Urutan Shaf Shalat Berjamaah yang Terbaik – Syaikh Sulaiman Ar-Ruhaily #NasehatUlama

Shalat berjamaah memiliki keutamaan besar dibandingkan shalat sendirian. Dan kaum muslimin laki-laki diperintahkan untuk menjalankan shalat secara berjamaah di masjid. Di antara perkara yang disunnahkan dan dapat melengkapi kesempurnaan shalat berjamaah yaitu meluruskan dan merapatkan shaf.

Semoga Allah menjaga Anda, mana yang lebih utama, berada di shaf pertama, namun jauh dari imam,
atau di shaf kedua namun dekat dengan imam?
Tidak diragukan bahwa yang lebih utama adalah di shaf pertama walaupun jauh dari imam,
karena shaf yang paling utama bagi lelaki adalah yang paling depan.
Benar bahwa sebelah kanan lebih utama daripada sebelah kiri,
artinya berada di shaf pertama sebelah kanan lebih utama daripada sebelah kiri.
Dan sebelah kiri shaf pertama lebih baik daripada shaf kedua.
Shaf kedua sebelah kanan, lebih baik daripada sebelah kiri,
dan demikian seterusnya.
Dan yang diperintahkan pada seorang mukmin adalah untuk bersegera menuju shaf pertama.
Nabi ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Seseorang yang terbiasa terlambat menempati shaf pertama, maka Allah akhirkan ia keluar dari neraka.
Para ulama mengatakan, “Maksudnya, ketika seorang selalu bersegera menuju shaf pertama,
berarti dia menjaga salatnya dan terhindar dari dosa,
tapi jika dia terlambat menuju shaf pertama, dikhawatirkan juga terlambat mengawali salat,
kemudian dikhawatirkan akan terlambat hingga akhir salat,
kemudian dikhawatirkan hanya akan salat di rumahnya,
jika dia melakukannya, dia sudah terjatuh dalam maksiat dan dosa.”
Kesimpulannya, jawaban dari pertanyaan itu,
berada di shaf pertama lebih baik daripada orang yang berdiri di belakang imam di shaf kedua.
Demikian.

***

حَفِظَكُمُ اللهُ أَيُّهُمَا أَفْضَلُ الصَّفُّ الْأَوَّلُ مَعَ الْبُعْدِ عَنِ الْإِمَامِ
أَمِ الصَّفُّ الثَّانِي مَعَ الْقُرْبِ مِنَ الْإِمَامِ؟
لَا شَكَّ أَنَّ الْأَفْضَلَ الصَّفُّ الْأَوَّلُ وَلَوْ بَعُدَ عَنِ الْإِمَامِ
فَأَفْضَلُ صُفُوفِ الرِّجَالِ أَوَّلُهَا
وَصَحِيحٌ أَنَّ الْيَمِينَ أَفْضَلُ مِنَ الْيَسَارِ
بِمَعْنَى أَنَّ يَمِينَ الصَّفِّ الْأَوَّلِ أَفْضَلُ مِنْ يَسَارِ الصَّفِّ الْأَوَّلِ
وَيَسَارُ الصَّفِّ الْأَوَّلِ أَفْضَلُ مِنَ الصَّفِّ الثَّانِي
وَيَمِينُ الصَّفِّ الثَّانِي أَفْضَلُ مِنْ يَسَارِ الصَّفِّ الثَّانِي
وَهَكَذَا
وَالْمَطْلُوبُ مِنَ الْمُؤْمِنِ أَنْ يُبَادِرَ إِلَى الصَّفِّ الْأَوَّلِ
النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ
لَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَتَأَخَّرُ عَنِ الصَّفِّ الْأَوَّلِ
حَتَّى يُؤَخِّرَهُ اللهُ فِي النَّارِ
قَالَ الْعُلَمَاءُ: إِنَّ الْمَقْصُودَ أَنَّ الْمُسْلِمَ إِذَا كَانَ يُبَادِرُ إِلَى الصَّفِّ الْأَوَّلِ
فَإِنَّهُ يُحَافِظُ عَلَى الصَّلَاةِ وَيَسْلَمُ مِنَ الْإِثْمِ
لَكِنْ إِذَا تَأَخَّرَ عَنِ الصَّفِّ الْأَوَّلِ فَإِنَّهُ يُوشِكُ أَنْ يَتَأَخَّرَ عَنْ أَوَّلِ الصَّلَاةِ
ثُمَّ يُوشِكُ أَنْ يَتَأَخَّرَ إِلَى آخِرِ الصَّلَاةِ
ثُمَّ يُوشِكُ أَنْ يُصَلِّيَ فِي بَيْتِهِ
فَإِذَا فَعَلَ كَانَ وَاقِعًا فِي الذَّنْبِ مُسْتَحِقًّا لِلْإِثْمِ
وَعَلَى كُلِّ حَالٍ فَالْجَوَابُ عَنِ السُّؤَالِ
أَنَّ الصَّفَّ الْأَوَّلَ أَفْضَلُ مِنَ الَّذِي يَقِفُ بَعْدَ الْإِمَامِ أَوْ وَرَاءَ الْإِمَامِ فِي الصَّفِّ الثَّانِي
نَعَمْ