Ceramah Singkat: Perhiasan yang Menipu – Ustadz Ahmad Zainuddin, Lc
Allah Ta’ala berfirman dalam mensifati kehidupan dunia dan hakekatnya, وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلا مَتَاعُ الْغُرُورِ “Kehidupan dunia hanyalah kesenangan (al mataa’) yang memperdaya (al ghuruur).” (Qs. Al Imran: 185) Al Mataa’ adalah sesuatu yang menjadi perhiasan, yaitu sesuatu yang mendatangkan manfaat, kemudian menghilang dan tidak kekal bagi manusia. Al ghuruur adalah tipuan. (Tafsir Al Qurthubi) Kesimpulan dari makna ayat yang mulia ini bahwa dunia hanyalah perhiasan yang menggoda manusia, menipu dan menyibukkannya dari hal yang bermanfaat baginya di akhirat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, لَوْ كَانَ لاِبْنِ آدَمَ وَادِيَانِ مِنْ مَالٍ لاَبْتَغَى ثَالِثًا ، وَلاَ يَمْلأُ جَوْفَ ابْنِ آدَمَ إِلاَّ التُّرَابُ “Seandainya manusia diberi dua lembah berisi harta, tentu ia masih menginginkan lembah yang ketiga. Yang bisa memenuhi dalam perut manusia hanyalah tanah.“ (HR. Bukhari) Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, لَيْسَ الْغِنَى عَنْ كَثْرَةِ الْعَرَضِ ، وَلَكِنَّ الْغِنَى غِنَى النَّفْسِ “Kaya bukanlah diukur dengan banyaknya kemewahan dunia. Namun kaya (ghina’) adalah hati yang selalu merasa cukup.” (HR. Bukhari dan Muslim) Maka seorang muslim hendaknya menghindar dari menyibukkan diri secara berlebihan dengan perhiasan dunia, karena perhiasannya tidak ada batas akhir bagi orang yang memburunya hingga jiwanya tenang dan hatinya menerima. Justru orang yang perhatian terhadapnya bertambah, maka bertambah pula antusias dalam mengejarnya dan menjauhkan manusia dari amal yang bermanfaat di akhirat.