Wajib Lebih Utama daripada Sunnah – Ustadz Aris Munandar

Shalat wajib dalam sehari lima kali yang dilakukan oleh seorang muslim merupakan amalan terbaik sepanjang masa, diibaratkan dengan seorang yang memiliki kolam di depan pintu rumahnya dan ia mandi di situ lima kali, tentu tidak ada noda kotoran yang tersisa. Subhanallah … apalagi keutamaan shalat berjamaah yang tiada bandingannya dengan shalat sunnah.

Ramadhan tiba dengan segenap aktivitasnya, mulai dari bukber, ngabuburit, shalat tarawih, hingga shalat tarawih early days session. Judul video kita kali ini ialah Wajib Lebih Utama daripada Sunnah. Insya Allah gamblang … dan di sini pemateri sedikit mengurai tentang hukum sunnah, definisi sunnah beserta contoh amalan wajib dan sunnah. Jangan sampai seseorang lebih mendahulukan buka puasa hingga ketinggalan shalat berjamaah atau melakukan shalat tarawih di sepertiga malam terakhir hingga mengakibatkan seseorang tertinggal dari melakukan shalat Shubuh secara berjamaah.

Waktu shalat Tahajud memang beragam (boleh setelah Isya’, boleh tidur dahulu, dan boleh juga di sepertiga malam terakhir), mana yang mudah dikerjakan … itulah yang dipilih. Beralih kepada makmum masbuk. Mari kita lihat pengertian makmum masbuk, ia adalah seseorang yang tertinggal gerakan shalat baik satu rakaat atau lebih dalam shalat berjamaah. Buka bersama yang disajikan panitia hendaknya hanya sekedarnya saja (contoh: air putih, teh hangat dan kurma), sedangkan Nasi plus lauk dikonsumsi setelah shalat berjamaah, sebagaimana dicontohkan dalam suatu masjid. Sebelum berbuka, panitia mengumumkan kepada jamaah untuk wudhu terlebih dahulu, sebab setelah adzan langsung disambung dengan iqamah, lalu shalat berjamaah, Setelah itu bagi yang menginginkan berbuka di masjid dipersilahkan untuk makan di teras, bagi yang ingin membawanya pulang, juga dipersilahkan.

Dengan sedikit pemahaman, bahwa ketika makanan telah terhidang maka harus disantap habis bin ludes dan senantiasa ketinggalan shalat berjamaah. Apakah demikian seorang muslim beretika terhadap shalat berjamaah? Jika sekali atau dua kali, maka tidak ada cela atasnya, tapi jika menjadi kebiasaan, maka yang demikian harus diluruskan. Begitu halnya, shalat malam tanpa tidur yang menyertai semangat para pemuda hingga terkadang menyebabkan mereka terlambat sholat shubuh. Apa yang mereka cari dengan keistimewaan Ramadhan jika harus melewatkan yang wajib?!? Keutamaan Tahajud tidak ada yang mengingkarinya, demikian halnya keutamaan puasa Ramadhan … barangsiapa yang ihtisab maka ia berhak memperoleh pahala. Namun, yang wajib tetap harus dikerjakan sebagaimana mestinya.

Hukum shalat wajib ialah fardhu ain, contoh fardhu ain yang gampang untuk kita cari. Contoh hukum wajib lainnya ialah shalat berjamaah (meski terjadi khilaf bainal ulama, dan yang rajih ialah melazimi shalat berjamaah), dan contoh-contoh perkara wajib lainnya. Sedangkan fardhu kifayah jelas berbeda cakupannya.