Keajaiban Istighfar Jika Kamu Sering Mengucapkannya – Syaikh Ibnu Utsaimin #NasehatUlama

Hendaknya seorang muslim membasahi lisannya dengan beristighfar kepada Allah subhanahu wata’alaa. Sebab sesungguhnya perkara yang sangat ringan di lidah tersebut sangat banyak keutamannya. Tahukah anda apa keistimewaan dan keajaiban istighfar? Yuk simak video nasihat Syaikh Ibnu Utsaimin berikut ini.

Ucapan tersebut berasal dari Nabi kita Muhammad ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam,
yang mana beliau telah diampuni dosanya yang telah lalu dan yang akan datang.
Beliau ‘alaihiṣ ṣalātu was salām bersabda, sebagaimana diriwayatkan dari beliau
oleh Al-Aghar Al-Muzani -semoga Allah meridai beliau-,
Sungguh kadang hatiku terasa berat, …
Hati beliau terasa berat maksudnya terkadang merasa sempit hatinya dan gelisah atau yang semisalnya.
Dan sungguh aku beristighfar kepada Allah dalam sehari sebanyak seratus kali.” (HR. Muslim)
Beliau mengucapkan, Astaghfirullāh.” Sebanyak seratus kali dalam sehari.
Padahal beliau ‘alaihiṣ ṣalātu was salām adalah seorang Nabi
yang telah diampuni dosanya yang telah lalu dan yang akan datang.
Lantas bagaimanakah dengan kita?
Tapi memang hati kita terlanjur mengeras dan mati,
yang tidak pernah terasa berat dengan banyaknya dosa-dosa.
Dan masing-masing kita tidak peduli dengan apa yang telah dilakukan.
Sebab itulah Anda dapati orang tidak peduli akan hal seperti ini,
dan ia sedikit sekali beristighfar.
Padahal seorang yang sudah selayaknya dijadikan teladan oleh setiap orang
yaitu Rasulullah ṣallallāhu ‘alaihi wa ‘ala ālihi wa sallam, beliau banyak beristighfar.
Sebagaimana dikatakan Ibnu Umar, “Kami menghitung dari Nabi ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam…
… dalam satu majelis beliau mengucapkan seratus kali bahkan lebih, …
‘Ya Tuhanku, ampunilah aku dan rahmati aku.’” (HR. Abu Dawud)
Dan beliau ṣallallāhu ‘alaihi wa ‘ala ālihi wa sallam juga pernah bersabda
bahwa salah satu bentuk karunia Allah kepada hamba-Nya
adalah ketika seorang hamba berbuat dosa kemudian dia memohon ampun kepada Allah.
Allah akan ampuni bahkan jika kalian tidak berbuat dosa.
Begitu bunyi hadisnya, “Jika kalian tidak berbuat dosa, niscaya Allah ta’alā akan lenyapkan kalian, …
… kemudian Allah akan datangkan kaum lain yang berbuat dosa, …
… kemudian mereka memohon ampun kepada Allah, lalu Allah ampuni mereka.” (HR. Muslim)
Dan ini adalah anjuran agar manusia selalu memohon ampun kepada Rabnya
dan memperbanyak membaca istighfar
karena dengan hal tersebut dia bisa meraih derajat orang-orang yang senantiasa beristighfar kepada Allah ‘Azza wa Jalla.
Begitu pula sabda beliau yang diriwayatkan oleh Abu Dawud, disebutkan bahwa
Barang siapa yang senantiasa beristighfar, niscaya Allah akan berikan untuknya…
… jalan keluar dari segala kesulitan…
… ketenangan dari segala risau hati …
… dan rezeki dari jalan yang tidak disangka-sangka. (HR. Abu Dawud)
Barang siapa yang senantiasa beristighfar, … maksudnya merutinkan dan sering mengucapkannya,
niscaya akan diberikan jalan keluar dari berbagai kesulitannya,
dilapangkan baginya berbagai kesempitan yang dia alami,
diluaskan rezeki baginya,
dan akan diberi rezeki dari jalan yang tidak dia sangka-sangka.
Maka, untukmu wahai saudaraku, perbanyaklah membaca istighfar,
perbanyaklah mengucapkan, “Ya Allah, ampuni aku, …
… ya Allah, rahmati aku, aku memohon ampun kepada Allah. …
… Aku bertaubat kepada-Nya,” atau kalimat-kalimat yang semisalnya
Barangkali ucapan Anda bertepatan dengan waktu-waktu dikabulkannya doa oleh Allah ‘Azza wa Jalla
kemudian dosa-dosa Anda diampuni.

