Surat al-Hasyr adalah surat ke-59 di dalam al-Qur’an. Surat al-Hasyr terdiri dari 24 ayat. Di awal surat Allah subhanahu wata’alaa menyebutkan tentang nama-Nya al-‘Aziz dan al-Hakim. Sedangkan di akhir surat atau ayat ke-24 Allah subhanahu wata’alaa menyebutkan tiga nama-Nya secara berturut-turut yaitu al-khaliq, al-Bari’, dan al-Mushawwir.

Di sini, penulis rahimahullahu menyebutkan beberapa Asmaul Husna,
yaitu tiga nama yang disebutkan dalam al-Quran dan terhimpun dalam satu kalimat, yaitu dalam akhir surat al-Hasyr.
Nama-nama ini adalah al-Kholiq, al-Bari’, dan al-Mushowwir.
Tiga nama ini memiliki kesamaan dalam perkara yang ditetapkan, yaitu penciptaan.
Jadi, nama al-Kholiq, al-Bari’, dan al-Mushowwir pada dasarnya memiliki makna penciptaan.
Namun, di antara tiga nama itu, terdapat perbedaan makna yang tipis.
AL-KHOLIQ:
Adapun nama al-Kholiq berkaitan dengan penciptaan secara umum, yang berupa penetapan (at-Taqdir).
AL-BARI’:
Sedangkan al-Bari’ berkaitan dengan pembedaan penciptaan antara satu makhluk dengan makhluk yang lain (yang tidak sejenis).
Sehingga makna al-Bari’ lebih khusus daripada makna penciptaan secara umum.
AL-MUSHOWWIR:
Sedangkan al-Mushowwir adalah penyempurnaan perincian, dengan membedakan bentuk antara satu makhluk dengan makhluk lain (yang sejenis).
Penyempurnaan pembedaan, dengan membedakan bentuk satu makhluk dengan yang lain (yang sejenis).
Jadi, Allah ‘Azza wa Jalla adalah al-Kholiq, al-Bari’, al-Mushowwir.
Dia menciptakan makhluk dengan ketetapan dari-Nya,
dengan ketetapan secara umum dalam penciptaannya.
Kemudian membedakan antara satu jenis makhluk dengan jenis lainnya.
Kemudian membedakan bentuk tiap makhluk yang masih dalam satu jenis.
Sebagai contoh, Allah ‘Azza wa Jalla telah menetapkan penciptaan binatang-binatang.
Kemudian Allah membedakan antara jenis-jenis binatang tersebut.
Sehingga, singa bukanlah citah (cheetah), bukan pula harimau, meskipun semuanya termasuk binatang buas.
Kemudian binatang yang masih satu jenis itu, seperti jenis singa atau jenis citah (cheetah),
Allah menjadikan setiap individu binatang-binatang sejenis tersebut memiliki bentuk tersendiri.
Dan ini adalah tanda kesempurnaan kuasa Allah Subhanahu wa Ta’ala.

***

ذَكَرَ الْمُصَنِّفُ رَحِمَهُ اللهُ تَعَالَى هُنَا مِنْ أَسْمَاءِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ
ثَلَاثَةَ أَسْمَاءٍ وَقَعَتْ فِي الْقُرْآنِ عَلَى نُسَقٍ وَاحِدٍ فِي آخِرِ سُورَةِ الْحَشْرِ
هِيَ الْخَالِقُ الْبَارِئُ الْمُصَوِّرُ
وَهَذِهِ الْأَسْمَاءُ الثَّلَاثَةُ تَشْتَرِكُ فِي أَمْرٍ مُقَدَّرٍ وَهُوَ الْإِيْجَادُ
فَمَعَانِي الْخَلْقِ وَالْبَرْءِ وَالتَّصْوِيرِ كُلُّهَا تَجْتَمِعُ فِي أَصْلِ الْإِيجَادِ
إِلَّا أَنَّ بَيْنَهَا فَرْقًا لَطِيفًا
فَالْخَلْقُ يَتَعَلَّقُ بِالْإِيجَادِ الْعَامِّ وَهُوَ التَّقْدِيرُ
وَالْبَرْءُ يَتَعَلَّقُ بِفَصْلِ الْمُقَدَّرَاتِ مِنَ الْمَوْجُودَاتِ بَعْضِهَا عَنْ بَعْضٍ
فَهُوَ أَخَصُّ مِنَ الْمَعْنَى الْعَامِّ
وَالتَّصْوِيرُ تَتْمِيمٌ لِلْفَصْلِ بِالتَّفْرِيْقِ بِالصُّوَرِ
تَتْمِيمٌ لِلْفَصْلِ بِالتَّفْرِيقِ لِلصُّوَرِ
فَاللهُ عَزَّ وَجَلَّ خَالِقٌ بَارِئٌ مُصَوِّرٌ
فَهُوَ خَلَقَ الْأَشْيَاءَ بِتَقْدِيرِهَا
تَقْدِيرًا عَامًّا فِي إِيْجَادِهَا
ثُمَّ فَصَلَ نَظَائِرَهَا بَعْضَهَا عَنْ بَعْضٍ
ثُمَّ فَرَّقَ بَيْنَهَا بِالصُّوَرِ
فَالْحَيَوَانَاتُ مَثَلًا قَدْ قَدَّرَهَا اللهُ عَزَّ وَجَلَّ مِنْ مَوْجُوْدَاتِهِ
ثُمَّ فَرَقَ بَيْنَ هَذِهِ الْحَيَوَانَاتِ بِمَا جَعَلَ مِنْ أَنْوَاعِهَا وَبَرَأَ
فَالْأَسَدُ غَيْرُ الْفَهْدِ غَيْرُ النَّمِرِ مَعَ كَوْنِهَا مِنَ السِّبَاعِ جَمِيْعًا
ثُمَّ فِي الْجِنْسِ الْوَاحِدِ كَالْأُسُوْدِ مَثَلًا أَوِ الْفُهُودِ مَثَلًا
جَعَلَ لِكُلِّ وَاحِدٍ مِنْ هَذِهِ الْكَائِنَاتِ صُورَةً تَخْتَصُّ بِهِ
وَهَذَا دَالٌّ عَلَى كَمَالِ قُدْرَةِ اللهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى