Ceramah Motivasi Islam – Lebih Percaya Allah atau Setan? – Ustadz Abdullah Zaen, Lc., MA.
Dalam kehidupan sehari-hari kita menghadapi berbagai jenis karakter manusia, ada yang baik dan tidak baik, ada yang jujur dan tidak jujur. Dan biasanya manusia jika bertemu dengan orang yang pernah berbohong maka kepercayaan dia kepada orang tersebut akan berkurang. Bohong sekali, dua kali, tiga kali apalagi seandainya jika orang tersebut terkenal sebagai pembohong. Maka muncul di hati kita rasa tidak percaya sebaliknya jika kita bertemu dengan orang yang selalu jujur dan teruji selama bergaul dengan kita tidak pernah berbohong maka tingkat kepercayaan kita sangat tinggi.
Siapa yang tidak pernah berbohong? Dia lah Al Haq (Yang Maha Benar) yaitu Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Selalu jujur, apa yang disampaikan tidak pernah keliru. Di sisi lain Allah menciptakan makhluk yang kerjaannya berbohong terus. Dalam hadits shahih dirirwayatkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihiwasallam menjelaskan bahwa setan itu tukang bohong.
Ketika kita tahu sifat masing-masing bahwa Setan itu tukang bohong dan Allah Subhanahu Wa Ta’ala itu tidak mungkin berbohong dan tidak pernah berbohong.
Tapi anehnya tidak sedikit dari Manusia yang percaya setan dibandingkan kepada Allah ‘Azzawajalla. Hal itu disampaikan oleh seorang Ulama besar dalam sebuah riwayat yang dipaparkan oleh Imam Al Qurtubi dalam kitab Beliau, beliau menukil dari Imam Hasan Al Basri Rahimatulullah, “Saya membaca Al Qur’an ternyata dalam Al Qur’an Allah ‘Azzawajjal menyampaikan 90 kali bahwa Rizki kita sudah ditanggung oleh Allah ‘Azzawajalla (Seandainya Allah ‘Azzawajalla menyampaikan satu kali kita langsung percaya karena Allah tidak mungkin berbohong bagaimana jika Allah ‘Azza Wa Jalla menyampaikan sebanyak 90 kali) dan ketika saya teliti dalam Al Qur’an ternyata saya menemukan cuma satu kali disebutkan bahwa Setan menakut-nakuti kalian/menjanjikan kalian dengan kemiskinan kok bisa-bisanya kita meragukan janji Allah ‘Azza Wa Jalla yang diulang sebanyak 90 kali padahal Allah Subhanahu Wa Ta’ala itu As Shodiq (Yang Maha Jujur) kemudian kita lebih percaya omongan Setan dibanding Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
 
		 
















