dekat, dan yang tidak bersesuaian akan saling berselisih.” (Hadits shahih riwayat al-Bukhari, no. 3158 dan Muslim, no. 2638).

 

Oleh karena itulah, metode pendidikan dengan menampilkan contoh figur untuk diteladani adalah termasuk salah satu metode pendidikan yang sangat efektif dan bermanfaat.

 

Dalam banyak ayat al-Quran, Allah Subhanahu wa Ta’ala menceritakan kisah-kisah keteladanan para Nabi ‘alahimusalam untuk menjadi panutan bagi orang-orang yang beriman dalam meneguhkan keimanan mereka. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

 

وَكُلا نَقُصُّ عَلَيْكَ مِنْ أَنْبَاءِ الرُّسُلِ مَا نُثَبِّتُ بِهِ فُؤَادَكَ وَجَاءَكَ فِي هَذِهِ الْحَقُّ وَمَوْعِظَةٌ وَذِكْرَى لِلْمُؤْمِنِينَ

 

Dan semua kisah para rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam surat ini telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Huud: 120).

 

Ketika menjelaskan makna ayat ini, syaikh Abdurrahman as-Sa’di berkata, “Yaitu supaya hatimu tenang dan teguh (dalam keimanan), dan (supaya kamu) bersabar seperti sabarnya para Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam, karena jiwa manusia (cenderung) senang meniru dan mengikuti (orang lain), dan (ini menjadikannya lebih) bersemangat dalam beramal shaleh, serta berlomba dalam mengerjakan kebaikan….” (Kitab Taisiirul Kariimir Rahmaan, hal. 392).

 

YUFID TV
http://yufid.tv

 

Link [download id=”106″]