Khutbah Jumat – Pengkhianatan Mata – Ustadz Abdullah Zaen, Lc., MA.
Pengkhianatan adalah sebuah perilaku yang sangat tercela, amat menyakitkan hati apalagi seandainya dilakukan oleh orang yang terdekat. Tak ada satupun diantara kita yang mau dijuluki si pengkhianat walaupun barangkali kita pernah berkhianat bahkan mungkin sering berkhianat, Benarkah demikian.
Mari kita perhatikan firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala berikut ini
يَعْلَمُ خَآئِنَةَ ٱلْأَعْيُنِ وَمَا تُخْفِى ٱلصُّدُورُ
Allah Subhanahu Wa Ta’ala mengetahui pandangan mata yang berkhianat dan Allah mengetahui apa yang tersembunyi di dalam dada (Q.S Ghafir 19).
Ibnu Abbas menafsirkan maksud dari ayat tersebut yaitu seorang laki-laki yang sedang bersama dengan teman-temannya lalu lewatlah akhwat di depan mereka, lelaki tersebut berpura-pura menundukkan pandangan mata, bila merasa teman-temannya tidak memperhatikannya maka dia pun melirik akhwat tersebut dan jika dia khawatir mereka memergokinya maka dia pun kembali menundukkan matanya, sungguh Allah mengetahui keinginan hatinya untuk melihat akhwat tersebut. diriwayatkan oleh Imam Ibnu Abi syaibah itulah pengkhianatan mata, berbeda antara kondisi yang dikesankan kepada orang lain dengan kondisi sebenarnya, dia mengesankan seakan sangat sholeh dan selalu menjaga matanya dari hal yang haram padahal realitanya tidak demikian dia hanya berpura-pura belaka. saat memegang HP di hadapan Ustad atau orang tua maka HP tersebut digunakan untuk hal-hal positif namun manakala tidak ada orang lain yang melihat maka HP tersebut akan digunakan untuk berbuat maksiat kepada Allah Itulah contoh nyata pengkhianatan mata dizaman ini. Jika perbuatan tersebut tercela manakala dilakukan oleh muslim yang awam, tentu jika dilakukan oleh santri maka akan jauh lebih tercela. sebab santri menghabiskan waktunya untuk mendalami ilmu agama yang seharusnya menghasilkan perasaan takut kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ ۗ
diantara hamba-hamba Allah yang takut kepadanya hanyalah para ulama (QS. Fathir 28)
Untuk mengatasi kebiasaan buruk pengkhianatan mata ini, kita bisa mengikuti langkah-langkah berikut:
1. tingkatkan muraqabah, untuk mengatasi perasaan atau kebiasaan buruk tadi muraqabah sangat diperlukan dalam kehidupan kita
Muraqabah adalah salah satu ibadah Mulia dalam Islam, kurang lebih maknanya adalah merasa selalu diawasi oleh Allah subhanahu wa ta’ala sebab Allah mengetahui apapun yang kita kerjakan perbuatan baik maupun perbuatan buruk kita rahasiakan atau kita lakukan di depan khalayak. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
إِنَّهُ يَعْلَمُ الْجَهْرَ وَمَا يَخْفَىٰ
“Sesungguhnya Dia mengetahui yang terang dan yang tersembunyi”.
(QS. Al-A’la 7)
banyak diantara kita merasa malu ketika ketahuan orang lain berbuat buruk namun anehnya tidak merasa malu ketika dilihat oleh Allah subhanahu wa ta’ala berbuat buruk seakan-akan penilaian manusia lebih berharga dibanding penilaian Sang Penguasa alam semesta
2. ingat, yang halal lebih nikmat. Manakala godaan datang untuk melihat atau merasakan hal yang haram maka lawanlah dengan cara mengingat bahwa yang halal itu jauh lebih nikmat dibandingkan yang haram. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda “setiap engkau meninggalkan sesuatu karena Allah,sungguh Allah pasti akan menggantikan untukmu sesuatu yang lebih baik” HR. Ahmad.
Ingat memuaskan diri dengan hal yang haram bagaikan orang kehausan minum air laut ,semakin banyak air yang diminum justru akan semakin kehausan maka sejatinya menuruti hawa nafsu untuk berbuat maksiat adalah penyiksaan terhadap diri sendiri. Nafsu Liar itu diciptakan bukan untuk dipatuhi namun diciptakan untuk dilawan. Jangan pernah mau dijadikan budak yang didikte oleh nafsu bagaikan kerbau yang dicocok hidungnya, namun jadilah hamba patuh Allah yang maha mulia saat itulah ketenangan batin akan diraih san surga Allah akan dicapai.