Nasehat Ulama: Rahasia Rezeki Anda – Syaikh Sulaiman ar-Ruhaily

Seorang muslim tentu menginginkan rizki yang berkah. Namun meski sudah banting tulang dan menguras waktu, yang didapat hanya segitu saja. Atau sudah mendapatkan hasil yang banyak akan tetapi kalau dirasa-rasa masih belum cukup juga. Ada apa sebenarnya dengan rizki?

Simak nasihat Syaikh Sulaiman ar-Ruhaily tentang rizki berikut ini.

“Barang siapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.” (QS. At-Talaq: 2-3)

Asas rezeki adalah takwa kepada Allah, para ulama berkata, “Jika Anda menginginkan rezeki maka bertakwalah kepada Allah, jika Anda menginginkan keberkahan pada rezeki Anda maka bertakwalah kepada Allah, dan jika Anda menginginkan kelanggenggan rezeki Anda maka bertakwalah kepada Allah.” Takwa kepada Allah adalah asas rezeki dan oleh sebab itu dalam hadis disebutkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Barang siapa menjadikan dunia sebagai tujuannya, niscaya Allah akan cerai beraikan urusannya, dan dijadikan kefakiran berada di depan kedua matanya, dan dia tidak akan mendapatkan bagian dunianya kecuali apa yang telah Allah takdirkan untuknya. Dan barang siapa menjadikan akhirat sebagai tujuannya, niscaya Allah akan kumpulkan segala urusannya, dijadikan kekayaan di dalam hatinya dan dunia akan tunduk mendatanginya.” Hadis diriwayatkan oleh Tirmizi.

Bagi orang yang tidak bertakwa kepada Allah dan mengutamakan dunia dari pada akhiratd an menjadikan dunia sebagai tujuan utamanya dan yang halal baginya adalah apa yang telah masuk ke dalam kantongnya. Niscaya Allah akan cerai beraikan urusannya, Wahai saudaraku, hatinya akan tercerai berai dan tidak bahagia, dia tidak akan pernah bahagia karena Allah yang mencerai beraikan segala urusannya. Dan apabila Allah telah mencerai beraikan hatinya, siapa yang mampu untuk menyatukannya? Oleh sebab itu, wahai saudara-saudaraku, kita dapati orang-orang kaya dari kalangan orang-orang kafir bunuh diri.

Banyak dari mereka bunuh diri karena Allah telah mencerai beraikan hati mereka. Dan dijadikan kefakiran berada di depan kedua matanya, Setiap kali dia melihat, apa yang dia lihat? Dia melihat kefakiran meskipun brangkasnya penuh namun dia tetap melihat kefakiran. Setiap kali dia melihat, dia melihat kefakiran sehingga dia tidak bisa menikmati hartanya karena dia memandang dirinya masih kekurangan. Sehingga dia sangat bersemangat mengejar harta dan berlelah-lelah dalam mengumpulkannya namun dia tidak bisa mengambil manfaat dari hartanya. Dan dia tidak akan mendapatkan bagian dunianya kecuali apa yang telah Allah takdirkan untuknya. Walau apapun yang dia lakukan.

Karena rezeki itu seperti ajal, tidak akan berkurang sedikitpun dan tidak akan bertambah sedikitpun. Allah telah menulis rezeki kita sebagaimana Dia telah menulis ajal kita. Dulu, ketika kami berada di halaqah Syeikh Atiyyah -Semoga Allah merahmati beliau- di kursi yang aku mengajar di sana sekarang. Beliau menjelaskan masalah ini dan Syeikh -Semoga Allah merahmati beliau- bercerita, beliau berkata, “Seorang yang terpercaya telah bercerita kepadaku bahwa seseorang terjatuh ke dalam sebuah sumur hingga sekelompok orang datang dan menemukannya kemudian mereka mengeluarkan dia dari sumur tersebut.dan dia tidak memiliki apapun, dia tidak membawa apapun. Kemudian mereka memberi dia semangkuk susu kemudian dia meminumnya. Subhanallah, setelah dia meminumnya, salah seorang dari mereka bertanya, ‘Bagaimana bisa Anda jatuh ke sumur ini?’ Dia berkata, ‘Aku datang kemudian berdiri di sebelah sini.’ Dan ketika dia berkata demikian, dia terjatuh lagi kemudian meninggal.”

