Tips Istiqomah di Permulaan Hijrah – Syaikh Sulaiman Ar-Ruhaily #NasehatUlama
Hijrah dapat bermakna berpindah dari kondisi yang buruk menuju ketaatan kepada Allah subhanahu wata’alaa. Dan fenomena hijrah di tengah kaum muslimin saat ini sedang pesat. Banyak manusia sadar akan pentingnya kembali kepada ajaran Islam yang murni. Maka salah satu hal penting yang harus dilakukan oleh orang yang berhijrah yaitu istiqomah. Bagaimana cara agar dapat istiqomah di jalan hijrah?
Apa nasehat Anda bagi seorang pemuda yang baru berada di awal jalan istiqamahnya?
Pertama, hendaknya dia punya waktu khusus untuk membaca Al-Quran dan berusaha merutinkannya.
Dan lebih baik lagi jika dia berusaha menghafal Al-Quran semampu dia,
secara bertahap jika memang memungkinkan.
Dan saya nasehatkan juga untuk membaca hadis-hadis.
Dan aku nasehatkan membaca kitab Riyaḍuṣ Ṣāliḥīn atau kitab Ṣaḥīḥ at-Targhīb wa at-Tarhīb,
hendaknya dia membacanya setiap hari.
Demikian pula kami menasehatkan untuk memilih teman yang saleh
yang memiliki tekad yang kuat untuk membantunya dalam kebaikan.
Yang mengingatkannya jika mendapatinya turun ketaatannya
sehingga dia bisa bekerja sama dengannya dalam kebaikan dan ketakwaan.
Dan aku berwasiat kepadanya agar memanfaatkan waktunya dengan baik
dan tidak menyia-nyiakan waktunya.
Namun juga aku wasiatkan agar tetap bersikap pertengahan di atas jalan istiqamahnya,
dan tidak memaksakan dirinya untuk berbuat yang berlebihan
yang biasanya jiwa muda mendorong seseorang bersikap demikian,
karena amalan yang paling dicintai Allah adalah yang dia lakukan terus-menerus walaupun sedikit.
Dia harus menjaga ibadah-ibadah wajib dan tidak melalaikannya
dan meninggalkan perkara-perkara yang haram.
Adapun perkara-perkara sunah, hendaknya diamalkan semampunya,
dan terus-menerus mengamalkannya dengan disertai doa
kepada Allah ‘Azza wa Jalla agar menguatkannya.
Hendaknya dia senantiasa berdoa kepada Allah agar menguatkannya,
agar Allah subḥānhu wa ta’alā mengukuhkannya.
***
مَا نَصِيحَتُكُمْ لِلشَّابِّ فِي بِدَايَةِ طَرِيقِ الْاِسْتِقَامَةِ؟
أَوَّلًا بِأَنْ يَجْعَلَ لَهُ وِرْدًا مِنَ الْقُرْآنِ يُحَافِظُ عَلَيْهِ
وَحَبَّذَا لَوْ حَفِظَ الْقُرْآنَ بِمَا يَسْتَطِيعُ
رَتَّبَ ذَلِكَ بِحَسَبِ اسْتِطَاعَتِهِ
وَكَذَلِكَ يُنْصَحُ بِأَنْ يَجْعَلَ لَهُ نَصِيبًا مِنَ السُّنَّةِ
وَأَنَا أَنْصَحُهُ إِمَّا بِكِتَابِ رِيَاضِ الصَّالِحِينَ وَإِمَّا بِكِتَابِ صَحِيحِ التَّرْغِيبِ وَالتَّرْهِيبِ
يَقْرَأُ مِنْهُمَا فِي كُلِّ يَوْمٍ
وَكَذَلِكَ نَنْصَحُهُ بِاخْتِيَارِ جَلِيسٍ صَالِحٍ
ذِي هِمَّةٍ عَالِيَةٍ يُعِينُهُ عَلَى الْخَيْرِ
وَإِذَا رَأَى مِنْهُ فُتُورًا نَبَّهَهُ
فَيَتَعَاوَنُ مَعَهُ عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى
وَأُوْصِيهِ بِأَنْ يَحْرِصَ عَلَى وَقْتِهِ
وَأَنْ لَا يُضِيعَ وَقْتَهُ
كَمَا أَنِّي أُوْصِيهِ بِأَنْ يَأْخُذَ بِالْاِعْتِدَالِ فِي الْاِسْتِقَامَةِ
وَأَنْ لَا يَأْخُذَ نَفْسَهُ بِشِدَّةٍ
تَدْعُو إِلَيْهَا حَرَارَةُ الشَّبَابِ
فَإِنَّ أَحَبَّ الْأَعْمَالِ إِلَى اللهِ مَا دَاوَمَ عَلَيْهِ صَاحِبُهُ وَإِنْ قَلَّ
فَيُحَافِظُ عَلَى الْفَرَائِضِ مَا يُفَرِّطُ فِيهَا
وَيَجْتَنِبُ الْمُحَرَّمَاتِ
وَأَمَّا النَّوَافِلُ فَيَأْتِي مِنْهَا بِمَا يَسْتَطِيعُ
أَنْ يَسْتَمِرَّ عَلَيْهِ مَعَ الدُّعَاءِ
بِأَنْ يُثَبِّتَهُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ
وَأَنْ يَدْعُوَ اللهَ دَائِمًا أَنْ يُثَبِّتَهُ اللهُ
أَنْ يُثَبِّتَهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى