Menjadi orang yang dicintai oleh Allah merupakan impian setiap mukmin. Mendapatkan ridha-Nya menjadi tujuan orang-orang yang beriman melakukan amalan-amalan shaleh. Ridha-Nya memang sangat berharga sehingga kenikmatan dunia tidak dapat menandinginya.

Wahai saudaraku, salah satu sebab terbesar yang membedakan derajat manusia
adalah karena pahala atas amalan hati.
(PERTAMA)
Sungguh, salah satu amalan hati yang paling agung adalah amalan, yang para Nabi
—semoga salawat Allah dan salam-Nya terlimpah atas mereka—
berdoa kepada Allah ‘Azza wa Jalla agar dikarunia hal tersebut.
Imam Ahmad meriwayatkan dalam kitab az-Zuhd bahwa Nabi Daud ‘Alaihis salām
senantiasa berdoa kepada Allah ‘Azza wa Jalla dengan berkata,
“Ya Allah, aku mohon kepada-Mu: cinta-Mu, dan cinta orang-orang yang mencintai-Mu,
dan cinta terhadap amal perbuatan yang mendekatkanku kepada cinta-Mu. (HR. Ahmad)”
Doa serupa ini juga diucapkan oleh Nabi kita Muhammad Ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam.
Sungguh, jika seseorang mencintai Allah ‘Azza wa Jalla, dan Dia Subẖānahu wa Ta’ālā juga mencintainya,
maka tentu dia adalah orang yang bahagia,
karena dialah orang yang ditundukkan sebab-sebab kebahagiaan dan ketaatan untuknya,
sehingga pahala baginya lebih besar dan sempurna daripada orang lain.
(KEDUA)
Aku sampaikan kepada kalian sebuah hadis, yang dengannya, aku akhiri kajianku malam ini,
yaitu sebuah hadis dalam kitab Sahih bahwa Nabi Ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Allah ‘Azza wa Jalla berfirman: “Barang siapa yang memerangi wali-Ku, maka ia telah mengumumkan perang terhadap-Ku. …
… Tidak ada amalan yang lebih aku cintai, yang dengannya, seorang hamba mendekatkan diri kepada-Ku, …
… melebihi amalan yang Aku wajibkan kepadanya. …
… Hamba-Ku terus mendekatkan diri kepada-Ku, dengan amalan sunnah, hingga aku semakin mencintainya. …
… Ketika Aku sudah mencintainya, maka Aku menjadi pendengarannya yang dengannya dia mendengar, …
… penglihatannya yang dengannya dia melihat, tangannya yang dengannya dia menyentuh, …
… dan kakinya yang dengannya dia melangkah. …
… Jika ia minta perlindungan-Ku, Aku akan lindungi ia, …
… dan jika ia meminta kepada-Ku, maka tentu Aku memberikannya.” (HR. Bukhari)
Saudara-saudara, hadis ini adalah hadis yang agung, yang di dalamnya Allah ‘Azza wa Jalla menjelaskan,
bahwa seseorang yang dicintai oleh Allah ‘Azza wa Jalla dan telah mendapatkan derajat kewalian,
sesungguhnya Allah ‘Azza wa Jalla akan melindunginya dari orang-orang yang berniat buruk kepadanya,
atau bermaksud untuk menyakitinya,
kemudian Allah ‘Azza wa Jalla menjelaskan dalam hadis Qudsi ini,
satu cara, yang dengannya seseorang bisa menggapai cinta-Nya ‘Azza wa Jalla.
“…Tidak ada amalan yang lebih aku cintai, yang dengannya, seorang hamba mendekatkan diri kepada-Ku, …
… melebihi amalan yang Aku wajibkan kepadanya. …”
Namun, setiap orang berbeda dalam tingkatan cintanya
dan capaiannya dalam meraih derajat yang agung ini,
sehingga sebagian dari mereka lebih dicintai oleh Allah ‘Azza wa Jalla daripada yang lain.
Oleh sebab itulah, Allah ‘Azza wa Jalla berfirman dalam hadis Qudsi ini:
… Hambaku senantiasa mendekatkan diri kepada-Ku, dengan mengerjakan amalan sunnah, hingga aku semakin mencintainya. …
Wahai saudara-saudara, sesungguhnya cara tercepat dan paling tepat
bagi seseorang untuk meraih derajat kewalian dari Allah dan kecintaan-Nya,
adalah dengan mengamalkan ibadah wajib sebagaimana diperintahkan,
hingga kemudian Allah Jalla wa ʿAlā membuat dia cinta dengan ibadah sunah.
Ada sebuah hadis dalam kitab Sahih, bahwa seorang Arab Badui menemui Nabi Ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam.
Dia berkata, “Apa yang diwajibkan oleh Allah kepadaku setelah mengucapkan dua kalimat syahadat? …
… Beliau menjawab, “Kau harus Salat Wajib lima waktu, Puasa Ramadan, …
… membayar zakat, dan menunaikan haji ke Baitullah.”
