Tawakal Adalah (Ini Arti Tawakal yang Sebenarnya) – Syaikh Khalid Ismail Al-Mushabbah #NasehatUlama

Tawakkal adalah di antara ajaran Islam yang mulia. Kita diperintahkan untuk senantiasa bertawakkal kepada Allah subhanahu wata’alaa. Ada banyak ayat al-Qur’an tentang tawakkal. Di antara dalil tawakkal yaitu surat Ali Imran ayat 159, al-Anfal ayat 49, dan at-Thalaq ayat 3. Video kali ini akan memahamkan kita tentang pengertian tawakal dan contohnya.

Tawakal yang baik dan benar kepada Allah, adalah ketika seseorang rida
dengan apa yang Allah Taʿāla takdirkan untuknya.
Yaitu, sekarang, saat Anda berkata, “Aku bertawakal kepada Allah,” apa arti tawakal tersebut?
Artinya, Anda serahkan urusan Anda kepada Allah,
yaitu, Anda menjadikan Allah sebagai wakil (pelindung & penjamin) dalam urusan ini,
biarkan Allah Jalla wa ‘Alā melakukan apa yang Dia kehendaki, mengatur semua urusan Anda.
Dia yang mengatur urusannya—Dan hanya Allah pemilik sifat yang sempurna—seperti ketika Anda
menunjuk seseorang untuk mewakili Anda (wakālah), apa artinya?
Misalnya, mewakili Anda untuk membeli sesuatu untuk kebutuhan Anda.
Anda beri dia uang dan berkata, misalnya, “Belikan ini untukku!” Ini adalah wakālah.
Ini tentu boleh, karena hati Anda tetap bergantung kepada Allah, dan ini hanya sekadar perantara saja.
Baiklah, orang ini, seandainya dia membeli untuk Anda, sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginan Anda.
Dia membelikan apa yang Anda butuhkan, tapi Anda tidak menyukainya, misalnya,
Anda kesal dan marah kepadanya.
Anda katakan, “Kamu tak paham sama sekali! Kamu begini dan begitu!”
Anda seolah-olah tidak rida dengan perwakilannya untuk Anda.
—Hanya Allah yang memiliki sifat yang sempurna—ini hanya sebagai analogi saja.
Seseorang berkata, “Aku bertawakal kepada Allah, dan menyerahkan urusanku kepada-Nya.”
Namun kemudian Allah takdirkan kepada Anda, sesuatu yang tidak sesuai dengan harapan Anda,
tidak Anda inginkan, dan tidak Anda sukai.
Jika Anda memang benar-benar jujur bertawakal kepada Allah, pasti Anda rida dengan ketetapan dan takdir-Nya.
Oleh karena itu, Bišri al Hāfi—semoga Allah Ta’āla merahmatinya—berkata,
Seseorang berkata bahwa dia bertawakal kepada Allah, padahal dia sedang berdusta kepada-Nya.
Beliau berkata, “Jika memang benar dia bertawakal kepada-Nya, pastilah rida dengan apa yang ditakdirkan untuknya.”
Jika benar tawakalnya, pasti dia rida dengan apapun yang Allah Ta’āla lakukan untuknya.
Karena hakikat tawakal adalah keridaan, rida kepada Allah Ta’āla!
Inilah tanda tawakal yang benar kepada Allah.
Maka, perhatikan! Ketika Nabi ṣallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Bersemangatlah untuk hal-hal yang bermanfaat bagimu, dan mintalah pertolongan kepada Allah!
Kemudian beliau berkata, “Dan jangan kamu lemah!”
Kemudian beliau berkata, “Janganlah kamu berkata, …”
Beliau berkata, “Jika suatu keburukan menimpamu, jangan kamu berkata, …
… ‘Seandainya aku berbuat ini dan itu pasti aku akan begini dan begitu,’
namun katakan, ‘Allah telah menetapkan takdirnya, dan Dia berbuat apa yang Dia kehendaki,’
karena kata ‘seandainya’ membuka pintu setan.” (HR. Muslim)
Perhatikan bagaimana Nabi ṣallāhu ‘alaihi wa sallam memperingatkan,
setelah beliau memotivasi kita untuk bertawakal kepada Allah,
beliau mengingatkan juga apa yang seharusnya dilakukan setelah bertawakal kepada-Nya,
ketika apa yang diharapkan tidak tercapai.
Jangan Anda berkata, “Seandainya aku berbuat ini dan itu pasti aku akan begini dan begitu,”
kemudian Anda murka dengan takdir Allah, karena hal ini bertentangan dengan makna tawakal kepada-Nya,
Tapi hendaknya Anda berkata, “Allah telah menetapkan takdir-Nya, dan Dia berbuat apa yang Dia kehendaki.”
Beginilah hati orang yang bertawakal, dia rida dengan Rabb-Nya yang Mahamulia dan Mahatinggi.

