Ceramah Pendek – Ikhtiar Pencegahan Merupakan Kesempurnaan Tawakal – Ustadz Abdullah Zaen, Lc., MA.

Dikisahkan di zaman Umar bin Khottob Rodhiyallahu’anhu disaat beliau bepergian beserta para sahabat menuju ke Negeri Syam. Sebelum sampai ke Negeri tersebut beliau mendapatkan berita bahwa di Syam sedang terjadi wabah (pernyakit yang menular dan menyebar dengan cepat). Ibnu Abbas Rodhiyallahu’anhu bercerita sikap yang dilakukan oleh Umar saat itu, Umar berkata; “Tolong Ibnu Abbas panggil sahabat-sahabat senior dari kalangan Muhajirin. Dalam rangka untuk bermusyawarah apa yang seharusnya kita lakukan. Apakah kita lanjut ke Syam atau kita balik lagi ke Madinah”.

Para sahabat senior dari kalangan Muhajirin mereka berbeda pendapat. Sebagian sahabat mengatakan, “Kita sudah bertekad bulat untuk melakukan kebaikan, mengapa kita harus kembali. Pendapat yang lain mengatakan, Wahai Umar kita kan bersama dengan sahabat Nabi Shallallahu’alaihiwasallam, kita bersama orang-orang yang baik, soleh, para ulama. Masa kita akan memasukkan orang-orang yang baik ini ke tengah-tengah wilayah yang ada pernyakitnya”. Maka akhirnya Umar pun memerintahkan Muhajirin untuk meninggalkan tempat (pulang ke Madinah).

Ketika Umar Rodhiyallahu’anhu memanggil sahabat Anshor untuk dimintai pendapat, merekapun terdapat perselisihan pendapat dan Umar pun memerintahkan sahabat Anshor untuk pulang.
Kemudian Umar Rodhiyallahu’anhu memanggil para sahabat yang lebih senior lagi. Orang-orang yang sudah tua pandangannya jauh ke depan. Mereka sependapat dan berkata, ‘Kami sepakat untuk tidak ke Syam dan pulang kembali ke Madinah’.

Saat itu ada sahabat yang tidak bisa dianggap ringan pendapatnya yaitu Abu Ubaidah Ibnul Jarroh beliau dari golongan Anshor dan sahabat senior yang termasuk dicalonkan menjadi Kholifah. Abu Ubaidah berkata, ‘Apakah kita akan lari dari takdir Allah?’. Umar menjawab, ‘Wahai Abu Ubaidah andaikan kita itu lari dari takdir Allah untuk menjemput takdir Allah yang lainnya’. maksudnya kita sedang tidak lari dari takdir Allah akantetapi kita menjemput takdir Allah yang lainnya. Kita sedang berpindah dari takdir Allah ke takdir Allah yang lainnya. Umar berkata kepada Abu Ubaidah, ‘Jika engkau memiliki Unta dan dikembalakan ke sebuah lembah. Di lembah itu ada wilayah yang subur dan kering. Seandainya engkau memilih untuk mengembalakan Untamu di wilayah itu yang subur itu dengan takdir Allah, dan jika engkau memilih mengembalakan Unta di wilayah yang kering itu dengan takdir Allah.

Datanglah Abdurrohman bin Auf dan berkata, “Aku pernah mendengar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihiwasallam bersabda seandainya kalian mendengar kabar sebuah wilayah terkena wabah maka jangan masuk ke wilayah itu. Jika seandainya kalian berada di suatu wilayah yang ada wabahnya maka jangan keluar dari wilayah tersebut dalam rangka untuk menghindar dari wilayah itu. Maka Umar-pun berbahagia memuji Allah Subhanahu Wa Ta’ala karena keputusan untuk tidak memasuki Negeri Syam dan pulang ke Madinah.

Pelajarannya orang itu dianjurkan untuk melakukan tindakan preventif (pencegahan). Ketika Umar mencegah orang tidak memasuki Negeri Syam dalam rangka pencegahan. Maka seandainya ada arahan dari pemerintah/ Ulama, menganjurkan untuk sekolah libur atau perkerjaan dilakukan di rumah maka jalani. Jangan berkomentar di luar permasalahan, hal ini karena ada kejadian luar biasa ada wabah.

Jadi ikuti apa yang akan diarahkan oleh pihak berwenang (Pemerintah atau Ulama) dan tetap bertawakal kepada Allah ‘Azza Wa Jalla. Salah satu bentuk tawakal tersebut adalah melakukan dzikir pagi petang dan menghindari makanan-makanan dipinggir jalan sampai Allah ‘Azza Wa Jalla mengangkat wabah tersebut.