Setiap orang tua pastinya menginginkan agar anaknya tumbuh dengan baik dan menjadi anak yang cerdas. Dan merupakan hal yang lumrah di masyarakat bahwa kecerdasan sering dikaitkan dengan IQ. Namun realitasnya kecerdasan tidak semata-mata faktor IQ yang dimiliki si anak. Oleh sebab itu orang tua perlu mengetahui bagaimana cara mengelola kecerdasan anak.

Kemampuan anak untuk menghafal dan mengulang hafalan sangat terkait dengan kecerdasan anak.

Sebagian menganggap bahwa kesulitan menghafal dikarenakan IQ yang kurang baik. Padahal ada banyak faktor dan belum tentu karena faktor kecerdasan. Namun ada juga faktor psikologis dan emosional yang mempengaruhi kemampuan anak untuk menambah atau mengulang hafalan.

Menghafal Al Quran punya korelasi yang sangat kuat dengan kecerdasan dan juga bergantung dari kemampuan otak seseorang. Dan kemampuan seseorang untuk menghafal sangat tergantung dari kemampuan untuk konsentrasi. Semakin kuat untuk konsentrasi maka akan semakin mudah untuk menghafal.

Para ulama menganjurkan untuk mencari tempat yang mendukung untuk konsentrasi.

Motivasi untuk membaca AL Quran di malam hari.

Al Muzammil Ayat 6

إِنَّ نَاشِئَةَ ٱلَّيْلِ هِىَ أَشَدُّ وَطْـًٔا وَأَقْوَمُ قِيلًا

Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyu’) dan bacaan di waktu itu lebih berkesan.

Sesungguhnya kesulitan untuk mengulang sesuatu yang pernah diingat tidak selalu karena kelemahan kecerdasan. Faktor yang menghambat

  1. Kecerdasan yang rendah
  2. Faktor Psikologis

Yang menyebabkan seseorang sulit menghafal adalah faktor psikologis.

Telah terbukti dari hasil penelitian ahli psikologis bahwa seseorang berupaya untuk melupakan hal-hal yang menyakitkan. Atau perasaan takut dari hukuman. Atau merasa bersalah dan minder dengan kekurangan yang dimiliki. Hal-hal ini adalah faktor-faktor psikologis yang berusaha dilupakan oleh otak.

Jangan sampai mendidik anak dengan cara yang salah sehingga anak merasa tidak senang dalam belajar al quran dan akhirnya berusaha untuk melupakan.

  1. Kesulitan untuk konsentrasi

Diluar dua faktor diatas adalah faktor kesulitan untuk konsentrasi.

Seseorang cenderung mengingat-ingat pengalaman yang menyenangkan.

Oleh karena itu seorang guru atau orang tua jika menjadikan aktivitas menghapal al quran sebagai sesuatu yang tidak menyenangkan maka hal tersebut akan menjadi sebuah pengalaman yang menyakitkan yang berpengaruh terhadap hubungan anak terhadap guru atau orang tua. Dan ini bisa menganggu proses menghafal al quran.

Adapun seandainya seorang pendidik menjadikan proses menghafal quran adalah pengalamanyang menyenangkan maka akan membantu anak untuk mengingat yang dia hafal karena otak suka akan mempertahankan pengalaman yang menyenangkan.

Bagaimana menjaga kecerdasan anak dan mengembangkannya

Allah yang Maha Memberi. Salah satu yang diberikan Allah adalah kecerdasan. Pemberian ini bisa berbeda-beda pada setiap orang. Tapi itu semua berdasarkan keadilan Allah.