***

حُسْنُ التَّوَكُّلِ عَلَى اللهِ وَصِحَّةُ التَّوَكُّلِ عَلَيْهِ أَنَّ الْإِنْسَانَ يَرْضَى
بِمَا يُقَدِّرُهُ اللهُ تَعَالَى عَلَيْهِ
يَعْنِي الْآنَ أَنْتَ لَمَّا تَقَوْلُ: أَنَا تُوَكَّلْتُ عَلَى الله أَيشْ مَعْنَى هَذَا؟
أَنَّكَ أَنْتَ فَوَّضْتَ أَمْرَكَ إِلَى اللهِ
يَعْنِي جَعَلْتَ اللهَ وَكِيْلًا لَكَ فِي هَذَا الْأَمْرِ
يَفْعَلُ مَا يَشَاءُ يُدَبِّرُ أَمْرَكَ هُوَ جَلَّ وَعَلَا
يُدَبِّرُ الْأَمْرَ مِثْلُ مَا أَنَّكَ وَلِلهِ الْمَثَلُ الْأَعْلَى
أَنْتَ مَا مَعْنَى الْوَكَالَةِ لَمَّا تُوَكِّلُ إِنْسَانًا
مَثَلًا أَنْ يَشْتَرِيَ لَكَ شَيْئًا حَاجَةً
تُعْطِيهِ الْمَبْلَغَ وَتَقُولُ لَهُ اشْتَرِ لِي هَذِهِ الْحَاجَةَ مَثَلًا هَذِهِ الْوَكَالَةُ
هَذَا جَائِزٌ طَبْعًا لِأَنَّ قَلْبَكَ مُعَلَّقٌ بِاللهِ هَذَا مُجَرَّدُ السَّبَبِ
طَيِّبٌ هَذَا الْإِنْسَانُ لَوْ أَنَّهُ نَفْرِضُ أَنَّهُ يَعْنِي مَا وُفِّقَ لِشِرَاءِ الْحَاجَةِ
اِشْتَرَى لَكَ حَاجَةً وَمَا أَعْجَبَتْكَ مَثَلًا
فَإِذَا تَضَجَّرْتَ وَسَخَطْتَ عَلَيْهِ
قُلْتَ: أَنْتَ مَا تَعْرِفُ الشَّيْءَ وَأَنْتَ كَذَا وَكَذَا
فَأَنْتَ كَأَنَّكَ مَا رَضِيْتَ بِوَكَالَتِهِ
لِلهِ الْمَثَلُ الْأَعْلَى مِنْ بَابِ التَّقْرِيبِ
إِنْسَانٌ يَقُولُ: تَوَكَّلْتُ عَلَى اللهِ فَوَّضْتُ أَمْرِي إِلَى اللهِ
طَيِّبٌ ثُمَّ يُقَدِّرُ اللهُ تَعَالَى عَلَيْكَ مَا لَا يُلَائِمُكَ
مَا لَا تُرِيدُ أَنْتَ مَا لَا تُحِبُّهُ
فَإِنْ كُنْتَ صَادِقًا فِي تَوَكُّلِكَ لَرَضِيْتَ بِقَضَاءِ اللهِ وَقَدَرِهِ
وَلِذَلِكَ يَقُولُ: بِشْرٌ الْحَافِيّ رَحِمَهُ الله تَعَالَى
يَقُولُ أَحَدُهُمْ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللهِ وَهُوَ يَكْذِبُ عَلَى اللهِ
قَالَ لَوْ تَوَكَّلَ عَلَى اللهِ لَرَضِيَ بِمَا يَفْعَلُ اللهُ بِهِ
لَوْ تَوَكَّلَ عَلَى الله لَرَضِيَ بِمَا يَفْعَلُ اللهُ تَعَالَى بِهِ
فَحَقِيقَةُ التَّوَكُّلِ الرِّضَا الرِّضَا بِاللهِ
هَذِهِ عَلَامَةُ صِحَّةِ التَّوَكُّلِ عَلَى اللهِ
وَلِذَلِكَ تَأَمَّلْ! النَّبِيُّ صَلَّى عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمَّا قَالَ
احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللهِ
قَالَ: وَلَا تَعْجَزْ
ثُمَّ قَالَ: وَلَا تَقُلْ
قَالَ: وَإِنْ أَصَابَكَ شَىْءٌ فَلاَ تَقُلْ
لَوْ أَنِّي فَعَلْتُ كَذَا لَكَانَ كَذَا وَكَذَا
وَلَكِنْ قُلْ قَدَّرَ اللهُ وَمَا شَاءَ فَعَلَ
فَإِنَّ لَوْ تَفْتَحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ
فَتَأَمَّلْ كَيْفَ نَبَّهَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
بَعْدَ أَنْ حَثَّنَا عَلَى التَّوَكُّلِ عَلَى اللهِ
نَبَّهَ عَلَى مَا يَكُونُ بَعْدَ التَّوَكُّلِ عَلَى اللهِ
فِي حَالَةِ عَدَمِ تَحَقُّقِ الْمَطْلُوبِ
لاَ تَقُلْ لَوْ فَعَلْتُ كَذَا لَكَانَ كَذَا وَكَذَا
وَسَخَطَ عَلَى قَدَرِ اللهِ لِأَنَّ هَذَا يُنَافِي التَّوَكُّلَ عَلَى اللهِ
وَلَكِنْ قُلْ قَدَّرَ اللهُ وَمَا شَاءَ فَعَلَ
هَذَا قَلْبُ الْمُتَوَكِّلِ مُطْمَئِنٌّ بِرَبِّهِ جَلَّ وَعَلَا