Karena rezekinya masih tersisa berupa semangkuk susu tersebut, maka dia keluar untuk mengambil rezekinya. Dan karena menit-menit itu adalah sisa umurnya maka dia keluar dari sumur itu untuk menghabiskannya. Ketika dia telah mendapatkannya secara sempurna, maka matilah dia. Oleh sebab itu, rezeki itu seperti ajal. Dan barang siapa menjadikan akhirat sebagai tujuannya, inilah orang yang bertakwa kepada Allah, baginya akhirat itu diutamakan atas segala sesuatu. Niscaya Allah akan kumpulkan segala urusannya. Sehingga hatinya tenang karena Allah ‘Azza wa Jalla yang mengumpulkan hatinya untuknya sehingga hatinya tenang dan tidak tercerai berai.

Dijadikan kekayaan di dalam hatinya. Dia selalu bersyukur, ketika diberi rezeki apapun, dia akan berkata, Alhamdulillah.” Dia bersyukur kepada Allah atas nikmat-Nya, menunaikan hak dalam hartanya dan bersedekah, dan bertambahlah hartanya. Sehingga dia senantiasa bersyukur. Dijadikan kekayaan di dalam hatinya. Dan dunia akan tunduk mendatanginya. Sehingga dunia tidak akan hilang karena ketakwaan kepada Allah.

***

وَمَن يَتَّقِ الله يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجًا وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ
[الطلاق :٢-٣]

أَسَاسُ الرِّزْقِ تَقْوَى الله

يَقُولُ الْعُلَمَاءُ: إِنْ أَرَدْتَ الرِّزْقَ فَاتَّقِ الله

إِنْ أَرَدْتَ الْبَرَكَةَ فِي الرِّزْقِ فَاتَّقِ الله

إِنْ أَرَدْتَ دَوَامَ الرِّزْقِ فَاتَّقِ الله

تَقْوَى الله أَسَاسُ الرِّزْقِ وَ لِذَلِكَ جَاءَ فِيْ الْحَدِيْثِ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ قَالَ

مَنْ كَانَتِ الدُّنْيَا هَمَّهُ فَرَّقَ الله عَلَيْهِ أَمْرَهُ

وجَعَلَ فَقْرَهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ

وَ لَمْ يَأْتِهِ مِنَ الدُّنْيَا إِلاَّ مَا كَتَبَ الله لَهُ

وَمَنْ جَعَلَ الآخِرَةَ نِيَّتَّهُ جَمَعَ الله عَلَيْهِ أَمْرَهُ

وَ جَعَلَ غِنَاهُ فِي قَلْبِهِ وَ أَتَتْهُ الدُّنْيَا وَ هِيَ رَاغِمَةٌ
رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ

الَّذِيْ لَا يَتَّقِي الله وَيَلهُو بِالدُّنْيَا عَنِ الْآخِرَةِ

وَ يَجْعَلُ الدُّنْيَا هَمَّهُ وَ الْحَلَالُ مَا حَلَّ فِي الْجَيْبِ

فَرَّقَ الله عَلَيْهِ أَمْرَهُ
يَتَشَتَّتُ قَلبُهُ- يَاإِخْوَة- مَا يَسْعَدُ

مَا يَسْعَدُ اَبَدًا، الله يُفَرِّقُ أَمْرَهُ

فَإِذَا فَرَّقَ الله عَلَيْهِ قَلبَهُ مَنْ الَّذِيْ يَسْتَطِيْعُ أَنْ يَجْمَعَهُ

وَ لِذَلِكَ- يَا إِخْوَة- نَجِدُ أَغْنِيَاءَ الأَغْنِيَاءِ مِنَ الْكُفَّارِ يَنْتَحِرُونَ

جَمْعٌ مِنْهُمْ اِنْتَحَرُوْا لِأَنَّ الله فَرَّقَ عَلَيْهِمْ قُلُوبَهُمْ

وَجَعَلَ فَقْرَهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ

إِذَا نَظَرَ مَاذَا يَرَى؟ يَرَى الْفَقْرَ لَوْ اِمْتَلَأَتْ الْخَزَائنُ يَرَى الْفَقْرَ

