Jangan Menerima Tamu Lelaki Ketika Suami Tidak di Rumah – Poster Dakwah Yufid TV

Memahami pengertian adab bertamu membuahkan hal yang terpuji, yakni memuliakan tamu sebagaimana dilansir dalam sebuah hadits, “Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari Akhir, hendaklah ia memuliakan tamunya.” Adab menerima tamu dalam Islam sangat lengkap lagi menjunjung tinggi adab. Anda bisa berkilas balik barang sejenak menuju kisah Nabi Ibrahim bersama para tamunya, bagaimana beliau meladeni sendiri tamunya dengan giat. Yang ternyata, mereka semua adalah Malaikat …

Apa hubungannya adab bertamu dengan adab bertetangga? Ada … Sebab tamu itu tidak hanya datang dari kerabat jauh saja, terkadang tetangga kanan maupun kiri kita turut serta mampir ke rumah; apakah dalam rangka menyampaikan sesuatu (pengumuman, rapat RT, arisan, etc) atau sekedar ‘dolan’ saja. Kisah memuliakan tamu dalam Islam, belum ada bandingannya. Ingatkah Anda kisah kaum Anshar yang rela bermalam tanpa makan malam dan lebih mendahulukan tamunya?!? Subhanallah … keimanan yang langka.

Ada yang bisa menyebutkan (sebutkan adab menerima tamu) sebagai gambaran / gambar adab bertamu yang bisa diamalkan oleh kaum muslimin? Salah satu adab tersebut ialah Jangan Menerima Tamu Lelaki Ketika Suami Tidak di Rumah. Mengapa demikian? Hal ini terkait dengan izin suami dalam Islam, atas seizin suami, istri boleh memasukkan orang-orang yang diridhai oleh suami untuk masuk ke dalam rumahnya (seperti karib kerabat yang masih mahram). Sedangkan orang asing (non mahram), ada hukum khusus untuknya.

Tahukah Anda tentang 40 kewajiban istri terhadap suami? Kewajiban istri yang paling utama adalah menaati suaminya. Kewajiban istri kepada suami bukan berlaku satu atau dua hari saja pasca pengantin baru melainkan abadan (forever)! Dua hal yang harus diingat oleh kedua pasangan; ada hak suami dan ada hak istri. Hak dan kewajiban suami lebih besar untuk ditunaikan. Dan melihat kodrat istri, tentunya mereka berada di bawah penguasaan suaminya setelah akad nikah terlaksana. Sebab seorang suami menggantikan ayah istri dalam perwalian. Jadi, menaati suami sama halnya dengan menaati orang tuanya. Once again, hak suami itu lebih besar daripada hak istri.

Membaca suatu hadits tentang istri yang baik; “Yang menyenangkan kala dipandang, dst …” bisa masuk dalam bab ini. Dan apabila istri tidak mengindahkan bab ini, maka ketahuilah hal tersebut termasuk dosa dosa istri pada suami. Penting juga, untuk disimak terkait video siapakah mahram wanita? atau siapakah mahram nikah itu dan makna kaum kerabat yang sedikit diulas dalam video yang menarik ini!
Barakallahu fikum.