Menyikapi Fitnah Akhir Zaman – Ustadz Abu Qotadah

Fitnah adalah seperti potongan malam yang kelam, fitnah dalam ISLAM digambarkan sedemikian rupa pada hadits tentang fitnah yang mana akan memporak-porandakan orang-orang yang masuk ke dalamnya. Salah satunya karena tidak menjaga lisan. Telah maruf kita kenal hadits tentang bahaya lisan pada contoh fitnah di akhir zaman, saat para pendusta dibenarkan dan orang-orang yang jujur tidak lagi dipercaya.

Ustadz Abu Qotadah hafizahullah tidak menyampaikan bahwa diam itu emas, tak selamanya diam itu emas. Akan tetapi yang mencocoki hadits ialah tahanlah lisanmu. Beberapa hikmah di balik fitnah yang telah terjadi di masa lampau, beliau ulang kembali sebagai pengingat bagi kaum muslimin di masa ini. Menyikapi fitnah akhir zaman membutuhkan kearifan yang bersumber dari Al Quran dan As Sunnah.

Bahaya lisan dalam Islam menyebutkan bahwa pengucapnya tidak mengetahui apa yang ia ucapkan jauhnya sejauh timur dan barat yang kelak ia akan dimintai pertangungjawaban atasnya. Doa menjaga lisan dan hati, selayaknya untuk diamalkan di masa fitnah. Dengarlah kisah menjaga lisan dari para sahabat Nabi, mereka tidaklah mengucapkan kecuali perkataan yang benar, maka benarlah pepatah yang mengatakan Mulutmu Harimaumu. Sedangkan bahasan Mulutmu Harimaumu menurut Islam, sekiranya mencocoki pemaparan materi yang tengah disuguhkan.

Dan di antara nasehat dalam menghadapi fitnah ialah dengan diam tidak sibuk komentar. Diam menurut islam adalah amalan utama sebagaimana hadits, “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir, hendaknya ia berkata yang baik atau diam.” Sertailah hari-hari Anda dengan adab menuntut ilmu, sebab ilmu tanpa adab takkan menghiasi pemikulnya. Banyak hadits tentang menuntut ilmu memotivasi kita agar meninggalkan fitnah dengan cara sibuk mempelajari agama. Tentunya keutamaan menuntut ilmu telah maklum bagi pemirsa Yufid TV. Terakhir, di masa-masa fitnah ini, mari perbanyak istighfar dan taubat dari hari ke hari. Semoga Allah memudahkan urusan kaum muslimin di manapun mereka berada. Aamiin.