كُلَّمَا نَظَرَ رَأَى فَقْرًا فَلَا يَهْنَأُ بِالْمَالِ لِأَنَّهُ يَرَى نَفْسَهُ فَقِيرَا

وَ يَحْرِصُ عَلَى الْمَالِ وَ يَتْعَبُ فِي جَمْعِ الْمَالِ وَ لَا يَسْتَفِيْدُ مِنَ الْمَالِ

وَ لَمْ يَأْتِهِ مِنَ الدُّنْيَا إِلاَّ مَا كَتَبَ الله لَهُ
مَهْمَا فَعَلَ

فَالرِّزْقُ مِثْلُ الْأَجَلِ لَنْ يَنْقُصَ مِنْهُ شَيْءٌ وَ لَنْ يَزِيدَ عَلِيْهِ شَيْءٌ

الله كَتَبَ أَرْزَاقَنَا كَمَا كَتَبَ آجَالَنَا

كُنَّا فِي حَلْقَةِ الشَّيْخِ عَطِيَّةَ رَحِمَهُ الله فِي الْكُرْسِيِّ الَّذِي أُدَرِّسُ فِيهِ الْآنَ

فَذَكَرَ لَنَا هَذَا الْمَوْضُوعَ وَ قَالَ الشَّيْخُ رَحِمَهُ الله، قَالَ: أَخْبَرَنِي ثِقَةٌ

أَنَّ رَجُلًا سَقَطَ فِي بِئْرٍ فَجَاءَ قَوْمٌ فَوَجَدُوهُ فِي الْبِئْرِ فَأَخْرَجُوهُ

وَلَمْ يَكُنْ بِهِ شَيْءٌ لَمْ يَكُنْ بِهِ شَيْءٌ

فَأَعْطَوهُ طَاسَةً مِنَ اللَّبَنِ فَشَرِبَهَا

سُبْحَانَ الله بَعْدَمَا شَرِبَهَا قَالَ لَهُ أَحَدُهُمْ أَنْتَ كَيْفَ سَقَطْتَ فِيْ هَذَا الْبِئْرِ؟

قَالَ جِئْتُ وَ وَقَفَتُ هُنَا
يَقُوْلُ كَذَا هُوَ يَسْقُطُ فَمَاتَ

بَقِيَتْ لَهُ هَذِهِ الطَّاسَةُ مِنْ رِزْقِهِ خَرَجَ مِنْ أَجْلِهَا

وَهَذِهِ اللَّحْظَاتُ مِنْ أَجْلِهِ
مِنْ أَجَلِهِ خَرَجَ مِنْ أَجْلِهَا

فَلَمَّا اِسْتَوْفَاهَا مَاتَ

فَالرِّزْقُ مِثْلُ الْأَجَلِ

وَ مَنْ جَعَلَ الآخِرَةَ نِيَّتَهُ
هَذَا الَّذِيْ يَتَّقِي الله

اَلْآخِرَةُ عِنْدَهُ مُقَدَّمَةٌ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ

جَمَعَ الله عَلَيْهِ أَمْرَهُ
فَقَلْبُهُ مُطْمَئِنٌّ الله عَزَّ وَجَلَّ جَمَعَ عَلَيْهِ الْقَلْبَ قَلْبُهُ مُطْمَئِنٌّ مَا يَتَشَعَّبُ

وَجَعَلَ غِنَاهُ فِي قَلْبِهِ
فَهُوَ شَكُورٌ كُلَّمَا رُزِقَ شَيْئَا قَالَ الْحَمْدُ لله

شَكَرَ الله عَلَى النَّعْمَةِ وَ أَتَى حَقَّ الْمَالِ وَ تَصَدَّقَ وَ يَزِيدُ مَالُهُ

فَهُوَ شَكُورٌ
جَعَلَ الله غِنَاهُ فِي قَلْبِهِ

وَ أَتَتْهُ الدُّنْيَا وَ هِيَ رَاغِمَةٌ
لَنْ يُحْرَمَ الدُّنْيَا مِنْ أَجْلِ التَّقْوَى