Permasalahan sihir adalah permasalahan yang berat. Karena sihir termasuk perkara yang dapat mengeluarkan seseorang dari Islam. Sayangnya praktik sihir dan sejenisnya justru digandrungi oleh sebagian masyarakat. Ada banyak ayat di dalam al-Qur’an yang menjelaskan betapa bahayanya perbuatan sihir.

Rangkaian kalimat yang penuh berkah ini menunjukkan,
sebagaimana disebutkan oleh para ulama—semoga Allah Ta’ālā merahmati mereka—
tentang kafirnya Tukang Sihir dari tujuh sisi pendalilan:
PERTAMA:
Dalam firman-Nya Tabāraka wa Ta’ālā:
Sebagian dari orang-orang yang diberi kitab (Taurat) melemparkan kitab Allah itu ke belakang punggung mereka, … (QS. Al-Baqarah: 101)
Perbuatan melemparkan kitab Allah ini jelas kekafiran tanpa keraguan.
KEDUA:
Dalam firman-Nya Tabāraka wa Ta’ālā:
Dan mereka mengikuti apa yang dibacakan para setan di masa kerajaan Sulaiman, …
Dan mereka mengikuti apa yang dibacakan para setan di masa kerajaan Sulaiman, …
Mengikuti ini adalah mengikuti kesyirikan yang didakwahkan oleh para setan,
seperti doa dalam sebuah hadis, “Aku berlindung kepada-Mu dari setan dan kesyirikannya.” (HR. Tirmizi)
Maksudnya, adalah ajakan setan untuk berbuat syirik dan kafir kepada Allah.
KETIGA:
Allah membebaskan Nabi-Nya, Sulaiman ʿalaihis salām
dari apa yang mereka tuduhkan bahwa beliau melakukan sihir, dengan firman-Nya Jalla wa ʿAlā:
… dan Sulaiman tidaklah kafir, …
… dan Sulaiman tidaklah kafir, … Allah bebaskan dia dari sihir dengan firman-Nya:
… dan Sulaiman tidaklah kafir, … yang menunjukkan bahwa mengajarkan dan melakukan sihir adalah kufur,
karena Allah membebaskan Sulaiman ʿalaihis salām dari sihir dengan mengatakan:
… dan Sulaiman tidaklah kafir, …
KEEMPAT:
Dalam firman Allah Subẖānahu wa Ta’ālā:
… namun para setanlah yang kafir karena mengajarkan sihir, …
Allah menyatakan kafirnya setan bersamaan dengan pengajaran sihir mereka kepada orang-orang.
KELIMA:
Firman Allah tentang dua malaikat yang diturunkan sebagai cobaan dan ujian,
Allah berfirman: “Keduanya tidak mengajarkan sihir kepada seorang pun kecuali mengatakan, …
… ‘Sesungguhnya kami adalah fitnah, maka janganlah kamu kafir.’”
KEENAM:
Dalam firman Allah Allah Subẖānahu wa Ta’ālā:
“Sungguh mereka telah mengetahui bahwa orang yang menukarnya (kitab Allah dengan sihir), …
… tiada baginya sedikit pun bagian di akhirat. (QS. Al-Baqarah: 102)”
Yaitu, dia tidak dapat keuntungan atau bagian dari Surga.
KETUJUH:
Berdasarkan firman-Nya:
“Dan jika mereka beriman dan bertakwa, balasan bagi mereka di sisi Allah adalah lebih baik, …
… jikalau mereka mengetahui. (QS. Al-Baqarah: 103)”

Ini adalah tujuh sisi pendalilan dari rangkaian kalimat yang penuh berkah ini,
yang menunjukkan kafirnya penyihir.

