Betapa Sering Lalainya Kita – Ustadz Abdullah Zaen, M.A. – 5 Menit yang Menginspirasi

Atas nikmat yang telah diberikan Allah Subhanahu wa Ta’ala betapa lalainya kita untuk mensyukurinya sehingga kita menjadi orang yang kufur nikmat dan tidak syukur nikmat. Kufur nikmat dalam Islam merupakan salah satu sifat yang tercela, kufur nikmat adalah keadaan ketika nikmat yang Allah berikan kepada kita sangatlah banyak bahkan kita tidak akan mampu menghitungnya namun seringkali kita kurang menyadari atas nikmat tersebut dan menjadikan kita lalai dalam mensyukurinya. Arti kufur nikmat dalam Islam merupakan lawan dari syukur nikmat, syukur nikmat adalah apabila seseorang padanya terkumpul tiga hal yang pertama hatinya meyakini bahwa semua nikmat berasal dari Allah Ta’ala semata, yang kedua lisannya memuji Allah dan yang ketiga adalah dengan melakukan ketaatan kepada Allah Ta’ala, maka ciri ciri orang kufur nikmat adalah tidak adanya ketiga hal tersebut dalam diri seseorang, jadi kufur nikmat merupakan salah satu sifat yang tercela.

Ayat tentang syukur nikmat dan kufur nikmat atau dalil syukur dan kufur nikmat dalam Al quran terdapat dalam surat Al Baqarah ayat 152 yang artinya:

“Ingatlah kepada-Ku, Aku juga akan ingat kepada kalian. Dan bersyukurlah kepada-Ku, janganlah kalian kufur” (QS. Al Baqarah: 152)

Dalam ayat tersebut Allah Ta’ala memerintahkan kita untuk mensyukuri nikmat-Nya dan melarang kita untuk kufur nikmat. Selain itu ayat tentang kufur nikmat terdapat surat Ibrahim ayat 7 dimana Allah subhanahu wa ta’ala mengancam dengan azab yang pedih bagi siapa saja yang kufur nikmat. Mengingat betapa bahaya kufur nikmat yang dapat menyebabkan pelakunya mendapatkan azab yang pedih dari Allah Ta’ala, maka hendaknya kita menjadi manusia yang syukur nikmat.