Beda Witir dan Qiyamul Lail – Syaikh Abdus Salam Asy-Syuwai’ir #NasehatUlama

Qiyamul lail merupakan kebiasaan orang-orang yang shaleh. Seorang muslim dapat melaksanakan qiyamul lail atau menghidupkan malamnya dengan cara shalat malam, berzikir, membaca al-Qur’an, dan amalan-amalan ibadah lainnya. Di antara amalan yang juga dianjurkan yaitu shalat witir yang pelaksanaannya mulai setelah shalat Isya. Lantas apa perbedaan qiyamul lail dengan shalat witir?

Namun demikian, kita harus memperhatikan masalah ini, banyak penuntut ilmu keliru memahaminya,
yaitu mereka tidak bisa membedakan antara Salat Witir dan Qiyamul Lail,
karena memahami perbedaan keduanya, sangat penting.
Salat Witir adalah bagian dari Qiyamul Lail.
Salat Witir berbeda dengan Qiyamul Lail dalam beberapa hukum fiqih,
yaitu, Salat Witir adalah salat yang bisa di-qada, berbeda dengan Salat Malam pada Qiyamul Lail,
dan Salat Witir dibatasi jumlah rakaatnya, berbeda dengan Salat Malam pada Qiyamul Lail,
karena Salat Malam pada Qiyamul Lail tidak ada batasan rakaatnya.
Salat Malam adalah dua rakaat dua rakaat. (HR. Bukhari)
Adapun Salat Witir, paling sedikit satu rakaat atau tiga rakaat,
dan jumlah rakaat Salat Witir yang paling banyak dan paling utama adalah sebelas rakaat.
Qiyamul Lail dimulai sejak Salat Maghrib, sehingga ini menghidupkan malam dengan berbagai amalan di antara dua ʿIsya (yaitu antara Maghrib dan ʿIsya),
seperti yang biasa dilakukan para sahabat, di sini, di masjid Nabi Ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam.
Itu termasuk Qiyamul Lail.
Sedangkan Salat Witir tidak boleh dikerjakan kecuali setelah Salat ʿIsya.
Demikianlah beberapa hukum yang membedakan antara keduanya.

***

وَلَكِنْ يَجِبُ أَنْ نَنْتَبِهَ لِلْمَسْأَلَةِ يُخْطِئُ فِيهَا كَثِيرٌ مِنْ طَلَبَةِ الْعِلْمِ
وَهُوَ عَدَمُ التَّفْرِيقِ بَيْنَ الْوِتْرِ وَقِيَامِ اللَّيْلِ
فَإِنَّ التَّفْرِيقَ بَيْنَهُمَا مُهِمٌّ جِدًّا
فَإِنَّ الْوِتْرَ جُزْءٌ مِنْ قِيَامِ اللَّيْلِ
وَالْوِتْرُ يَخْتَلِفُ عَنْ قِيَامِ اللَّيْلِ فِي أَحْكَامٍ مُتَعَدِّدَةٍ
فَإِنَّهُ هُوَ الَّذِي يُقْضَى دُونَ قِيَامِ اللَّيْلِ
وَهُوَ الَّذِي لَهُ عَدَدٌ دُونَ قِيَامِ اللَّيْلِ
فَقِيَامُ اللَّيْلِ لَا عَدَدَ لَهُ
صَلَاةُ اللَّيْلِ مَثْنَى مَثْنَى
وَأَمَّا الْوِتْرُ فَهُوَ إِمَّا وَاحِدٌ أَوْ ثَلاثٌ
وَأَقْصَى الْكَمَالِ فِيهِ وَأَفْضَلُهُ هُوَ إِحْدَى عَشْرَةَ رَكْعَةً
قِيَامُ اللَّيْلِ يَبْدَأُ بِصَلَاةِ الْمَغْرِبِ فَإِحْيَاءِ مَا بَيْنَ الْعِشَاءَيْنِ
كَمَا كَانَ يَفْعَلُهُ الصَّحَابَةُ هُنَا فِي مَسْجِدِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
هُوَ مِنْ قِيَامِ اللَّيْلِ
بَيْنَمَا الْوِتْرُ مَا يَكُونُ إِلَّا بَعْدَ صَلَاةِ الْعِشَاءِ
وَهَكَذَا مِنَ الْأَحْكَامِ الَّتِي يَعْنِي يَفْتَرِقَانِ فِيهَا