***

وَقَدْ دَلَّ هَذَا السِّيَاقُ الْمُبَارَكُ
كَمَا ذَكَرَ أَهْلُ الْعِلْمِ رَحِمَهُمُ اللهُ تَعَالَى
عَلَى كُفْرِ السَّاحِرِ مِنْ وُجُوهٍ سَبْعَةٍ
الْأَوَّلُ فِي قَوْلِهِ تَبَارَكَ وَتَعَالَى
نَبَذَ فَرِيقٌ مِّنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ كِتَابَ اللَّهِ وَرَاءَ ظُهُورِهِمْ
وَهَذَا النَّبْذُ لِكِتَابِ اللهِ كُفْرٌ بِلَا رَيْبٍ
الْوَجْهُ الثَّانِي فِي قَوْلِهِ تَبَارَكَ وَتَعَالَى
وَاتَّبَعُوا مَا تَتْلُوا الشَّيَاطِينُ عَلَى مُلْكِ سُلَيْمَانَ
وَاتَّبَعُوا مَا تَتْلُوا الشَّيَاطِينُ عَلَى مُلْكِ سُلَيْمَانَ
وَهَذَا الْاِتِّبَاعُ اِتِّبَاعٌ لِلشَّيَاطِينِ فِيمَا تَدْعُو إِلَيْهِ مِنَ الشِّرْكِ
وَفِي الدُّعَاءِ الْمَأْثُورِ: أَعُوذُ بكَ مِنَ الشَّيْطَانِ وَشِرْكِهِ
أَيْ مَا يَدْعُو إِلَيْهِ مِنَ الشِّرْكِ وَالْكُفْرِ بِاللهِ
الْوَجْهُ الثَّالِثُ تَبْرِئَةُ اللهِ لِنَبِيِّهِ سُلَيمَانَ عَلَيْهِ السَّلَامُ
مَا نَسَبَهُ إِلَيْهِ هَؤُلَاءِ مِنَ التَّعَاطِيْ لِلسِّحْرِ بِقَوْلِهِ جَلَّ وَعَلَا
وَمَا كَفَرَ سُلَيْمَانُ
وَمَا كَفَرَ سُلَيْمَانُ – فَبَرَّأَهُ مِنَ السِّحْرِ بِقَوْلِهِ
وَمَا كَفَرَ سُلَيْمَانُ – مِمَّا يَدُلُّ عَلَى أَنَّ تَعَلُّمَ السِّحْرِ وَتَعَاطِيَهُ كُفْرٌ
لِأَنَّ اللهَ بَرَّأَ سُلَيمَانَ عَلَيْهِ السَّلَامُ مِنَ السِّحْرِ بِقَوْلِهِ
وَمَا كَفَرَ سُلَيْمَانُ
الْوَجْهُ الرَّابِعُ قَوْلُ اللهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى
وَلَكِنَّ الشَّيَاطِينَ كَفَرُوا يُعَلِّمُونَ النَّاسَ السِّحْرَ
فَذَكَرَ كُفْرَ الشَّيَاطِينِ مَقْرُونًا بِتَعْلِيمِهِمْ لِلنَّاسِ السِّحْرَ
الْوَجْهُ الْخَامِسُ مَا ذَكَرَهُ اللهُ عَنِ الْمَلَكَيْنِ اللَّذَيْنِ أَنْزَلَهُمَا ابْتِلَاءً وَامْتِحَانًا
قَالَ: وَمَا يُعَلِّمَانِ مِنْ أَحَدٍ حَتَّى يَقُولَا
إِنَّمَا نَحْنُ فِتْنَةٌ فَلَا تَكْفُرْ
وَالْوَجْهُ السَّادِسُ فِي قَوْلِ اللهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى
وَلَقَدْ عَلِمُوا لَمَنِ اشْتَرَاهُ
مَا لَهُ فِي الْآخِرَةِ مِنْ خَلَاقٍ
أَيْ لَيْسَ لَهُ حَظٌّ وَلَا نَصِيبٌ
وَالسَّابِعُ فِي قَوْلِهِ
وَلَوْ أَنَّهُمْ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَمَثُوبَةٌ مِّنْ عِندِ اللَّهِ خَيْرٌ
لَّوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ
فَهَذِهِ وُجُوهٌ سَبْعَةٌ دَلَّ عَلَيْهَا هَذَا السِّيَاقُ الْمُبَارَكُ
عَلَى كُفْرِ السَّاحِرِ