… Dia berkata: “Apakah ada kewajiban lain bagiku?” …
… Nabi Ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Tidak, kecuali ibadah sunah.” …
… Dia berbalik pulang dan berkata, “Demi Allah, aku tidak akan menambahnya sedikit pun!” …
… Kemudian Nabi Ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda, …
… “Barang siapa ingin melihat seorang calon penghuni surga, maka lihatlah orang itu.” (Muttafaq ‘Alaihi)
Jadi, derajat paling rendah dalam mencintai Allah adalah dengan Anda melaksanakan ibadah wajib,
dan meninggalkan hal-hal haram yang telah dilarang oleh Allah ‘Azza wa Jalla.
Tapi setiap orang bertingkat-tingkat dalam cinta ini,
sehingga semakin bertambah dan meningkat ketaatan seseorang kepada Tuhannya,
dan bertambah kedekatannya kepada-Nya dengan amalan sunah, maka semakin sempurna kecintaan Allah ‘Azza wa Jalla padanya.
Hamba-Ku senantiasa mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan sunnah, hingga aku semakin mencintainya.
Di sini, seseorang dapat menguji imannya, dan melihat keikhlasannya, juga sejauh mana derajat yang bisa dia raih,
dalam mengamalkan ibadah sunah dan perkara yang dianjurkan,
itulah sebabnya Allah ‘Azza wa Jalla berfirman,
Katakanlah: Jika kalian (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintai kalian. (QS. Ali Imran: 31)
Lihatlah para sahabat Rasulullah Ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam,
mereka telah memberikan contoh terbaik dalam hal ini,
mereka dalam hal mengamalkan sunah dan mengikuti Nabi Ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam,
mereka adalah orang-orang yang paling jujur ​​dan sempurna.
Demikian itu karena mereka mengamalkan firman Allah ‘Azza wa Jalla:
“Dan tidak patut bagi laki-laki dan perempuan yang beriman, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan sesuatu,
kemudian mereka memiliki pilihan (yang lain) dalam urusan mereka. (QS. Al-Ahzab: 36)”

***

أَيُّهَا الْإِخْوَةُ إِنَّ مِنْ أَعْظَمِ أَسْبَابِ تَفَاضُلِ النَّاسِ
فِي أُجُورِ أَفْعَالِ الْقُلُوبِ
وَإِنَّ مِنْ أَجَلِّ أَفْعَالِ الْقُلُوبِ أَمْرٌ كَانَ أَنْبِيَاءُ اللهِ
صَلَوَاتُ اللهِ وَسَلَامُهُ عَلَيْهِمْ
يَدْعُونَ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ أَنْ يَرْزُقَهُمْ إِيَّاهُ
فَقَدْ رَوَى أَحْمَدُ فِي الزُّهْدِ أَنَّ دَاوُدَ عَلَيْهِ السَّلَامُ
كَانَ يَدْعُو اللهَ عَزَّ وَجَلَّ وَيَقُولُ
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ حُبَّكَ وَحُبَّ مَنْ يُحِبُّكَ
وَحُبَّ عَمَلٍ يُقَرِّبُنِي إِلَى حُبِّكَ
وَمِثْلُ هَذَا الدُّعَاءِ جَاءَ عَنْ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ كَانَ يَدْعُو بِهِ
إِنَّ الْمَرْءَ إِذَا أَحَبَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ وَأَحَبَّهُ اللهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى
فَهُوَ السَّعِيدُ
وَهُوَ الَّذِي قَدْ سُخِّرَتْ لَهُ أَسْبَابُ السَّعَادَةِ وَالطَّاعَةِ
وَكَانَ أَجْرُهُ أَتَمَّ وَأَكْمَلَ مِنْ غَيْرِهِ
أَذْكُرُ لَكُمْ حَدِيثًا أَخْتِمُ بِهِ حَدِيثِيَ اللَّيْلَةَ
وَهُوَ مَا ثَبَتَ فِي الصَّحِيحِ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ
قَالَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ: مَنْ عَادَى لِي وَلِيًّا فَقَدْ آذَنْتُهُ بِالْحَرْبِ
وَمَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِيْ بِشَيءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ
مِمَّا افْتَرَضْتُهُ عَلَيْهِ
وَلَا يَزَالُ عَبْدِيْ يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ
فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِيْ يَسْمَعُ بِهِ
