Amalan yang Berpengaruh – Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. – 5 Menit yang Menginspirasi
Hadits tentang hati yang dibahas para ulama di antaranya,“Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati (jantung).” Dan bahasan indah dari ayat tentang hati, Allah Ta’ala berfirman, (artinya) “Tidakkah mereka berjalan di muka bumi hingga mereka memiliki jantung-jantung yang dengannya mereka bisa berpikir (berakal) atau telinga yang dengannya mereka bisa mendengar?” (Surat Al-Hajj: 46). Dari keduanya (Al-Quran dan As-Sunnah), Anda diajak untuk bertamasya menyusuri ciri ciri hati yang bersih menurut Islam …
Amalan yang berpengaruh pada diri Anda berawal dari sini. Telitilah sebelum beramal; manakah cara menenangkan hati yang efektif dan tepat guna dalam menjaga hati seorang muslim? Tentunya, di sana ada penyakit hati dalam Islam yang harus diwaspadai. Jangan sampai, aktivitas jaga hati ikut berkalang noda akibat terkontaminasi. Cara membersihkan hati dengan kembali kepada Kitabullah dan sunnah Rasulullah, insya Allah, qolbun salim akan teraih pula. Hati yang bersih tampak dari aktivitas anggota badan, sebab amalan badan termasuk bentuk refleksi amalan hati.
Agar hati tenang, banyak-banyaklah mengingat Allah, sebab mengingat Allah tathma’innul quluub. Agar hati selalu tenang, perdengarkanlah dalam ruang dengar Anda; ayat-ayat Al-Qur’an. Darinya Anda belajar; bagaimana cara ikhlas dan bagaimana cara meraih hati yang selamat? Ustadz Abu Yahya Badrusalam hafizahullah menjelaskan hati yang bersih dan ikhlas ialah hati yang mengikuti sunnah, dilihat dari mana? Dari hadits tentang niat ikhlas, “Setiap amal tergantung niatnya.” Beliau juga memaparkan hadits tentang taqwa dan urgensinya. Dan di antara ciri ciri orang taqwa ialah ia giat menuntut ilmu dan giat dalam bersedekah, utamanya saat sulit. Sedekah adalah harta yang dikeluarkan pada kebutuhan di luar kewajiban. Di akhir bahasan, pemateri menyuguhkan keutamaan menuntut ilmu berupa semangat para salaf dalam belajar dan bagaimana perjuangan mereka dalam meraih ilmu. Adanya fasilitas yang mendukung, hendaknya tidak membuat diri ini terlena dan terluput dari menghadiri majelis ilmu.