Banyak manusia terjangkiti penyakit syahwat. Dan penyakit syahwat merupakan penyakit yang sangat berbahaya. Sebagian orang yang dulunya baik dan berprestasi namun setelah tergoda dengan syahwat, keadaannya berubah 180 derajat.

Terkadang, seseorang diuji dengan godaan berbagai syahwat dan kecintaan kepada hal-hal haram,
sehingga ia menjadi hamba hina yang dikuasai hawa nafsunya, yang selalu mengajak kepada keburukan.
Maka ia terjerumus ke dalam kerusakan dan terperosok ke dalam perkara-perkara mungkar.
Kemudian, ia berangan-angan agar dapat terbebas dari itu semua,
akan tetapi, maksiat-maksiat dapat membekas dalam hati,
sehingga maksiat-maksiat itu terus membelenggu dan mengikatnya.
Dan ia terus bermaksiat, dan berpindah-pindah dari satu maksiat menuju maksiat yang lain,
dan dari maksiat kecil menuju maksiat yang lebih besar.
Demikianlah, setan setahap demi setahap menjalankan langkah penjerumusannya.
Allah Ta’ala berfirman, “Wahai istri-istri Nabi, kalian tidak seperti wanita-wanita lain, …” (QS. Al-Ahzab: 32)
Mereka adalah wanita-wanita paling mulia,
dan ibu-ibu kita radhiyallahu ‘anhunna; sungguh jauh mereka dari perbuatan keji.
(lanjutan ayat) “… jika kalian bertakwa, maka janganlah kalian melembutkan suara sehingga orang yang hatinya berpenyakit dapat tergoda.” (QS. Al-Ahzab: 32)
Jadi, wanita yang berbicara dengan dilembut-lembutkan, atau menampakkan diri kepada lelaki dengan berhias
—wal ‘iyadzubillah—dapat menyebabkan orang yang hatinya berpenyakit itu teruji imannya,
sehingga ia bernafsu kepada wanita itu,
jika lelaki tersebut memiliki penyakit ini, yakni penyakit syahwat.
Dan kesembuhannya dari penyakit itu adalah dengan: (1) takut kepada Allah Tuhannya, dan (2) selalu merasa diawasi oleh-Nya,
serta (3) istiqamah di atas agama-Nya.
Dan itu dapat diraih dengan (4) membaca al-Quran.

***

فَيُبْتَلَى الْإِنْسَانُ بِالشَّهَوَاتِ وَالْمَيْلِ إِلَى الْمُحَرَّمَاتِ
وَيُصْبِحُ عَبْدًا ذَلِيلًا تَسُوْقُهُ نَفْسُهُ الْأَمَّارَةُ بِالسُّوءِ
فَيَقَعُ فِي الْعَطَبِ وَيَقَعُ فِي الْمُنْكَرَاتِ
ثُمّ يَتَمَنَّى أَنْ يَتَخَلَّصَ مِنْهَا
وَلَكِنَّ الْمَعَاصِي لَهَا أَثَرٌ فِي الْقُلُوبِ
فَتُقَيِّدُهَا وَتُكَبِّلُهَا
وَيَسْتَمِرُّ الْإِنْسَانُ يَتَنَقَّلُ فِيهَا مِنْ مَعْصِيَةٍ إِلَى أُخْرَى
وَمِنْ صَغِيرَةٍ إِلَى أَكْبَرَ
وَهَكَذَا يَتَدَرَّجُ بِهِ الشَّيْطَانُ فِي خُطَوَاتِهِ
قَالَ تَعَالَى يَا نِسَاءَ النَّبِيِّ لَسْتُنَّ كَأَحَدٍ مِنَ النِّسَاءِ
وَهُنَّ أَفْضَلُ النِّسَاءِ
وَأُمَّهَاتُنَا رَضِيَ اللهُ عَنْهُنَّ وَحَاشَاهُنَّ
إِنِ اتَّقَيْتُنَّ فَلا تَخْضَعْنَ بِالْقَوْلِ فَيَطْمَعَ الَّذِي فِي قَلْبِهِ مَرَضٌ
فَخُضُوْعُ الْمَرْأَةِ فِيْ صَوْتِهَا وَخُرُوجُهَا لِلرَّجُلِ فِي زِينَتِهَا
يُؤَدِّي إِلَى أَنْ يُبْتَلَى عِيَاذًا بِاللهِ هَذَا الْمَرِيضُ فِي قَلْبِهِ
إِلَى أَنْ يَطْمَعَ فِيهَا
إِذَا كَانَ مُصَابًا بِهَذَا الْمَرَضِ وَهُوَ مَرَضُ الشَّهْوَةِ
وَشِفَاؤُهُ مِنْ ذَلِكَ خَوْفُهُ مِنْ رَبِّهِ وَمُرَاقَبَتُهُ لَهُ
وَاسْتِقَامَتُهُ عَلَى دِينِهِ
وَذَلِكَ يَكُونُ بِتِلَاوَةِ كِتَابِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