Shalat menjadi kewajiban bagi setiap muslim dan muslimah. Meninggalkan shalat tergolong dosa besar yang mana dosanya lebih besar daripada dosa zina ataupun mencuri. Untuk itu seorang muslim harus memperhatikan shalatnya.
Bagaimana hukum orang yang dulunya tidak salat,
kemudian bertobat, lalu istikamah,
apakah ia harus mengqada semua salat yang dia tinggalkan
di masa-masa sebelumnya?
Pendapat yang tepat, dia tidak berkewajiban mengqadanya.
Apabila dia bertobat kepada Allah,
cukup baginya menjaga salatnya di masa-masa berikutnya.
Adapun sebelum tobat, dia adalah orang kafir.
Barang siapa yang meninggalkan salat dengan sengaja, maka ia kafir,
sebagaimana sabda Nabi Ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam,
(Pemisah) antara seorang hamba dengan kekafiran adalah meninggalkan salat. (HR. At-Tirmidzi)
Saat masih meninggalkan salat, dia adalah orang kafir.
Ketika bertobat, maka dia masuk Islam lagi,
dan ia harus menjaga salatnya di masa-masa berikutnya.
***
مَا حُكْمُ مَنْ كَانَ لَا يُصَلِّي
ثُمَّ تَابَ وَاسْتَقَامَ
هَلْ عَلَيْهِ أَنْ يَقْضِيَ الصَّلَوَاتِ الَّتِي فَاتَتْهُ
فِي السَّنَوَاتِ الْمَاضِيَةِ؟
الصَّحِيحُ أَنَّهُ لَيْسَ عَلَيْهِ قَضَاءٌ
وَإِنَّمَا إِذَا تَابَ إِلَى اللهِ
يُحَافِظُ عَلَى الصَّلَوَاتِ فِي الْمُسْتَقْبَلِ
وَأَمَّا قَبْلَ التَّوْبَةِ هُوَ كَافِرٌ
مَنْ تَرَكَ الصَّلَاةَ مُتَعَمِّدًا كَفَرَ
كَمَا قَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
بَيْنَ الْعَبْدِ وَبَيْنَ الْكُفْرِ تَرْكُ الصَّلَاةِ
كَانَ فِي تَرْكِهِ لِلصَّلَاةِ كَافِرًا
فَلَمَّا تَابَ دَخَلَ فِي الْإِسْلَامِ مِنْ جَدِيدٍ
فَيُحَافِظُ عَلَى الصَّلَاةِ فِي الْمُسْتَقْبَلِ