***

قَوْلُهُ عَنْ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
الَّذِي غَفَرَ اللهُ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَا تَأَخَّرَ
قَالَ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ فِيمَا رَوَاهُ عَنْهُ
عَنِ الْأَغَرِّ الْمُزَنِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ
إِنَّهُ لَيُغَانُ عَلَى قَلْبِي
أَيْ يُغَانُ عَلَيْهِ يَعْنِي يَحْصُلُ لَهُ شَيْءٌ مِنَ الْكَتْمَةِ وَالْغَمِّ وَمَا أَشْبَهَ ذَلِكَ
وَإِنِّي لَأَسْتَغْفِرُ اللهَ فِي الْيَوْمِ مِائَةَ مَرَّةٍ – رَوَاهُ مُسْلِمٌ

يَقُولُ أَسْتَغْفِرُ اللهَ فِي الْيَوْمِ مِائَةَ مَرَّةٍ

هَذَا وَهُوَ النَّبِيُّ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ

الَّذِي غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَا تَأَخَّرَ

فَكَيْفَ بِنَا؟

وَلَكِنْ قُلُوبُنَا قَاسِيَةٌ مَيِّتَةٌ

لَا يُغَانُ عَلَيْهَا بِكَثْرَةِ بِكَثْرَةِ الذُّنُوبِ

وَلَا يَهْتَمُّ الْوَاحِدُ مِنَّا بِمَا فَعَلَ

وَلِذَلِكَ تَجِدُ الْإِنْسَانَ غَيْرَ مُبَالٍ بِمِثْلِ هَذَا

وَقَلِيلَ الْاِسْتِغْفَارِ

وَالَّذِي يَنْبَغِي لِلْإِنْسَانِ أَنْ يَكُونَ لَهُ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ

فِي رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَسَلَّمَ يُكْثِرُ مِنَ الْاِسْتِغْفَارِ

كَمَا قَالَ ابْنُ عُمَرَ إِنَّنَا نَعُدُّ مِنَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

فِي الْمَجْلِسِ الْوَاحِدِ مِائَةَ مَرَّةٍ أَوْ أَكْثَرَ

رَبِّي اغْفِرْ لِيْ وَارْحَمْنِي – رَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ

وَكَذَلِكَ أَخْبَرَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

أَنَّ مِنْ نِعْمَةِ اللهِ عَلَى الْعِبَادِ

أَنَّهُ إِذَا ابْتَلَاهُمُ الذُّنُوبَ فَاسْتَغْفَرُوا اللهَ

غَفَرَ لَهُمْ وَأَنَّهُمْ لَوْ لَمْ… لَوْ لَمْ تُذْنِبُوا

هَذَا لَفْظُ الْحَدِيثِ لَوْ لَمْ تُذْنِبُوا لَذَهَبَ اللهُ تَعَالَى بِكُمْ
ثُمَّ لَجَاءَ بِقَوْمٍ يُذْنِبُونَ
فَيَسْتَغْفِرُونَ اللهَ فَيَغْفِرُ لَهُمْ – رَوَاهُ مُسْلِمٌ
وَهَذَا حَثٌّ عَلَى أَنْ يَسْتَغْفِرَ الْإِنْسَانُ رَبَّهُ
وَيُكْثِرُ مِنَ الْاِسْتِغْفَارِ
لِأَنَّهُ يَنَالُ بِذَلِكَ دَرَجَةَ الْمُسْتَغْفِرِينَ لِلهِ عَزَّ وَجَلَّ
وَكَذَلِكَ أَخْبَرَ فِيمَا رَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ أَنَّ
مَنْ لَزِمَ الْاِسْتِغْفَارَ جَعَلَ اللهُ لَهُ

مِنْ كُلِّ ضِيقٍ مَخْرَجًا

وَمِنْ كُلِّ هَمٍّ فَرَجًا

وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ – رَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ

مَنْ لَزِمَ الْاِسْتِغْفَارَ يَعْنِي دَاوَمَ عَلَيْهِ وَأَكْثَرَ مِنْهُ
فَإِنَّهُ يُفَرَّجُ عَنْهُ الْكُرُوبُ
وَتُوَسُّعَ لَهُ الضَّيِّقَاتُ
وَيُوَسُّعَ لَهُ فِي رِزْقِهِ
وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ
فَعَلَيْكَ يَا أَخِي عَلَيْكَ بِكَثْرَةِ الْاِسْتِغْفَارِ
أَكْثِرْ مِنْ قَوْلِكَ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي
اللَّهُمَّ ارْحَمْنِي أَسْتَغْفِرُ اللهَ
وَأُتُوبُ إِلَيْهِ وَمَا أَشْبَهَ ذَلِكَ
لَعَلَّكَ تُصَادِفُ سَاعَةَ إِجَابَةٍ مِنَ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ
فَيُغْفَرُ لَكَ