Adakah Shalat Zhuhur Jika Jumat Bertepatan Lebaran – Syaikh Shalih Al-Ushaimi #NasehatUlama

Seorang hamba memiliki kewajiban untuk beribadah kepada Allah subhanahu wata’alaa. Dan kewajiban-kewajiban tersebut telah ditentukan cara dan waktunya. Oleh karena itu, tidak dibenarkan bagi seorang hamba menyelisihi petunjuk yaitu al-Qur’an dan sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.

Semisal, apakah ada suatu tahun yang tidak ada puasa Ramadhan di dalamnya?
Jawabannya, tidak! Puasa Ramadhan tidak akan gugur dalam keadaan apapun.
Apakah ada suatu hari yang tidak ada shalat wajib lima waktu di dalamnya?
Jawabannya, tidak!
Tidak ada hari yang di dalamnya tidak ada shalat wajib lima waktu.
Baiklah, sekarang jika hari raya bertepatan dengan hari Jumat,
dan seseorang telah melaksanakan shalat hari raya bersama imam,
maka kewajiban melaksanakan shalat Jumat telah gugur darinya, menurut pendapat yang paling kuat.
Namun, kewajiban shalat Zhuhur tidak gugur darinya.
Jadi, dia masih wajib melaksanakan shalat Zhuhur, berdasarkan kesepakatan para ulama.
Kecuali menurut pendapat nyeleneh.
Sehingga di hari raya, shalat wajib tetap berapa kali?
Lima kali shalat wajib, sehari semalam.
Namun, ada keringanan bagi orang yang telah ikut shalat hari raya berjamaah, dia boleh tidak ikut shalat Jumat.
Oleh sebab itu, ilmu yang jelas kebenarannya dapat mengantarkan seorang hamba
menuju perkara yang diliputi taufik.
Ilmu yang jelas kebenarannya dapat mengantarkan seorang hamba menuju perkara yang diliputi taufik, meskipun hamba itu hanya orang awam.
Meskipun orang itu hanya orang awam.
Ada seorang lelaki yang cinta dengan orang-orang saleh, cinta dengan ilmu, dan dia juga cinta orang berilmu.
Ia pernah menghadiri majelis yang mana para penuntut ilmu sedang membahas suatu risalah
tentang penjelasan gugurnya shalat Jumat
jika hari raya bertepatan dengan hari Jumat, bagi orang sudah melaksanakan shalat hari raya.
Lalu penulis risalah itu berlebihan dalam menulis, sehingga ia juga menggugurkan kewajiban shalat Zhuhur.
Jadi, penulis menggugurkan kewajiban shalat Zhuhur juga.
Maka lelaki awam itu berkata, “Pendapat penulis itu tidak benar,
karena tidak ada suatu hari yang kosong dari shalat lima waktu.”
Karena tidak ada suatu hari yang tidak ada shalat lima waktu di dalamnya.
Jadi, fitrah yang bersumber dari ilmu yang benar, lebih terpercaya untuk mengetahui perkara yang terdapat taufik di dalamnya
daripada ilmu dari orang yang suka menjerumus kepada pendapat-pendapat yang nyeleneh. Demikian.

***

يَعْنِي مَثَلًا هَلْ هُنَاكَ سَنَةٌ مَا فِيْهَا صِيَامُ رَمَضَانَ؟
الْجَوَابُ لَا مَا يَسْقُطُ مَا يَسْقُطُ بِحَالٍ
هَلْ هُنَاكَ يَوْمٌ مَا فِيهِ خَمْسُ صَلَوَاتٍ مَكْتُوبَاتٍ؟
الْجَوَابُ لَا
لَيْسَ هُنَاكَ يَوْمٌ لَيْسَ فِيهِ خَمْسُ صَلَوَاتٍ مَكْتُوبَاتٍ
طَيِّبٌ إِذَا اجْتَمَعَ الْعِيدُ وَالْجُمُعَةُ
وَصَلَّى الْعَبْدُ مَعَ الْإِمَامِ صَلَاةَ الْعِيدِ
فَإِنَّهُ حِينَئِذٍ تَسْقُطُ عَنْهُ الْجُمُعَةُ فِي أَصَحِّ الْقَوْلَيْنِ
وَلَا يَسْقُطُ عَنْهُ الظُّهْرُ
فَإِنَّهُ يُصَلِّيهَا اتِّفَاقًا
إِلَّا قَوْلًا شَاذًّا
فَتَبْقَى فِي يَوْمِ الْعِيدِ كَمْ صَلَاةُ المَفْرُوْضَةِ؟
خَمْسُ صَلَوَاتٍ مَكْتُوبَةٍ فِي الْيَوْمِ وَاللَّيْلَةِ
لَكِنْ الَّذِي كَانَ يُجَمَّعُ لَهُ جُعِلَ رُخْصَةً لِمَنْ جَمَّعَ فِي الْعِيدِ أَلَّا يَشْهَدَ الْجُمُعَةَ
لِذَلِكَ الْعِلْمُ الْمُحَقَّقُ يُؤَدِّي بِالْعَبْدِ
إِلَى الْأَمْرِ الْمُوَفَّقِ
الْعِلْمُ الْمُحَقَّقُ يُؤَدِّي بِالْعَبْدِ إِلَى الْأَمْرِ الْمُوَفَّقِ وَإِنْ كَانَ عَامِّيًّا
وَإِنْ كَانَ عَامِّيًّا
فَإِنَّ رَجُلًا كَانَ مُحِبًّا لِلصَّالِحِيْنَ وَلِلْعِلْمِ وَأَهْلِهِ
شَهِدَ مَجْلِسًا يَتَدَاوَلُ فِيهِ بَعْضُ طُلَّابِ الْعِلْمِ رِسَالَةً يُطَالِعُونَهَا
فِي بَيَانِ سُقُوطِ الْجُمُعَةِ
إِذَا اجْتَمَعَ الْعِيدُ وَالْجُمُعَةُ فَصَلَّى الْعِيدَ
ثُمَّ زَادَ كَاتِبُهَا فِي الطُّنْبُورِ نَغْمَةً كَمَا يُقَالُ فَأَسْقَطَ الظُّهْرَ أَيْضًا
فَأَسْقَطَ الظُّهْرَ أَيْضًا
فَقَالَ هَذَا الْعَامِّيُّ إِنَّ كَلَامَهُ هَذَا غَيْرُ صَحِيحٍ
لِأَنَّهُ لَا يُوجَدُ يَوْمٌ مَا فِيهِ خَمْسُ صَلَوَاتٍ
لِأَنَّهُ لَا يُوجَدُ يَوْمٌ مَا فِيهِ خَمْسُ صَلَوَاتٍ
فَكَانَتِ الْفِطْرَةُ مِنَ الْعِلْمِ الْمُحَقَّقِ أَوْثَقُ فِي مَعْرِفَةِ الْأَمْرِ الَّذِي يَكُونُ فِيهِ التَّوْفِيقُ
مِمَّن يَذْهَبُ بِهِ شُذُوذُهُ إِلَى مِثْلِ هَذِهِ الْأَقْوَالِ نَعَمْ