Khutbah Jumat – Menyikapi Wabah Virus Corona – Ustadz Abdullah Zaen, Lc., MA.

Belakangan ini, ramai diperbincangkan tentang muncul dan menyebarnya suatu penyakit yang meresahkan dan menakutkan. Yaitu yang diistilahkan dengan Virus Corona.
Kewajiban seorang muslim pada setiap keadaan, termasuk tatkala muncul suatu kejadian dan musibah, adalah bertakwa dan berpegang teguh dengan petunjuk Allah Ta’ala dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wasallam.

Saat berbicara dan berdiskusi guna menanggulangi suatu masalah, hendaknya dibangun di atas asas yang syar’i.

Berikut enam poin penting terkait kejadian ini. Semoga bermanfaat!

Pertama: Tawakal kepada Allah
Dalam segala kondisi, seorang muslim wajib bergantung kepada Allah Ta’ala, bertawakal dan berkeyakinan bahwa segala perkara di bawah kuasa Allah. Sebagaimana difirmankan,
Artinya: “Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan ijin Allah. Barangsiapa yang beriman kepada Allah; niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” QS. At-Taghabun: 11.

Maka sepantasnya seorang muslim menyerahkan segala urusannya kepada Allah Ta’ala. Dengan cara berharap, bersandar, bertawakal dan tidak mencari kesembuhan, keselamatan ataupun kesehatan kecuali hanya dari Allah Tabaraka Wa Ta’ala.

Kedua: Jalankan perintah dan jauhi larangan
Wajib bagi setiap muslim untuk menjaga hak-hak Allah ta’ala. Yakni dengan mengerjakan ketaatan, menjalankan perintah dan menjauhi larangan.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berwasiat,
”Jagalah Allah, niscaya Allah akan menjagamu. Jagalah Allah, niscaya engkau menjumpai pertolongan Allah ada di hadapanmu”.

Menjalankan perintah agama dan menjauhi larangannya, merupakan sebab keselamatan dan penjagaan Allah di dunia dan akhirat.

Jikalau sekiranya tetap tertimpa musibah sekalipun, maka itu justru akan semakin mengangkat tinggi derajatnya di sisi Allah.

Ketiga: Berikhtiar dan berusaha
Syariat Islam menganjurkan umatnya untuk berusaha dan melakukan upaya guna mengobati penyakit. Hal ini tidak bertolak belakang dengan sikap tawakal.
Konsep pengobatan dalam syariat Islam terbagi menjadi dua: upaya pencegahan dan upaya penyembuhan. Keduanya dianjurkan dalam ajaran Islam.

Keempat: Jangan hanyut dengan hoax
Seorang muslim seharusnya tidak gampang hanyut dan terpengaruh kabar-kabar dusta. Karena sebagian orang dalam situasi seperti ini mudah menyebarkan sesuatu yang belum jelas kebenarannya. Sehingga berakibat munculnya keresahan dan kekhawatiran yang tidak beralasan.
Tepislah itu dengan kesempurnaan iman, keyakinan dan tawakal kepada Allah ‘azza wa jalla.

Kelima: Bersabar
Musibah dan petaka yang menimpa seorang muslim, entah kepada dirinya, keluarganya, anaknya, hartanya, bisnisnya dan semisalnya, jika diterima dengan lapang dada, sabar dan harapan pahala Allah, niscaya akan meninggikan derajat di sisi Allah Ta’ala.

Maka seyogyanya tatkala musibah datang, niatkan untuk mendapat pahala Allah. Sambutlah dengan penuh kelapangan dan kesabaran. Niscaya pahala melimpah akan didapatkan. Jika dikaruniai kesembuhan, bersyukurlah. Sehingga pahala tak berbatas pun akan diraih. InsyaAllah.

Keenam: Waspadailah musibah yang lebih besar
Sesungguhnya musibah yang paling besar adalah musibah yang menimpa keimanan.
Ini merupakan ujian yang paling besar di dunia dan akhirat. Sebab menyeret kepada puncak kesengsaraan yang tak berujung.