Memuliakan Ilmu #1: Kata Pengantar Penerjemah – Ustadz Abdullah Zaen, Lc., MA
Ilmu memiliki kedudukan yang tinggi di dalam Islam. Oleh sebab itu ilmu harus benar-benar dimuliakan. Tahukah anda bagaimana kisah para ulama dalam menuntut ilmu? Yuk simak video nasihat Ustadz Abdullah Zaen, Lc., MA berikut ini.
Kisah perjuangan para ulama dalam menuntut ilmu memang
ajaib. Membuat kita bergeleng-geleng kepala keheranan. Jika tidak
termaktub di kitab-kitab yang otentik, mungkin akan banyak orang
yang tidak percaya. Imam Malik rahimahullah mengorbankan apapun yang dimilikinya
untuk biaya belajar. Bahkan sebagaimana dituturkan Ibn al-Qasim; salah
satu muridnya, Imam Malik pernah hingga menjual atap rumahnya.
Karena sudah tidak ada lagi yang bisa dijual. Kisah ini dinukil Ibn Abdil
Barr dalam Jâmi’ Bayân al-‘Ilm.
Imam Bukhari rahimahullah pernah berhari-hari tidak bisa
keluar rumah. Pasalnya ia tidak memiliki pakaian untuk menutupi
auratnya. Sebab seluruh barang miliknya telah habis terjual untuk
biaya pendidikan. Hingga akhirnya teman-teman beliau urunan untuk
membelikan baju. Cerita ini dibawakan adz-Dzahabiy dalam Târîkh alIslâm.
Dalam Târîkh Baghdâd diceritakan bahwa Tsa’lab rahimahullah
belajar Nahwu dan Bahasa Arab dari Ibrahim al-Harbiy selama lima
puluh tahun. Ajaibnya dalam kurun waktu panjang tersebut, beliau
tidak pernah absen walaupun hanya sekali!
Muhammad bin Yunus rahimahullah terkenal dengan kegigihannya
dalam belajar. Di kota Bashrah saja, beliau berguru kepada 1186 orang
syaikh. Tanpa kenal lelah, malu atau gengsi. Demikian keterangan yang
disampaikan dalam al-Jâmi’ fî Akhlâq ar-Râwiy.
Ikrimah rahimahullah mengisahkan bahwa kedua kakinya diikat
tali oleh guru beliau; Ibn Abbas radhiyallahu ‘anhuma, saat belajar alQur’an dan Hadits. Hingga akhirnya melalui proses panjang, kelak di
kemudian hari Ikrimah menjadi ulama besar. Cerita ini diriwayatkan
oleh al-Ashfahaniy dalam Hilyah al-Auliyâ’.