Materi: Tiga Kaidah Amar Ma’ruf Nahi Munkar
Pemateri: Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal, S.T. (Staf Ahli Syariah Majalah Pengusaha Muslim)
Lokasi: Kantor YUFID.TV

Pembahasan berikut adalah risalah ringkas dari Abul ‘Abbas Ibnu Taimiyah rahimahullah mengenai amar ma’ruf nahi munkar. Kajian ini menjelaskan tentang kaidah-kaidah yang harus diperhatikan oleh setiap muslim yang ingin memberikan nasihat kepada orang lain. Semoga sajian ini bermanfaat.

-YUFID TV-
http://yufid.tv

TRANSKRIP KAJIAN

Assalamu’alaikum warahmatullah wa barakatuh

Kaum muslimin yang semoga selalu dirahmati oleh Allah. Ada sebuah nasihat yang penting sekali untuk kita miliki, karena ini adalah bekal ketika kita ingin menasihati orang lain, ketika kita ingin ber-mafar ma’fur nahi mungkar.

Karena apabila orang tidak mengindahkan kaidah ini, maka niscaya dia akan bertindak sewenang-wenang, bertindak melampaui batas, dan bertindak menyelisihi aturan syariat.

Nasihat ini ialah yang berkaitan bagaimana seseorang untuk menasihati orang lain, bagaimana seorang itu ber-amar nahi mungkar. Ada tiga bekal atau tiga kaidah yang mesti diperhatikan dan ini disampaikan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taymiyah beliau mengatakan bahwa 3 bekal ini adalah:

1. Yaitu bekal ilmu sebelum orang itu menasihati orang lain

Ya, bekal ilmu sebelum seseorang itu menasihati orang lain. Setiap orang yang ingin menasihati orang lain, harus didasarkan dengan ilmu. Tidak boleh seorang itu menasihati orang lain tanpa dasar ilmu sama sekali cuma menasihati saja tapi tidak dibangun atas ilmu sama sekali . Karena sebagaiamna yang dikatakan oleh Umar bin Abdul Aziz, “Barangsiapa yang beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala tanpa ilmu, -dan di antara bentuk ibadah adalah menasihati atau ber-amar ma’ruf nahi mungkar-, maka niscaya kerusakan yang di perbuat akan lebih banyak daripada maslahat, manfaat yang nanti akan diperoleh, maka bekal ini yang harus dimiliki seorang yang ingin menasihati orang lain. Sebagaimana Nabi shallahu ‘alaihi wa salam mengatakan: “Sampaikan dariku walaupun cuma satu ayat”, artitnya dari Nabi shallahu ‘alaihi wa salam, tidak boleh mengada-ngada, ketika menasihati orang lain padahal itu tidak ada tuntunan dari Nabi shallahu ‘alaihi wa salam.

Kemudian bekal yang kedua yang seharusnya dimiliki seseoarang yang akan ber-amar ma’ruf nahi mungkar atau yang ingin menasihati orang lain adalah –yaitu ini dimiliki ketika di tengah-tengah ber-amar ma’ruf nahi mungkar, di tengah-tengah menasihati orang lain- yaitu hendaklah ketika dia menasihati orang lain dia menasihatinya dengan lemah lembut karena Nabi shallahu ‘alaihi wa salam bersabda, “Sesungguhnya lemah lembut itu ada dalam sesuatu, maka itu akan menghiasinya dan apabila sikap lemah lembut itu lepas atau hilang, maka malah kejelekan yang akan datang.”

Oleh karena itu, ketika seseorang ingin menasihati orang lain ingin ber-amar ma’ruf nahi mungkar, maka sikap yang pertama yang harus dimiliki hendaklah dia lemah lembut. Tidak boleh dia hadapi orang yang akan dinasihati orang yang diajak kepada kebaikan atau yang dilarang dari kemungkaran lagsung dengan sikap keras, tidak boleh! Namun yang awal yang harus dimiliki adalah sikap lemah lembut.

Maka tadi sebagaiman kata Nabi shallahu ‘alaihi wa salam maka yang akan datang dari sikap lemah lembut ini yang akan datang adalah kebaikan lebih baik dari orang yang memulai dengan sikap kasar.

Kemudian yang ketiga bekal lagi yang terakhir yang dimiliki dan ini adalah yang akhir setelah seorang yang telah ber-amar ma’ruf nahi mungkar adalah yaitu hendaklah ia bersabar setelah dia menasihati setelah dia itu ber-amar ma’ruf nahi mungkar karena tidak mungkin setiap orang ketika menasihati langsung mau sadar atau langsung mau ikut dengan ajakan kita. Oleh karena itu, kita harus sabar, sabar di sini di antara bentuknya adalah kalau kita disakiti kita harus bersabar, lisan kita tidak menggerutu, hati kita tidak kecewa, anggota badan kita tidak sampai melakukan perbuatan yang menunjukan tidak bersabar.

Begitu juga di antara bentuk sabar, kalau masih bisa kita nasihati ya kita nasihati terus dan memohon kepada Allah agar orang yang kita nasihati mendapatkan taufiq dari Allah Subhanau wa Ta’ala.

Ingatlah tentang ketiga kaidah ini, bekal ketiga ini yang terdapat pada firman Allah dalam surat Luqman yaitu Allah berfiman, “Perintahkan kepada yang baik dan laranglah dari yang mungkar dan bersabarlah pada apa yang menimpamu”. Di sini disebutkan dalam ayat yang diperintahkan untuk mengajak orang dalam kebaikan dan melarang dari kemungkaran kemudian di akhirkan dikatan apa? “Bersabarlah pada apa yang menimpamu”. Artinya setelah kita ber-amar ma’ruf nahi mungkar, setelah kita menasihati orang lain, hendaklah kita bersabar. Mungkin saja orang yang kita ajak kebaikan, bisa menyakiti kita atau mungkin saja belum sadar sadar maka perlu adanya kesabaran dan banyak memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Ini adalah tiga bekal yang harus dimiliki yang pertama adalah bekal ilmu di awal, kemudian lemah lembut di tengah tengah kita menasihati, di tengah-tengah kita mengajak kepada kebaikan dan melarang dari kemungkaran, yang ketiga adalah bersabar di akhir yaitu setelah ber-amar ma’ruf nahi mungkar.

Maka niscaya meperhatikan hal ini, niscaya orang mudah menerima dakwah, orang itu akan mudah menerima nasihat. Berbeda halnya seperti kita lihat di tengah-tengah masyarakat kita, ada sebagian orang yang malah memporak-porandakan tempat-tempat maksiat tanpa bersikap lemah lembut terlebih dahulu, mendakwahi lemah lembut terlebih dahulu, maka apa yang terjadi? Kerusakan yang ujung-ujungnya yang datang. Maka perhatikan tiga nasihat dari Syaikhul Islam Ibnu Taymiyah ini, niscaya kita akan mendapatkan kebaikan yang banyak.