3 + 1 Syarat Taubat Nasuha – Syaikh Abdurrazzaq Al-Badr #NasehatUlama

Sebagai manusia tentu kita tidak menampik betapa banyaknya dosa yang telah diperbuat. Dan kita pun tidak ingin dosa-dosa tersebut menjadi masalah di kehidupan kita kelak di Akhirat. Maka tidak ada jalan lain selain bertaubat kepada Allah subhanahu wata’alaa, yaitu dengan taubat nasuha. Bagaimana cara taubat nasuha?

Ahsanallahu ilaikum. Bagaimana cara agar taubatku menjadi Taubat Nasuha?
Taubat Nasuha (taubat yang sebenar-benarnya) memiliki tiga syarat,
yang disebutkan oleh para ulama:
(PERTAMA)
Menyesal atas perbuatan dosa yang telah dilakukan.
(KEDUA)
Berhenti dari melakukan perbuatan dosa itu.
(KETIGA)
Bertekad untuk tidak mengulangi perbuatan dosa itu.
Jika seseorang telah memenuhi tiga syarat ini, maka taubatnya telah menjadi Taubat Nasuha.
Dan jika dosa yang dia perbuat berkaitan dengan hak manusia,
maka ada tambahan syarat keempat, selain dari syarat-syarat tersebut,
(KEEMPAT)
yaitu meminta penghalalan perbuatan itu dari pemilik hak,
dengan cara mengembalikan haknya atau meminta maaf kepadanya.

***

أَحْسَنَ اللهُ إِلَيْكُمْ كَيْفَ تَكُونُ تَوْبَتِي نَصُوحًا؟
التَّوْبَة تَكُونُ نَصُوحًا بِشُرُوطٍ ثَلَاثَةٍ
ذَكَرَهَا أَهْلُ الْعِلْمِ
وَهِيَ النَّدَمُ عَلَى فِعْلِ الذَّنْبِ
وَالإِقْلاَعُ عَنْهُ
وَالْعَزْمُ عَلَى عَدَمِ الْعَوْدَةِ إِلَيْهِ
فَإِذَا جَاءَ بِهَذِهِ الشُّرُوطِ الثَّلَاثَةِ كَانَتْ تَوْبَتُهُ نَصُوحًا
وَإِذَا كَانَ الذَّنْبُ الَّذِي اقْتَرَفَهُ يَتَعَلَّقُ بِحُقُوقِ الْآدَمِيِّينَ
فَإِنَّهُ يُضَافُ إِلَى هَذِهِ الشُّرُوطِ شَرْطًا رَابِعًا
وَهُوَ أَنْ يَتَحَلَّلَهُ مِنْهُ
بِإِعَادَةِ الْحَقِّ أَوْ طَلَبِ الْعَفْوِ وَالْمُسَامَحَةِ