وَبَصَرَهُ الَّذِيْ يُبْصِرُ بِهِ وَيَدَهُ الَّتِي يَبْطِشُ بِهَا
وَرِجْلَهُ الَّتِي يَمْشِيْ بِهَا
وَلَئِنِ اسْتَعَاذَنِيْ لَأُعِيْذَنَّهُ
وَلَئِنْ سَأَلَنِيْ لَأُعْطِيَنَّهُ
هَذَا الْحَدِيثُ أَيُّهَا الْإِخْوَةُ حَدِيثٌ عَظِيمٌ يُبَيِّنُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ فِيهِ
أَنَّ مَنْ أَحَبَّهُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ وَنَالَ دَرَجَةَ الْوِلَايَةِ
فَإِنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ يُدَافِعُ عَنْهُ مَنْ أَرَادَ بِهِ سُوءً
أَوْ أَرَادَ بِهِ ضُرًّا
ثُمَّ بَيَّنَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ فِي هَذَا الْحَدِيثِ الْقُدْسِيِّ
الطَّرِيقَ الَّذِي يَنَالُ بِهِ الْمَرْءُ مَحَبَّةَ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ
وَمَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِيْ بِشَيءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ
مِمَّا افْتَرَضْتُهُ عَلَيْهِ
وَلَكِنَّ النَّاسَ يَتَفَاضَلُونَ فِي دَرَجَةِ الْمَحَبَّةِ
وَفِي مَرْقَاةِ هَذِهِ الدَّرَجَةِ الْعَظِيمَةِ
فَبَعْضُهُمْ أَحَبُّ إِلَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ مِنْ بَعْضٍ
وَلِذَلِكَ قَالَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ فِي الْحَدِيثِ الْقُدْسِيِّ
ولا يَزَالُ عَبْدِيْ يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ
أَيُّهَا الْإِخْوَةُ إِنَّ أَسْرَعَ طَرِيقٍ وَأَصْدَقَ طَرِيقٍ
لِيَنَالَ المَرْءُ وِلَايَةَ اللهِ وَمَحَبَّتَهُ
أَنْ يَأْتِيَ بِالْفَرَائِضِ عَلَى وَجْهِهَا
ثُمَّ أَنْ يَتَحَبَّبَ لَهُ جَلَّ وَعَلَا بِالنَّوَافِلِ
ثَبَتَ فِي الصَّحِيحِ أَنَّ أَعْرَابِيًّا أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
فَقَالَ: مَا أَوْجَبَ اللهُ عَلَيَّ بَعْدَ الشَّهَادَتَيْنِ؟
قَالَ: أَنْ تُصَلِّيَ الْخَمْسَ وَأَنْ تَصُومَ رَمَضَانَ
وَأَنْ تُؤَدِّيَ زَكَاةَ مَالِكَ وَأَنْ تَحُجَّ الْبَيْتَ
قَالَ: هَلْ عَلَيَّ غَيْرُهَا؟
قَالَ: لَا إِلَّا أَنْ تَطَوَّعَ
فَأَدْبَرَ وَهُوَ يَقُولُ: وَاللهِ لَا أَزِيْدُ عَلَيْهَا أَبَدًا
فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
مَنْ سَرَّهُ أَنْ يَنْظُرَ إِلَى رَجُلٍ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَلْيَنْظُرْ إِلَى هَذَا
إِذَنْ الْأَقَلُّ مِنْ دَرَجَاتِ الْمَحَبَّةِ أَنْ تَأْتِيَ بِالْفَرَائِضِ
وَأَنْ تَنْكَفَّ عَنِ الْمُحَرَّمَاتِ الَّتِي حَرَّمَهَا اللهُ عَزَّ وَجَلَّ
لَكِنَّ النَّاسَ دَرَجَاتٌ فِي هَذِهِ الْمَحَبَّةِ
فَكُلَّمَا زَادَتْ طَاعَةُ الْمَرْءِ لِرَبِّهِ
وَزَادَ تَقَرُّبُهُ إِلَيْهِ بِالنَّوَافِلِ كُلَّمَا كَمُلَ… كَمُلَتْ مَحَبَّةُ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ لَهُ
وَمَا يَزَالُ عَبْدِيْ يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ
وَهُنَا يَبْتَلِي الْمَرْءُ إِيمَانَهُ وَيَنْظُرُ إِلَى صِدْقِهِ وَمَدَى تَحَقُّقِ هَذِهِ الدَّرَجَةِ مَعَهُ
فِي امْتِثَالِهِ لِلسُّنَنِ وَالنَّوَافِلِ
وَلِذَلِكَ قَالَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ
قُلْ إِن كُنتُمْ تُحِبُّونَ اللهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللهُ
اُنْظُرْ إِلَى صَحَابَةِ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
فَقَدْ ضَرَبُوا أَعْظَمَ الْأَمْثِلَةِ فِي ذَلِكَ
فَقَدْ كَانُوا فِي الْمُلَازِمَةِ لِلسُّنَّةِ وَالْاِتِّبَاعِ لِلْخَبَرِ
مِنْ أَصْدَقِ النَّاسِ وَأَتَمِّهِمْ
وَذَلِكَ امْتِثَالًا لِقَوْلِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ
وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلَا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللهُ وَرَسُولُهُ أَمْرًا
أَن يَكُونَ لَهُمُ الْخِيْرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